14

528 12 0
                                    

Seminggu berlalu, sejak kejadian saat hidung Siska berdarah, Felix jarang ada waktu untuk Felly.

Felix memutuskan untuk fokus melindungi Siska yang penyakitnya semakin parah, tanpa memperdulikan Felly.

Saat ini, Felix sedang berada di rumah Siska, tepatnya dikamar Siska.

Siska sedang berbaring, dia memutuskan untuk tidak sekolah terlebih dahulu sampai kondisinya membaik.

"Sebaiknya lo pulang dulu Fel, ganti baju dulu baru kesini. Lo udah makan?" tanya Siska sambil berusaha untuk duduk.

"Gapapa Sis, lo tenang aja. Gue udah makan kok tadi disekolah. Gue harus tetap jagain lo Sis." jawab Felix sambil membantu Siska untuk duduk.

Sudah seminggu Felix menemani Siska disini. Mama nya Siska hanya fokus bekerja tanpa memperhatikan kondisi anaknya. Oleh karena itu, Felix meminta izin kepada mama Felix untuk menemani Siska sampai kondisinya membaik.

"Besok gue mau sekolah." putus Siska sambil menatap sendu Felix.

"Sebentar lagi kita mau ujian kenaikan kelas, dan setidaknya gue harus tahan sampai gue lulus sekolah, habis itu gue bisa pergi dengan tenang." lanjut Siska dengan senyum yang menurut Felix sangat menyedihkan. Karena dibalik sikap Siska yang terkadang menjengkelkan, dia begitu rapuh. Dia membutuhkan seseorang yang begitu tulus menyayanginya, tidak seperti mamanya, yang sibuk dengan dunianya sendiri. Mungkin setelah Siska pergi, mamanya baru menyesalinya.

"Lo ga boleh gitu Sis, gimanapun juga lo harus tetap bareng sama gue! Lo harus tetap disisi gue!" jawab Felix sambil memeluk tubuh Siska seakan Felix memberinya kekuatan.

"Gue ga kuat Fel, gue ga kuat.. Gue takut lo ninggalin gue.. Gue takut, karena sekarang lo udah ada Felly. Gue takut lo pergi, dan akhirnya gue sendiri lagi.." lirih Siska sambil menangis sesenggukan dibahu Felix.

"Walaupun gue sama Felly, gue akan tetap ada disisi lo! Felly juga ngerti posisi gue. Gue ga akan ninggalin lo hanya karena Felly. Gue sayang kalian berdua. Kalian menempati posisi masing-masing dihati gue." jelas Felix panjang lebar sambil mengusap punggung Siska.

"Lo janji? Biarpun lo sama Felly, apa lo janji ga akan ninggalin gue?" tanya Siska sambil menatap Felix.

"Gue janji. Dan sebaiknya lo jangan jutek ke Felly, gue mau lo sama dia akrab, dia baik kok." jawab Felix sambil tersenyum tulus.

"Oke. Gue coba." jawab Siska sambil membalas senyum Felix dan kembali memeluk Felix.

***

Saat ini, Felly sedang duduk dibalkon kamarnya, ditemani dengan hot chocolate.

Bunyi ketukan pintu mengagetkan Felly, dan mengembalikan Felly dari acara melamunnya.

"Masuk aja." ucap Felly.

"Ini abang! Lo disuruh mama ke ruang tamu sekarang." ucap bang Riki.

Felly bingung, ada apa mamanya menyuruh Felly ke ruang tamu, kenapa tidak ke kamarnya saja. Daripada Felly semakin penasaran, dia memutuskan untuk segera ke ruang tamu.

Saat sampai ditangga terakhir, jantung Felly berdegup kencang, pasalnya disana sudah berkumpul semua keluarga kecilnya. Papa, mama, dan bang Riki.

"Felly, sini." ucap papanya dingin, tak biasanya papa Felly berkata seperti itu kepada Felly, dan sejak kapan papa dan mama Felly disini? Bukannya papa dan mama Felly sedang berada diluar negeri? Oh my God! Felly sangat rindu papa!

"Papa?! Papaaaa! Felly kangen banget! Sejak kapan papa pulang? Kok ga ngabarin Felly sih?! Kan Felly bisa jemput di bandara." ucap Felly sambil berteriak dan memeluk papanya dengan erat.

Lebih Dari Sekedar Friendzone.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang