11

522 14 0
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian Felly di tinggal oleh Felix di villa, dan sejak saat itu Felly tidak pernah mengangkat telepon dari Felix.

Felly hanya berdiam diri di kamar, dia keluar hanya sekedar makan atau keperluan lainnya.

Bahkan abangnya sangat heran dengan sikap Felly yang berubah, biasanya di liburan seperti ini dia sangat semangat, tapi tidak untuk kali ini.

Padahal besok Felly sudah masuk sekolah, sebagai anak kelas 11.

Sedari tadi ponsel Felly berdering, dan tertera nama Felix di ponsel itu.

Dia sangat sakit hati melihat nama orang yang di sayangnya itu.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, dan muncullah Riki.

Riki menghampiri Felly yang sedang duduk di balkon sambil menikmati angin yang menerbangkan sebagian rambutnya.

"Lo lagi sedih?" tanya Riki.

Felly yang menyadari Riki sedang duduk disampingnya, langsung menaruh kepalanya di bahu abangnya itu.

"Kayaknya gue harus bikin perhitungan sama tuh cowok, dia bikin lo sedih mulu kayaknya." lanjut Riki.

"Jangan bang, lo sakitin dia sama aja lo sakitin gue, gue sayang sama dia, dan gue sedih kalo misalnya dia sakit. Jangan pernah lo sakitin dia." balas Felly.

"Tapi gue ga mau liat lo terus-terusan begini dek. Gue ga tega, gue juga sakit liat lo begini." ucap Riki.

"Bang, intinya gue bahagia liat dia bahagia, cukup gue aja yang begini, kalo lo sakitin dia, gue tambah sakit." lirih Felly yang sudah menangis.

"Biarpun dia begini sama gue, tapi gue tetap sayang sama dia, ga peduli berapa kali dia nyakitin gue, seberapa sering dia bikin kecewa gue, tapi perasaan gue ga pernah berubah sama dia bang." lanjut Felly.

Riki sangat sesak melihat adik satu-satunya ini begini. Dia rindu Felly yang cerewet, ceroboh, ramah tamah, bukan yang seperti ini.

"Okey. Gue turutin kemauan lo, tapi kalo nanti dia udah kelewatan banget sama lo, gue ga akan tinggal diam." ucap Riki sambil menghapus air mata Felly.

Felly hanya mengangguk dan memeluk Riki.

***

Pagi yang cerah, dan semangat baru bagi Felly.

Dia tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan.

Awal masuk kelas 11, akhirnya Felly sudah menjadi kakak kelas.

"Pagi semuanya!" sapa Felly kepada mama, papa, dan abangnya.

Sedangkan mereka hanya tersenyum manis melihat semangat Felly yang muncul kembali.

"Cie cie Felly, udah jadi kakak kelas." ledek Riki.

"Apa sih bang." omel Felly

"Abang, jangan ledekin Felly terus, udah kamu sarapan, nanti kalian telat." ucap sang mama.

Felly menjulurkan lidah kepada abangnya.

Sedangkan Riki hanya memutarkan bola matanya malas.

Setidaknya dek, sifat lo yang dulu balik, batin Riki.

***

Saat sampai di depan gerbang sekolahan, Felly langsung melesat mencari mading.

Dan ternyata, kelasnya tidak diubah, dia tetap sekelas dengan Christy, yey senangnya.

11 AK 1.

Itulah kelas Felly yang sekarang, dia segera pergi ke kelas itu dengan senyum yang lebar dan menyapa semua orang yang melewatinya.

Lebih Dari Sekedar Friendzone.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang