Chapter 36

829 28 12
                                    

Dua hari berlalu, Queen belum menemukan Rain, meskipun dirinya ahli teknologi itu percuma karena Rain lebih pintar dari dirinya karena dengan pintar bersembunyi dari dirinya. Queen sudah mencari ke rumah, aparteman dan kantor tapi tifak ditemukannya, sebelum dia datang oranngnya mengatakan kalau Rain ada di tepat namun saat dia datamg Rain sudah pergi, Queen yakin kalau Rain menghindarinya, dan semenjak itu Queen tidak lagi mencarinya.

" gimana?"

" apanya?"

" status loe?, apa akan jadi mantan tunangan Rain"

" kayaknya sih gitu, gue berharap sih nggak, masak iya belum genap sebulan gue berubah status lagi, Akhh.. Gue ingin nangis kenapa Rain jahat banget sama gue, gue benci sama dia gue nggak mau lagi ketemu sama dia, tapi gue kangeeeen" Bukannya iba, tapi Kevin malah ingin ketawa besar cinta memang mengubah Queen dari segala sisi, seumur hidup dia nggak pernah lihat Queen seperti ini, menangis, teriak, dan marah dalam waktu yang sama

" Kevin bantuin gue dong"

" gimana caranya?"

" bujuk Rain agar dia nggak ubah status gue,".

" kalau dia nggak mau?,"

" loe bawa deh Katana buat habisin dia!"

" lah, loe nyuruh gue buat habisin dia, itu sama aja gue sendiri yang bikin status loe berubah, loe mau menjadi janda sebelum menikah?" Hal ini adalah sangat menyenangkan kapan lagi bisa membuat Queen di bawah tanganya

" gue nggak harus sedih lebih baik sekarang gue pulang, loe urus urusan sampai selesai dab gue nggak mau tau semuanya harus kelar" ucap Queen yang sudah beralih menjadi mood biasa dan ini tamparan keras untuk Kevin, ini bukan menyenangkan akan tetapi masalah besar

" loe mau kemana?"

" nggak tau, yang penting tidak disini" kepergian Queen membuat Kevin harus duduk seharian di meja kerja Queen karena ribet kalau dia bawa ke meja dia apalagi pulang ke rumahnya

Sedangkan Queen tidur nyanyak di kamarnya di rumah orang tuanya

" ma, kak Queen kenapa ya?, nggak biasanya dia tidur jam segini?" tanya Barbie saat sadar ada yang beda dengan kakaknya

" mama juga nggak tau nak, mungkin kakak kamu capek kerja, kamu kan tau kerjaan kakak kamu itu lebih dari banyak" bukan ingin meledek Queen melainkan mamanya kasihan dengan anak sulungnya itu yang selalu bekerja di setiap ada waktu.

" aku juga bingung ma, padahal aku dan kakak bukan lahir dari keluarga yang tak berada, tapi kakak bekerja seperti orang yang sangat membutuhkan uang"

" kakak kamu memang seperti itu kerjaan itu bagai dunianya, bahkan tunangannya bukan apa-apa"

" tunangan?, apa jangan-jangan kakak lagi berantam sama kak Rain?" tebak Barbie yang dianggukan oleh mamanya

" salah kak Queen sih nggak pernah peka sama perasaan kak Rain makanya kak Rain kesulitan menjalani hubungan dengan dia" lanjut Barbie yang tau bagaimana hubungan kakaknya dengan Rain. Sebagai seoarang cewek Barbie mengakui kalau kakaknya itu orang yang tidak peka.

Satu minggu berlalu dan semuanya tak pernah berubah. Queen tak pernah bertemu dengan Rain dan itu membuatnya merasakan hal yang menyesakan dada dan ini baru pertama kali terjadi pada dirinya bahkan saat dia mengingat Rain aor mata itu jatuh dengan sendirinya. Barbie dan mamanya ikut kasihan dengan keadaan Queen yang tak pernah melangkahkan kakinya setapakpun keluar rumah.

" kak, besok Ryan ngajak kita hangout bareng kakak ikutkan?"

" aku nggak aku, pengen di rumah aja"

" kakak kenapa sih nggak biasanya seperti ini?, itu lagi kak Kevin setiap kerjaannya ngacauin rumah kita aja"

" mungkin dia lagi galau"

" kalian bukan dia aja, oh ya kak, kakak dan kak Rain udah putus tunang ya?, kok beberapa hari yang lalu aku lihat dia jalan sama cewek?" lanjut Barbie. Barbie bukan menakut-nakuti kakaknya tapi apa yang dia katakan memang ada benarnya

" dia pernah mengatakan seperti itu, namun setelah itu aku nggak ketemu sama dia lagi, dihubungi nggak di angkat, dicari dia berpindah-pindah, sekarang terserah dia aja mau putus aku terima" ucap Queen pasrah karena dia udah nyerah bagaimana cara bicara dengan Rain yang sangat sulit untuk ditemui

" apa perlu Daddy turun tangan?"

