Part 12

377 31 0
                                    

Hari ini suasana rumah Thalia terlihat sangat ramai, mereka berkumpul di halaman belakang tempat acara akan berlangsung. Mereka semua sempat di buat bingung setelah datang ke rumah Thalia, di mana tidak ada tikar yang tergelar di ruang tamu seperti pada acara syukuran biasanya dan dari situ lah mereka menaruh curiga.

Tristan dan Johan yang menyambut kedatangan mereka sebelumnya mengernyit heran dengan penampilan teman-teman kalian, bahkan Johan berceloteh sambil menahan tawanya agar tidak keluar.

"Kalian mau pada pengajian dimana? Maaf kayaknya kalian semua salah alamat dan tempat deh," ucap Johan cekikikan.

"Kak Tristan katanya ngundang kita lewat Thalia dan kata Thalia di suruh pake baju begini," kata Jhonson santai.

Tristan melihat satu persatu teman-teman Thalia yang masih berdiri di dekat pintu, tidak ada yang aneh. Hanya Miya dan Jhonson yang Tristan kenal. Jika Miya memang teman semasa SMP Thalia dan Jhonson yang Tristan tahu adalah kekasih Thalia.

"Iya bener, tapi saya tidak menyuruh Thalia untuk memberi tahu kalian berpakaian muslim begini."

Mendengar penuturan Tristan mereka saling melirik satu sama lain, sedangkan Johan yang berdiri di samping Tristan masih terus terpaku pada satu gadis yang terlihat sangat cantik malam ini.

"Ya sudah tidak apa-apa bisa kalian berpakaian seperti ini juga, silahkan masuk dahulu dan langsung ke halaman belakang saja."

Selepas mereka sudah memasuki rumah, Tristan menyuruh Johan untuk mengantarkan mereka ke halaman belakang rumah. Dengan sangat antusias Johan menuruti nya, suatu kesempatan yang bisa dia ambil agar berada dekat dengan gadis itu.

Ketika mereka semua memilih masuk lebih dalam lagi, Tristan malah ke luar rumah menelepon seseorang dan menanyakan lokasi dia sekarang tengah berada di mana karena sebelumnya seseorang itu bilang sudah sampai di bandara dan tengah menunggu supir suruhan Tristan untuk menjemput nya.

Sedangkan di sebuah kamar tidur, seorang gadis sedang berguling di atas kasurnya akibat terlalu banyak tertawa. Sekali-kali lah Thalia ingin mengerjai teman-temannya, ini tidak terlalu parah karena ini menyangkut dengan kebaikan.

Tadi Thalia melihat teman-temannya datang bersamaan dan turun bersama juga, ketika melihat pakaian mereka sontak Thalia tertawa karena ternyata mereka menuruti perintahnya yang mungkin mereka tahu itu perintah sang kakak.

Setelah merasa cukup baik dan nafasnya sudah kembali teratur, Thalia memilih beranjak dari kasur dan keluar menyusul teman-temannya yang mungkin sudah sampai di halaman belakang rumah. Pakaian Thalia pun di bilang tidak jauh dari teman-temannya, hanya memakai celana kulot hitam di atas mata kaki juga kaos oblong berwarna pink dengan lengan panjang.

*****

Halaman belakang rumah Thalia sudah di hias sederhana namun cantik, dengan lampu kerlap-kerlip warna warni juga hiasan bunga yang terpajang di atas pintu menuju halaman belakang juga di dinding sekitarannya.

"Kak ini ada acara apa sih sebenarnya?" tanya Johan penasaran. Hanya Tristan lah satu-satunya orang yang mengetahui acara apa yang di lakukan pada malam ini.

"Nanti juga kamu tahu," kata Tristan santai sambil menepuk pelan pundak adik laki-laki nya itu lalu melenggang pergi menuju dapur.

Meskipun Johan saat ini sedang dilanda kepo berat, tapi untungnya dia bisa menahan kekepoan ini untuk tidak terus berlanjut bertanya. Karena sang kakak itu tidak menyukai orang yang banyak tanya.

Di lain sisi Thalia dan teman-temannya tengah berkumpul sambil berceloteh panjang lebar. Kubu lelaki dan perempuan sengaja di pisah karena jika sedang mengobrol atau bercerita lalu mereka di satukan, akan terjadi perdebatan antara Darrel, Bimo dan juga Miya.

Gamers Couple [Slow Update]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora