29. Pengakuan

599 29 2
                                    

"Dan menurut Ariel itu semua ulah Jingga" Ujar Ariel kepada Bram dan Anton. Setelah menceritakan semua nya kepada mereka.

"Kok kamu bisa menyimpulkan seperti itu?" Tanya Bram (Ayahnya Ariel) yang sedang meminum kopi buatan Bunda Gita

"Karena Ariel usir Jingga pergi dari sekolah. Soalnya Jingga ngebully Gita di toilet" Jawab Ariel

"Hubungan nya sama Zhia?" tanya Anton (ayah Gita)
"Yang memberi kesaksian sama guru BK itu kan Zhia. Nah karena Zhia jadi Jingga di pecat dari sekolah. Menurut Ariel, Zhia di ancam sesuatu sama Jingga dan akhirnya mau ga mau Zhia nurut, dan ngelakuin hal kayak gini" Jelas Ariel

"Kenapa kamu tau kalo Zhia itu orang suruhan?" Tanya Bram
"Jawaban dia waktu Ariel tanya. Buat Ariel yakin kalo emang dia bukan dalang semua ini" jawab Ariel

"Memang dia jawab apa? Om lupa" Cengir Anton
"Dia jawab kalo dia ngaku nanti dia dan mama nya jadi gelandangan. Siapa lagi yang benci sama Zhia selain Jingga? Karena setau Ariel , Zhia itu anggota fan base Ariel. Ga mungkin dia mau bunuh Ariel kalo emang ga disuruh" Jelas Ariel

Bram dan Anton mengangguk angguk menyetujui analisis Ariel

"Jadi gimana?" Tanya Ariel
"Panggil Zhia untuk mastiin analisis kamu. Kalau lah benar begitu. Jingga harus tanggung akibat nya" jawab Bram

"Kayak nya om pernah dengar itu nama. Jinga... Tapi kapan ya" Anton mengingat ingat
"Dia putri sulung nya Idris Group" Jawab Ariel

"Idris Group?!! Halahh halah!" Anton menepuk Jidat nya
"Kenapa om?" Tanya Ariel
"Perusahaan itu kekurangan dana. Om berikan dia dana untuk menutupi keuangan mereka yang rusak itu. Ga tau kalo anak mereka macam macam sama anak om" Anton menggeleng geleng kepala

"Yaudah, putusin aja dana mu itu" Balas Bram
"Sudah pasti" Anton mengangguk
"Besok kalian libur?" Tanya Bram
"Iya pah" jawab Ariel

"Yaudah, kita selesaikan ini besok. Di Caffe saja lah. Bawa Gita, Zhia sama orang tua nya, juga Jingga dan Orang tuanya itu" Titah Bram

Yang hanya mendapat anggukan dari Anton dan Ariel
***
"Memang kenapa bapak Anton putuskan dana tersebut? Kan perusahaan saya akan ganti nanti" Tanya Idris selaku CEO Idris group sekaligus ayah Jingga

"Kok tanya sama saya? Tanya lah sama anak mu itu" Jawab Anton
"Jingga? Ada apa ini sebenarnya?" Tanya Idris bingung

"Anak mu itu mau bunuh anak saya! Tapi yang kena malah calon menantu saya itu!" Jawab Bram sedikit berteriak

"Loh loh! Jangan asal tuduh begitu Pak" balas Idris tak terima putri sulungnya dituduh.
"Halahh, langsung saja itu Zhia berbicara" Titah Anton

"Loh, ini bu Dian kan. Ibu kan bekerja di perusahaan saya. Kenapa jadi tersangkut paut masalah ini?" Tanya Idris menunjuk Dian alias ibu Zhia.

"Pak. Dengan hormat sebelumnya. Saya mohon maaf. Nona Jingga mengancam saya dan Zhia apabila tidak mau melakukan perintah nya. Nona akan memecat saya. Pak saya mohon jangan pecat saya" Jawab Dian menunduk

"Lahh inii. Dengar lah sendiri!" Pekik Bram
"Maksud nya apa ini semua! Ada apa sih ini? Saya ga mengerti! Dian. Saya tidak akan memecat kamu kalau kamu tidak salah. Ayo jelaskan!" Titah Idris kepada Siapapun yang bisa menjelaskan padanya

"Ka Jingga... nyuruh Zhia untuk... kasih air mineral ke ka Ariel yang mengandung banyak timah dan kaporit" Zhia menunduk dalam dalam

