☘ - Twelve

19.4K 834 16
                                    


      Varo dan Thala keluar dari ruang OSIS seraya mengobrol serius. Aldi yang sedari tadi menunggu mereka berdua di depan, seketika langsung beranjak dari duduknya ketika melihat kedua orang yang ditunggu akhirnya keluar juga. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, yang artinya Aldi menunggu kedua temannya itu selama lima belas menit. Oh ralat, lebih ternyata. Ya, kira-kira selama setengah jam.

      "Lama banget lo berdua. Gue cape tau nunggu. Emang lo kata nunggu itu enak apa?" Tampang Aldi yang sudah kusam, membuatnya berucap menyerocos tanpa henti dengan menatap kedua temannya dengan kesal.

      "Yang nyuruh lo nunggu siapa, hah?" tanya Thala seraya memutar kedua bola matanya.

      "Nggak ada sih, hehe ...." Aldi nyengir kuda. Membuat matanya jadi menyipit. "Biarin aja sih. Kan gue mau pulang bareng lo pada."

      "Loh emang udah bel pulang?" tanya Varo seraya melirik arloji hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Menunjukkan pukul 15.38 sore. Yang artinya bel pulang sudah berbunyi lebih dari setengah jam.

      "Udah dari tadi, Ucupp!" kesal Aldi.

      "Nama gue Varo, bukan Ucup," balas Varo Menatap Aldi datar.

     "Bodo amat." Aldi cemberut. "Btw, tadi lo berdua ngomongin apaan? Kok kayaknya serius amat?" tanya Aldi penasaran ketika tadi melihat Varo dan Thala yang keluar seraya berbincang dengan wajah serius.

      "Kepo lo! Pengen tau aja urusan OSIS. Lo kan bukan pengurus OSIS," kata Thala sinis.

      "Yee, justru itu, gue nanya karena mungkin aja lo berdua ada masalah OSIS atau apa. Dan mungkin gue bisa bantu," balas Aldi tak terima dengan ucapan Thala.

      "Bantu apaan? Bantu doain? yah, itu mah udah banyak yang doain," kata Thala.

      "Doain apaan?" tanya Aldi bingung.

      "Doain kematian lo, hahahaha ...."

     "Tai lo!" umpat Aldi kesal.

      Thala ngakak ketika melihat wajah Aldi yang masam. Ucapan Thala menyinggungnya. Secara tidak langsung kalau Thala menyumpahi supaya Aldi cepat meninggal.

      Varo yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengelus dada.
'Ya Allah, ampuni lah dosa teman hamba yang sableng ini,' batin Varo berdoa.

      "Udah-udah, kuy balik. Gue udah cape banget nih," kata Varo mengajak keduanya.

      Thala berusaha menghentikan tawanya, namun nyatanya semakin cowok itu mengingat wajah Aldi yang masam terlihat konyol di matanya, semakin cowok itu tidak bisa menghentikan tawanya.

      Melihat Thala yang masih menertawakannya, membuat Aldi semakin kesal. Kemudian cowok itu pun berjalan cepat menuju parkiran meninggalkan kedua temannya di belakang. Sedangkan Varo dan Thala mengikutinya dari belakang dengan Thala yang masih terus tertawa tanpa henti.

     Ketiga cowok itu menghentikan laju motor mereka ketika sudah sampai di depan pekarangan rumah Varo. Ketiganya turun dari masing-masing motor mereka, lantas masuk ke dalam rumah Varo.

      "Assalamualaikum," ucap Varo memberi salam ketika masuk rumah, diikuti Aldi dan Thala.

      "Wa'alaikumussalam." teriak seorang wanita dari dapur.

     "Lo berdua duluan ke kamar gue aja. Gue mau nyamperin nyokap gue dulu," kata Varo seraya melepas hoodienya dan disampirkan di sandaran sofa yang berada di dekatnya. Thala dan Aldi mengangguk, lantas kedua cowok itu segera berlari menaiki undakan tangga menuju lantai dua kamar Varo. Sedangkan Varo berjalan menuju dapur di mana seorang wanita paruh baya sedang asyik berkutat dengan bahan-bahan masakan.

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Where stories live. Discover now