Part 30

261 13 0
                                    

Hari ini Leon harus menemui Lala dan mengatakan yang sebenarnya agar gadis itu paham dan tidak akan ada kesalahpahaman nantinya. Entah kenapa Leon merasa tidak enak hati dengan gadis mungil itu, melibatkannya dengan rencana yang bahkan tidak Lala ketahui membuat Leon selalu terpikirkan untuk mengatakannya kepada sepupunya itu dan mungkin sekarang waktunya.

Sebenarnya Leon terpaksa harus menarik Lala dalam rencana ini. Gadis polos yang tidak tahu apa-apa ia buat sebagai pancingan, karena kedekatan gadis itu akhir-akhir ini dengan Thalia mungkin bisa menjadi peluang untuk kelancaran rencana Leon selanjutnya.

Tepat pukul setengah tujuh malam, Leon menjemput sepupunya itu untuk di ajak ke sebuah cafe, membahas perihal rencananya secara jujur dan gamblang.

Karena Leon sedang membawa anak gadis orang yang mungil dan polos, ia pun hanya membawanya ke sebuah cafe terdekat mengingat orang tuanya pun berucap bahwa waktunya hanya sampai pukul delapan malam untuk bisa membawa anak gadisnya keluar.

Di perjalanan mereka banyak membahas sesuatu yang terkadang sampai tertawa dan menjadi tontonan pengendara lain. Karena terlalu berlarut dalam obrolan mereka tidak sadar jika dari jarak yang sedikit jauh ada dua motor yang mengikutinya tak lain dan tak bukan adalah Erik dan Roni.

Leon ingat jika di dekat sini ada sebuah cafe yang baru saja di buka beberapa hari yang lalu.

"La, kita ke cafe yang di depan sana ya? Yang kakak denger sih baru buka beberapa hari yang lalu, pasti lumayan rame dan obrolan kita juga sedikit kemungkinan ada uang menguping." Leon mengucapkannya dengan sedikit kasar di balik helm full face nya agar Lala yang duduk di belakangnya bisa terdengar.

Karena sedikit terdengar bising, Lala memajukan kepalanya tepat di samping bahu kiri Leon agar suaranya bisa terdengar. "Iya terserah kakak aja, aku mah ikut yang bawa apalagi lagi di traktir gini kan, hehe."

Di balik helm nya Leon tersenyum dan menggelengkan kepalanya mendengar penuturan gadis mungil itu, ia ternyata berbeda jauh dengan sang kakak.

Tepat setelah pembicaraan itu selesai, Leon membelokkan motornya dan mencari tempat untuk memarkir kan motornya. Benar dugaannya, cafe tersebut sangat ramai bahkan tempat parkir tidak muat akibat banyaknya mobil yang berjajar dibandingkan dengan sepeda motor.

Mendapatkan tempat parkir yang tak jauh dari cafe, Leon dan Lala segera turun memasuki cafe lalu mencari tempat uang kebetulan masih tersisa.

"Kak pesan minum sama makan dulu boleh nggak?" tanya Lala sambil mengedipkan kedua matanya. "Aku laper nih, belum makan malem."

Leon tampak gemas dengan gadis itu, sungguh Lala begitu imut. Jika orang lain yang melihatnya tak akan percaya kalau gadis itu adalah remaja kelas 10 alias kelas satu SMA.

Anggukan Leon membuat Lala berseru girang, ia memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan juga minuman. Gadis itu sungguh terlihat kelaparan karena menu yang di pesannya cukup banyak, apalagi jika kita mengingat postur tubuhnya.

Awalnya Leon sempat terperangah dengan jumlah makanan dan minuman yang Lala pesan. Bagaimana bisa gadis semungil itu menghabiskan banyak pesanan yang dia pesan.

Karena merasa dengan mendengar pesanan gadis itu Leon sudah merasa kenyang, akhirnya ia hanya memesan soda dan sepiring kentang goreng. Pesanan itu membuat Lala seketika menoleh terkejut.

"Kok kakak cuma pesen itu doang sih?" Pertanyaan Lala tidak di gubris karena Leon masih berbicara dengan pelayan itu baru setelah pelayan itu pergi Leon berbalik dan melihat Lala sedang memperhatikannya.

"Kenapa? Kok ngeliatinnya gitu amat sih?" Pertanyaan dibalas dengan pertanyaan. Namun gadis itu bukannya kesal, ia justru mengulangi pertanyaannya yang dia anggap sebagai jawaban.

Gamers Couple [Slow Update]Where stories live. Discover now