" aku udah dewasa dad, aku nggak mau dia mikir aku ini anak kecil yang apa-apa selalu orangtua" komentar Queen datar.

" terus apa yang akan kakak lakukan?, apa mengurung diri sampai kegalalau yang entah kapan hilang itu?, ayolah kak kakak aku tu nggak seperti ini, apa hanya karena kak tama kakak berubah jadi orang lain"

" Aku siap" ucap Queen yang langsung berdiri dan pergi masuk ke dalam kamarnya semua keluarganya menatap dengan tatapan iba karena ini adalah pertama kalinya bagi Queen tersakiti karena cinta apalagi itu tunanngannya sendiri

Queen yang sudah berada di kamarnya menangis tanpa ada suara. Kali ini dia percaya kalau sakit karena patah hati itu benaran sakit bahkan dapat merubah seseorang. Queen tidak menyangka Rain akan melakukan hal ini kepadanya, berkhianat dan berjalan dengan perempuan lain. Sebenarnya Queen sudah tau kalau Rainnya jalan sama cewek lain tapi dia tetap berharap kalau apa yang dilaporkan oleh anak buahnya dan adeknya itu tidak benar, tapi nyatanya sakit itu semakin dalam bahkan air matanya keluar begitu saja.

Pagi hari orangtua dan adek Queen kaget saat melihat kedatangan Queen di meja makan setelah beberapa hari tak pernah datang

" jangan lihatin aku kayak gitu, Barbie ada benarnya tidak seharusnya aku mikirin Rain, banyak yang harus aku kerjakan selain mikirin bajingan seperti dia" seru Queen saat melihat kekagetan keluarga saat melihat kedatangan

Queen sudah berfikir semalam kalau dia tidak akan pernah lemah hanya karena disakiti laki-laki yang dulunya tak ada dalam kamus hidupnya, bahkan sekarang ingin sekali Queen membuang nama Rain yang sudah terlukis dihidupnya.

" terus kakak mau kemana?"

" kerja, aku yakin Kevin sudah mejadi monster pembunuh karena selama ini membebankan dia banyak pekerjaan"
" sepertinya kakak telah kembali"

" Barbie.." tegur mamanya

" Barbie benar Mom, aku tak harus seperti kemarin hanya karena Rain, sudah cukup waktu seminggu terbuang, dan nggak untuk sekarang,dan aku akan minta izin sama Daddy dan Mommy, nanti sore aku akan berangkat"

" berangkat?, kemana?"

" sebuah Organisasi meminta tolong untuk melacak target mereka, aku sudah bilang aku akan melakukannya dari sini tapi mereka menolak, dan mau tidak mau aku akan berangkat sore ini karena aku menerima tawaran mereka, aku harap kalian tidak keberatan?"

" jika Mommy bilang Mommy keberatan apa menolak tawaran mereka?"

" No, because i like my Job"

" tau gitu, kenapa kakak masih nanya?, Organisasi apa yang kakak tolong?"

" Mafia Rusia, mereka ingin balas dendam kepada musuh tapi tidak tau dimana keberadaannya, aku siap aku berangkat dan langsung pergi!" jelas Queen dan langsung minta izin karena dia yakin semua orang akan memarahinya, dan benar saja saat dia sampai di pintu mamanya berteriak dan mengejarnya namum sayang saat mereka datang Queen sudah naik mobil yang tak mereka ketahui siapa pemiliknya dan tak tau kalau Queen langsung berangkat karena yang menjemputnya adalah orang yang akan mempekerkajakannya

Keluarga Queen berharap kalau yang dikatakan oleh Queen tidak benar akan tetapi haru sudah menunjukan jam makan malam tapi keberadaan Queen juga belum diketahui bahkan Hpnya yang tak aktif dan kevin sudah memeriksa ke apartemennya dengan Ryan dan Barbie tapi tak ada orang. Kevin yang sudah lama mengenal Queen tau kalau Queen sudah tidak ada lagi karena barang-barang pentingnya sudah tidak ada lagi dikamar maupun apartemen.

Kevin yang tak tau kalau dia tak akan bisa mencari Queen sendiri dia membicarakan masalah ini kepada yang lainnya.

Cold CoupleWhere stories live. Discover now