☘ - Seventeen

17.8K 794 62
                                    


      "Woy! mana janji lo, kunyuk? Katanya mau bagi-bagi tuh cewek ke kita." Salah seorang cowok berbicara seraya menepuk punggung temannya.

      "Tau nih. Ngomong doang lo, Yon," timpal cowok berbehel merah di samping cowok tadi.

      Sedangkan cowok yang tadi di tepuk punggungnya hanya diam tanpa bereaksi. Cowok itu tampak menatap ponselnya yang terus-terusan menampilkan notifikasi telepon ataupun line dari seseorang yang bisa dikatakan sudah menjadi bagian dari hidupnya. Biarpun begitu cowok itu tidak mau mengangkat telepon atau membalas pesan itu. Dan hanya menatap ponselnya tanpa berniat meskipun sekali saja untuk mengangkatnya.

      Melihat temannya tidak merespon apa-apa, membuat cowok berbehel merah itu berdecak.

      "Woy, Yon?" panggilnya.

      Akhirnya karena terlalu malas untuk mengangkat telepon itu, cowok itu pun menonaktifkan ponselnya. Kemudian beralih untuk menatap kedua temannya.

      "Santai aja. Lo berdua pasti bakal kebagian buat nyicipin tuh cewek, gue akan nepatin janji gue malem ini," katanya mantap.

      Mendengar itu, membuat kedua cowok tersebut bersorak senang.

      "Nah gitu dong. Baru namanya temen gue, hahaha!" kata cowok berjaket hitam itu seraya tertawa.

      "Asik dah. Bakalan seru nih malem ini, hahahaha!" timpal cowok berbehel merah.

      Melihat kedua temannya bersorak gembira, tak lantas membuatnya ikut bersorak. Cowok itu hanya menatap ke depan dengan tersenyum miring yang tertera di bibirnya. Menerawang bagaimana jika janjinya itu bisa membuat kedua temannya senang, begitu juga dengan dirinya yang akan senang ketika melihat wajah itu ketakutan dan berteriak ketika kesakitan.

~×~

      Setelah seminggu berlalu pengurus OSIS melakukan rapat acara pentas seni, dan mempersiapkan segala keperluan untuk acara itu, akhirnya acara pentas seni di SMK Cakrawal diadakan pada hari ini. Tepat pukul tujuh pagi, ketua OSIS memberikan pidato sebagai pembukaan. Dan acara kini berlangsung tanpa adanya sebuah halangan.

      Saat ini, Rena, Velisia dan Tata tengah berada di ruang make up. Mempersiapkan segalanya untuk mereka tampil di atas panggung. Penampilan mereka kini sudah sama. Dengan dress pink pendek melekat di tubuh mereka, serta make up yang sudah menghiasi wajah mereka. Tinggal menunggu waktunya mereka untuk naik ke atas panggung, mempertunjukan tarian modern ala artis barat yang akan membuat seluruh siswa tidak bisa berkedip ketika melihat tubuh sexy ketiga remaja itu.

      "Njirr, kok gue gugup, ya," kata Tata dengan kaki yang sejak tadi tidak bisa diam karena terus bergerak naik-turun.

      Velisia mendengus geli. "Alay lo. Udah biasa tampil di panggung juga, pake gugup segala. Lembek dasar," cibir Velisia seraya melipat tangan di depan dada.

      "Yee, kaya lo nggak gugup aja," balas Tata tidak suka.

      "Emang nggak. Gue biasa aja tuh, nggak kaya lo, lembek."

      "Anjirr! Belagu banget lo! Gue doain semoga lo gugup setengah mati abis ini."

      "Heh, dengar ye, Ta. Mana ada sih sejarahnya seorang Velisia gugup di depan banyak orang? Nggak lah. Itu nggak ada di dalam kamus gue."

      "Sok punya kamus lo! Lagian ya ...."

      Disaat Velisia dan Tata sedang sibuk berdebat, tidak membuat Rena mengalihkan pandangannya dari ponsel yang sudah sejak tadi dia genggam. Menunggu balasan pesannya dan juga jawaban atas teleponnya yang sejak semalam tidak diterima oleh cowok itu. Rena tidak mengerti apa yang terjadi dengan Dion, pacarnya. Karena tidak biasanya cowok itu tidak membalas pesannya, bahkan ketika ditelepon Dion selalu cepat mengangkat disaat nada telepon baru saja tersambung. Tapi sekarang. Seperti sesuatu telah terjadi. Hal itu yang sejak semalam mengganggu pikirannya hingga cewek itu tidak bisa tidur.

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Where stories live. Discover now