Part 18

302 19 0
                                    

Sesuai yang tadi sudah mereka bicarakan, sepulang sekolah Thalia dan Lolita harus menemani Miya belanja bulanan. Hukuman sederhana menurut mereka yang mereka dapatkan karena meninggalkan Miya dari sebelum upacara di mulai sampai upacara telah selesai.

Berhubung Miya dan Thalia hari ini tidak membawa kendaraan, maka mereka berangkat menggunakan mobil Lolita yang memang selalu cewek itu bawa ke sekolah.

Thalia yang ditugaskan membawa mobil mencebik kesal, pasalnya dia yang tadi akan melanjutkan game nya dengan duduk tenang di dalam mobil harus mengikhlaskan kesenangan nya tertunda.

Miya yang melihat raut wajah Thalia berubah masam, hanya bisa geleng-geleng kepala. Miya tahu bahwa Thalia sedang ingin bermain game di dalam mobil, dimana pun tempatnya yang penting nyaman dan tidak ada yang mengganggu.

Dengan berat hati Thalia duduk di balik kemudi, Miya dan Lolita memilih duduk berdua di belakang. Jahat sekali, rasanya Thalia sudah seperti supir bagi mereka.

"Tha, kok nggak jalan sih?" tanya Miya. Pasalnya sedari tadi memang belum ada tanda-tanda mobil akan meninggalkan area parkiran sekolah, mesinnya saja belum juga Thalia hidupkan.

Lolita yang sedang asyik bermain ponsel pun mengernyit heran. "Lo sakit?" tanya Lolita khawatir.

Sedetik kemudian sebuah ide melintas di kepala Thalia.

"Gue pusing nih, makanya gue belum nyalain mobilnya sebelum pusing gue ilang," ucap Thalia sambil memperlihatkan raut wajah yang kesakitan.

Ternyata berhasil. Mendengar penuturan Thalia itu, Lolita langsung membuka pintu mobilnya dan berlari menuju pintu bagian kemudi. Miya yang mengetahui akal busuk Thalia itu hanya bisa terkekeh geli.

"Lo pindah ke belakang sama Miya, biar gue yang bawa. Takut nanti kenapa-kenapa di jalan kalau lo masih nekat."

Sebelum menggantikan Thalia di kursi kemudi, Lolita terlebih dahulu memapah Thalia menuju kursi belakang, takut-takut nanti dia pingsan.

Selesai. Lolita langsung kembali ke kursi kemudi dan menjalankan mobilnya menuju supermarket terdekat.

Di kursi belakang, Thalia tengah sibuk dengan ponselnya, bermain game yang sudah menjadi favoritnya yaitu Mobile Legend. Sebelum memulai permainan, Thalia mengecilkan volume suaranya agar tidak terdengar oleh Lolita jika dia ternyata sedang membohongi gadis itu.

"Parah lo, ngibulin orang polos kayak dia" bisik Lolita pelan.

"Habis gue kesel, dari tadi pengen main tapi nggak jadi mulu."

Memang, jika sudah kecanduan game mau dimanapun, kapanpun dan dengan cara apapun. Game adalah prioritas bagi mereka sebagai para gamers.

*****

Hanya butuh 15 menit untuk menuju supermarket terdekat. Segera mereka langsung turun dari mobil Lolita, sebelumnya Lolita sudah memarkirkan mobilnya agar mudah keluar jika nanti mereka akan pulang.

Mereka bertiga bergegas masuk dan mengambil troli untuk tempat barang-barang yang dibeli Miya nanti. Lolita di tugaskan untuk mendorong trolinya, sedangkan Thalia di tugaskan untuk mengambil barang yang di sebutkan oleh Miya.

Satu persatu rak di supermarket mereka susuri, troli pun sudah terisi dengan berbagai keperluan untuk mandi, keperluan untuk mencuci dan menyetrika baju, sabun pencuci piring, macam-macam bumbu dapur, beberapa bungkus mie, cemilan, beberapa jenis sayur dan buah, juga beberapa skincare yang memang sudah habis di rumah.

"Nggak salah Mi, ini barang belanjaan bulanan lo untuk bulan ini aja?" tanya Lolita penasaran, karena troli yang dia dorong sudah terisi penuh.

Thalia yang berdiri di samping Lolita tidak merasa heran, karena memang biasanya sebanyak itu. Paling sekarang hanya di tambah beberapa skincare Miya saja.

Gamers Couple [Slow Update]Where stories live. Discover now