"Tapi yang kena itu anak saya!" Bentak Anton
"Alhamdulillah anak saya ga kenapa napa. Lah kalo kenapa napa? Putri bapak ini ga boleh lagi hidup" Ancam Anton

"Aiss sebentar sebentar ini! Bisa saja ini Zhia itu berbohong! Jingga! Bilang sama daddy! Ini semua bukan ulah kamu kan?" Tanya Idris kepada Jingga yang sedari tadi bergemetar

"I...ini.. ini..." Jingga berkeringat dingin
"Sudah pasti! Ini salah elo kan? Ngaku deh!" Bentak Ariel

"Jingga, daddy tanya ini benar ulah kamu?" Tanya Idris menaikan nada bicaranya

"Ini... ini..." Jingga masih bergemetar hebat
"Ini apa!!" Bentak Anton
"Iya! Jingga yang pinta Zhia untuk ngeracunin Ariel!" Pekiknya

"Nah!! Mengaku juga dia!! Jelas semua ini kan pak Idris?" Tanya Bram yang benar benar tak ingin berbasa basi dalam obrolan ini.

"Jingga! Kenapa kamu melakukan itu?!" Bentak Idris
"Dad... daddy dengerin Jingga dulu... Jingga benci sama Ariel! Dia yang bikin Jingga keluar dari Sekolah! Sampe Jingga sulit diterima lagi di sekolah daerah ini!" Jelas Jingga

"Hei! Kalo elo ga bully Gita gue ga akan hukum lo sampe segitunya. Itu salah lo sendiri! Ngapain bully cewek gue?! Kalo lo dikeluarin ya karena salah lo. Ngelakuin Bully! Bukan hanya Gita yang gue bela. Kalaupun anak lain yang di bully gue akan lakuin hal yang sama ke pelakunya!" Bantah Ariel panjang kali lebar kali tinggi

"Kamu membully? Ya ampun Jingga!" Teriak Idris rasanya kepalanya sudah ingin pecah

"Lo denger ya Ril! Gue ngebully Gita karena elo! Kenapa lo lebih milih dia daripada gue?!!" Pekik Jingga

"Karena Gita lebih terhormat daripada elo yang terhina!" Jawab Ariel
"Heh! Kamu jangan sembarangan kalau bicara!" Idris menunjuk Ariel

"Maaf ya om. Saya bicara fakta. Tanya kan pada anak om sendiri. Memang dia masih perawan?" Tanya Ariel

Karena Ariel tau tidak mungkin perempuan seperti Jingga yang memiliki dunia pergaulan bebas masih perawan hingga saat ini.

Idris membelalakan matanya. Menoleh kepada putrinya yang juga tak kalah terkejut dengan apa yang Ariel ucapkan untuk nya.

"Jingga. Kamu masih perawan kan? Bilang ke mereka kalau kamu bukan perempuan seperti yang Ariel bilang" Titah Idris

Jingga bisu. Tak tau apa yang harus dia katakan.

"Jingga! Bilang ke mereka! Kalau kamu bukan perempuan ular!" Bentak Idris
"Bilang kalau kamu masih perawan!" Bentak nya lagi

Jingga menggeleng.
"Apa maksudnya?!!" Pekik Idris
"Jingga sudah ga perawan dad" Jingga menangis

Idris semakin tak kuat lagi mendengar kenyataan putrinya.
"Daddy, maafin Jingga. Jingga minta maaf" Jingga bersujud sujud di kaki Idris

"Nah. Jelas sudah hari ini. Anak bapak sendiri yang ingin meracuni Ariel. Dan yang terkena malah jadi anak saya. Jadi jelas lah alasan saya mencabut pembantuan dana kepada perusahaan bapak. Dan saya minta kembalikan semua dana yang sudah Perusahaan saya berikan kepada perusahaan bapak" Kata Anton tegas

"Untung saya tidak melaporkan ini kepada media dan wartawan. Bisa habis reputasi Idris Group. Apalagi saya bisa menuntut putri bapak atas dasar pencobaan pembunuhan. Tapi karena saya baik hati. Silahkan pergi dari sini. Dengan sisa sisa kehormataan pak Idris. Dan bawalah putri bapak yang terhina ini" senyum Bram

"Saya permisi" Idris kemudian berjalan dengan segudang masalah serta malu di pundaknya.

Jingga mengikuti seraya memohon mohon kepada ayahnya.
Diikuti Zhia dan Dian yang juga pergi dari Caffe tersebut
Menyisakan Ariel, Bram, dan Anton.

I'm a Playgirl [Complited]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant