Part 25

264 13 0
                                    

Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, Kevin sudah sampai di cafe yang Miya beri tahu tidak lain yaitu cafe kakaknya sendiri.

Lonceng di pintu cafe berbunyi tanda seseorang masuk, Kevin langsung mengedarkan pandangannya mencari dua gadis yang akan ia temui. Tepat di ujung cafe dekat jendela, Kevin menemukan mereka yang seperti tengah membicarakan hal serius.

Langkah kakinya terayun menuju meja para gadis sampai akhirnya ia terduduk di kursi samping Miya. "Kenapa?" tanyanya.

"Lo tau nggak sih? Di situasi yang sekarang ini Thalia masih sempet-sempetnya nge-game, mana omongan gue nggak ada yang dia respon," adu Miya pada Kevin.

"Hari ini gue belum nge-game Mi, ngerasa ada yang kurang gitu," bela Thalia pada dirinya sendri.

"Ya tapi jangan sekarang pas gue lagi ngomong hal yang penting dong Tha," kesal Miya.

"Iya sorry, tapi gue denger kok apa yang lo omongin."

"Apa coba?"

"Lo bilang jangan kasih tau yang lain soal pertemuan tadi sama Leon kan? Lo udah bilang itu lebih dari sekali."

"Karena gue tau lo orang pelupa dan mulut lo itu ember."

"Itu dulu Mi, sekarang nggak lagi kali."

"Terserah lo, kalau misalnya ada yang tau hal ini selain kita bertiga berarti lo pelakunya."

"Kok cuma nyalahin gue sih kan ada Kevin juga." Thalia tak terima jika hanya ia yang disalahkan sementara ada orang lain disini selain dirinya.

"Gue tau dia nggak ember kayak lo."

"Curang lo mentang-mentang udah baikan, dasar bucin."

Pemandangan macam apa ini? Kepala Kevin terasa berdenyut melihat perdebatan dua gadis di depannya. Apa lagi ketika melihat pengunjung cafe memandangi mereka dan menatap Kevin seolah ia adalah pelaku dari perdebatan dua gadis ini.

Suara Miya dan Thalia memang tidak terlalu besar, tapi entah kenapa para pengunjung terus saja menatap ke meja mereka, entah spekulasi apa yang sedang mereka pikirkan.

Mungkin saja mereka berfikir ini seperti cinta segitiga. Miya dan Thalia yang sedang memperebutkannya sedangkan Kevin bingung memilih satu dari keduanya. Setelah sadar Kevin langsung menggelengkan kepalanya. Pemikiran apa itu, seperti sinetron saja.

"STOP!" Kevin muak, mereka masih saja berdebat sampai hal yang tak akan dibahas hari ini pun mereka bahas.

"Kalian bisa nggak sih diem, kita mau bahas masalah pertemuan hari ini."

"Iya iya," ucap Thalia dan Miya kompak.

"Jadi gini, gue yakin setelah rencana dia kali ini yang kita gagalin. Dia nggak bakalan nyerah, apalagi sekarang dia bisa manfaatin Lala dan gue denger juga ternyata Lala itu sepupu Leon."

Miya dan Thalia terkejut mendengar ucapan Kevin barusan, apalagi Thalia yang selama ini dekat dengan Lala.

"Nggak hanya itu, gue juga tahu tentang masalah Rafael, orang yang dulu lo sayang dan mungkin juga sekarang lo masih sayang."

"Tau darimana lo?" tanya Thalia menyelidik, karena yang ia tahu tidak ada selain Miya yang mengetahui hal itu.

Miya yang merasa di tatap menyelidik menggelengkan kepalanya memberi tahu bahwa bukan ialah pelakunya.

"Sebenarnya gue tau dari lama soal ini dan ini juga jadi salah satu alasan lo dulu nolak gue kan?"

"Sorry," ucap Thalia. Ia merasa bersalah akan hal itu, semua orang yang berusaha mendekatinya tak ada yang ia respon selain Kevin, entah kenapa ia hanya merespon pemuda itu saja.

Gamers Couple [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang