Part 5

855 36 0
                                    

Kali ini suasana kelas XII MIPA 3 sedang ramai sekali, para siswa-siswi saling berebut ingin mendapatkan sesuatu yang lebih bagus dan lebih besar. Pasti kalian akan bingung apa yang sedang mereka perebutkan sampai seheboh itu.

"Dani, itu punya gue. Lo kan juga di kasih"

"Yang gue mah jelek, punya lo mah bagus. Tukeran aja ya, eh jangan deh ini buat gue aja."

"Gak mau, pokoknya itu punya gue."

"Pelit banget sih lo."

"Lagian itu mah buat cewek Dani, lo gak liat gambarnya."

"Lihat kok, ini buat adek gue. Dia itu suka syirik kalau gue punya barang baru."

"Bodo amat gue gak peduli, balikin gak!"

"Bantuin gue lah Rin, cuman punya lo doang ini yang cocok buat adek gue."

"Gue bilang gak mau, ya gak mau."

"Ini menyangkut hidup dan mati gue Rin, masa lo gak mau bantu sih."

Semua murid yang berada di kelas itu tertawa terpingkal-pingkal melihat Dani si cowok paling tengil di kelas sedang berebut sesuatu dengan Rina si cewek paling cerewet dan keras kepala.

Bagaimana tidak, pemandangan seperti itu memang hampir setiap hari terlihat, namun untuk kali ini berbeda. Dani berkata bahwa ini menyangkut hidup dan mati, memang sebagian teman Dani di kelas mengetahui jika adik perempuan Dani yang berumur dua tahun lebih muda dari Dani dan bernama Dina, selalu ingin mempunyai barang baru jika abangnya pun di belikan barang baru.

Tidak masalah jika Dina tidak mengetahuinya, namun kali ini dia pasti mengetahuinya, karena dia adalah biang gosip. Adik Dani ini memang bersekolah di satu SMA yang sama dengan Dani yaitu SMA Bhakti Husada dan bertempat di kelas X MIPA 5.

"Lol, masih ada lagi gak sandalnya?"

"Ada sih kalau di rumah soalnya gue beli lebih, besok gue bawa ke sekolah deh."

"Makasih banyak Lolita, lo baik banget emang, gak kayak si Rina pedit."

Mendengar namanya di sebut Dani, Rina pun menatap Dani tajam dengan mata nyalang seolah siap membunuhnya kapan saja. Lolita dan yang lainnya yang melihatnya pun hanya terkekeh geli.

Akhirnya keributan di kelas XII MIPA 3 pun sudah senyap dan berganti dengan suara cewek-cewek yang memperlihatkan barang pemberian Lolita. Karena gadis itu baru saja pulang dari Jepang dan membelikkan beberapa oleh-oleh untuk teman-temannya yang sudah dia tata rapi di dalam paper bag dan nantinya di bagikan perorang satu paper bag, sengaja dia tempatkan seperti itu karena agar semuanya bisa terbagi rata dan juga rapi.

Iya, penyebab keributan antara Dani dan Rina tadi adalah pasal oleh-oleh yang di bawa oleh Lolita. Lolita memang salah satu murid paling kaya di SMA Bhakti Husada dan paling kaya di kelas XII MIPA 3, maka tak heran jika dia pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis keluarga, pastinya jika dia pulang selalu membawa oleh-oleh yang bejibun. Karena Lolita tidak di izinkan untuk tinggal sendiri selama orang tuanya pergi ke luar negeri.

Biasanya oleh-oleh itu di berikan untuk teman sekelasnya dan juga guru-guru, kepala sekolah serta staf dan penjaga sekolah bahkan sampai tukang bersih-bersih di SMA Bhakti Husada ini pun dia belikan. Mungkin untuk teman seangkatannya dia hanya membagikan souvenir saja yang sudah dia kemas dalam satu paper bag untuk satu kelas.

Miya dan Thalia yang sedari tadi hanya diam dan tertawa tidak mendapatkan barang apapun. Jangankan paper bag yang isinya tiga barang, souvenir satu barang saja mereka tidak mendapatkannya.

"Lol, lo nggak lupain kita-kita sebagai sahabat karib lo kan?" tanya Miya yang sedang memperhatikan Lolita tengah senyum-senyum sendiri.

"Tentu saja tidak," jawab Lolita santai.

Gamers Couple [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang