Part 8

581 35 7
                                    

Kediaman Lolita kali ini terlihat lebih ramai dari biasanya, suara-suara bersahutan mengisi keheningan yang tercipta di rumah sebesar ini. Dua cowok yang sedang berebut, satu cowok yang sedang membaca, satu cewek yang sedang memperhatikan cowok, dan satu cewek yang sedang menekuk mukanya kesal.

Darrel dan Bimo yang sedang berebut ingin mendapatkan barang yang lebih bagus, Reno yang asyik membaca buku di atas sofa dan Lolita yang tak berkedip sama sekali memperhatikan Reno di seberang sofa, sedangkan Miya dia sangat terpuruk berada di situasi seperti ini. Satu sahabat yang sedang kasmaran dan satu sahabat yang selalu pacaran namun selalu sibuk dengan game di ponsel masing-masing, keberadaanyapun sampai sekarang belum terlihat.

Jika sudah seperti ini tak ada yang bisa Miya lakukan selain beranjak dari ruang tamu dan menuju dapur membantu si mbo menyiapkan hidangan untuk mereka, awalnya Miya dan Reno menolak. Namun dengan tidak tau malunya, Darrel dan Bimo berkata dengan semangat seperti peliharaan yang akan diberi makan oleh manjikannya.

"Rel, lo yang itu aja lah, ngalah sekali-kali sama gue."

"Gue nggak mau Bimo, itu nggak cocok buat gue. Lagian kan Lolita bilang tadi itu punya gue bukan punya lo."

"Tapi gue pengennya yang ini, modelnya gue suka banget. Cucok ucul gitu tau."

"Nggak bisa kayak gitu dong Bim, itu sama aja lo ngambil hak dan barang milik orang lain."

"Tadikan Lolita juga bebasin kita buat pilih apa aja, berarti sandal ini juga bisa dong."

"Kalau sandal mah kan udah di kasih masing-masing sama Lolita dan dia bilang itu punya gue."

"Ini nggak bakalan cukup buat lo Rel, percaya deh sama gue. Lihat aja ini kecil banget sedangkan kaki lo kan lebar."

"Sok tau banget lo, gue tadi udah nyobain dan hasilnya pas dan cocok di kaki gue."

"Ayolah Rel, sekali ini aja lo ngalah sama gue."

"Ck, gaya lo sekali ini aja. Udah berapa kali gue ngalah sama lo Bim, sampai cewek yang gue suka juga gue kasih buat lo dan malah sampai jadian sama lo, kurang baik apa gue."

Memang benar, dulu ketika mereka masih kelas sepuluh. Darrel dan Bimo menyukai cewek yang sama, namun karena persahabatan dan tak ingin menjadi permasalahan, Darrel mengikhlaskan cewek yang dia sukai jadian sama Bimo, itu sangat dan sangat sakit. Lebih sakitnya lagi ternyata cewek itu menyukai Bimo sejak selesai MOPD, dia tak menyangka jika cinta nya akan bertepuk sebelah tangan.

"Yeh itu sih kita mah emang sama-sama suka dan cinta kita nggak bertepuk sebelah tangan. Jodoh itu emang gak akan ketuker bro."

"Alah gaya lo bilang jodoh, sok-sokan mutusin padahal mah masih sayang. Makanya dengerin dulu penjelasan dia, egois sih."

"Eh nih ya, gue itu bisa aja dengerin penjelasan dia tapi hati gue itu ngerasa kasihan sama lo yang kelamaan jomblo, sampai rambut lo aja berubah jadi coklat gitu. Jadi gue temenin deh, baik sekali kan gue."

"Eh curut, rambut gue emang dari sononya udah coklat ya dan gue juga nggak perlu di kasihani sama manusia kayak lo."

"Bahasa lo itu, ck ck."

"Gaya lo. Udah lah sekarang mah ikhlasin aja mantan lo yang pernah lo putusin padahal masih sayang, terima dengan lapang dada kalau dia udah punya yang baru. Makanya pikiran dulu kalau mau berucap, bodoh kok di pelihara, begini kan jadinya. Mau minta balikan gengsi, nggak minta balikan tapi masih sayang, dan akhirnya diembat juga kan sama orang."

Sialan emang Darrel, jago sekali dia membalikkan keadaan. Baru saja Bimo ingin kembali membuatnya kesal dengan beberapa penuturan yang akan dia lontarkan, ternyata dia kalah cepat, Darrel sudah lebih dulu memojokannya dengan kalimat yang sungguh menyayat hati.

Gamers Couple [Slow Update]Where stories live. Discover now