yang bodoh itu terus disanjung
yang berilmu pula ditentang
disoal pula kenapa dunia makin kotor
dia sendiri lupa akan silap mengaturyang dijuangkan pula tinggal kata
yang diterima pula tiada makna
berdiam diri pula dikatakan kita akur
bila melawan dikatakan tak bersyukurmelawan tanpa senjata
yang ada cuma minda
tidak rela ku terus dijajah
oleh perjuangan yang dikata adabergerak perlahan melawan rasa
mengejar masa yang berlalu pergi
dengan kudrat ini adakah jasa
sebelum nyawa ini meninggalkan diritetap saja aku melangkah mencari
masih mampu untuk aku terus berdiri
mencari apa yang orang buang
menuntut apa yang orang tentangmencari jawapan yang ada makna
mencari serpihan rasa percaya
mencari kasih yang sudah tiada
mencari ilmu yang ditentang merekakekal lagi kaki ini berlari, menanti
cekal lagi hati ini mencari, menemui
menuntut keadilan untuk ilmuan
mencari ilmuan yang ingin berkawanharapan hati janganlah pergi
teruslah berjuang sehingga mati
percaya nanti yang esok hari
pasti bertemu kemenangan nantiluahan rasa hati yang kecewa
luahan jiwa yang merana
tetap diri dalam kelam menanti cahaya
nescaya nanti mereka berubahjanganlah pernah kau katakan putus asa
terbanglah dalam impian mu merasa
bertahan dalam apa yang kau kata
jangankan nanti kita yang berdustatetapkan dirimu dengan niat murni
untuk membela nasib diri
bukannya untuk diri sendiri
juangkan juga mereka iniberpautlah pada tangan sendiri
diharapkan orang, lainkan terjadi
percayalah kau pada diri
biar bertongkat tetaplah berdirimelawan masa yang kian pergi . . . . .
-Benji Alforock
YOU ARE READING
Rintihan Sanubari
PoetryBerontak jiwa kadang tanpa hadirnya suara, kadang pula tanpa susun kata yang teratur. Dari riak wajah pasti terpampang senyum mesra, padahal jiwanya koyak dek kata yang tak mampu ditutur. -Benji Alforock