13. Hikaru

3.4K 390 18
                                    

All Hikaru pov

Haahhhh... Hari yang membosankan seperti biasa, angin yang berhembus seperti biasa, daun yang kadang gugur seperti biasa, semuanya seperti biasa. Tak ada yang berkesan dimataku. Tapi, mengapa setiap melihat 'nya' rasanya berbeda, entah apa itu aku sangat senang melihatnya. Ocehan tak jelasya, suara cempreng nan nyaringnya yang busa membuat kuping kita mengeluarkan darah begitu banyak. Tidak, aku hanya bercanda.

Semenjak kematian tou-san dan kaa-san rasanya sangat hampa bagiku. Untungnya masih ada Neji yang mau mengajariku banyak teknik, Hinata-san yang selalu meyakinkan diriku jika ragu, dan Hanabi yang biasanya membuatku tersentum tipis. Tak mungkin aku tersenyum lebar. Itu akan merusak citraku. Kan gak banget //plak

Baiklah ini adalah pertemuanku dengan seorang yang telah mengisi sedikit hatiku. Hanya sedikit.

Flashback on

10 tahun yang lalu....

"Hiks... Kaa-san... Tou-san... Nande?...hiks." Bagaimana bisa ini terjadi padaku? Siapa yang melakukan ini? Kenapa harus tou-san dan kaa-san? Satu satu nya yang berharga bagiku. Tak ada yang bisa menggantikan mereka. Aku tak akan memaafkan orang yang melakukan ini.

"Daijoubu?" Suara seorang anak kecil dan.... Dia perempuan. Cih...

"Pergi kau!" Titahku. Aku tidak ingin diganggu saat ini.

"Nande?! Padahal aku menanyakan baik baik.... HUWAAAA!!! AKU AKAN NELAPOR PADA AYAHKU!!"

Baiklah apa yang sudah kulakukan. Aku sudah membuat seorang anak kecil seumuranku menangis kencang dan itu membuat telingaku sakit. Lalu, ia mau melapor pada ayahnya? Ya ampun.

"Urusai!! Bisa kau diam! Suaramu membuatku tuli." Ucapku lebih ketus

"Tu-tuli??! Emm.. Hu-HUWAAAA!!! GOMEN NASAI GOMEN NASAI KARENA MEMBUATMU TULI... HUWAAAA!!!!!"

Kupingku yang indah dan pendengarannya yang tajam... Maafkan aku...

"Aku akan memaafkanmu kalau kau berhenti menangis!"

"Baiklah."

Nani?! Air mata nya langsung hilang begitu saja dan ia juga berhenti menangis. Mengejutkan.

"Haaahhh... Apa yang kau mau?" Tanyaku. Kini sedikit menurunkan ke ketusanku.

Ia menggeleng "tak ada." Ia tersenyum. Menyeramkan.

"Lalu tadi kenapa kau menangis?!!" Sabar.. Jangan sampai membuatnya menangis lagi.

"Kau tidak menjawab pertanyaan ku dan malah membentakku. Aku tak suka." Ucap nya sambil menyilangkan tangannya, memalingkan wajahnya dan mengerucutkan bibirnya. Kekanakan sekali.

"Hah... Baiklah... Maafkan aku.. Sekarang kau boleh pergi."

"Sudah ku bilang jawab pertanyaanku. Itu bukan jawaban yang ku mau.. Huh!"

Aku menepuk jidatku. "Kalau gitu kau mau aku menjawab seperti apa?"

"Jawab saja."

Aku kesal.

Ingin membentaknya.

Tapi nanti dia nangis.

"Aku tak apa. Jadi pergilah."

Ia menggeleng. "Iie. Terlihat dimatamu kau sedang sangat tertekan dan sedih. Meskipun kau keturunan Hyuuga dengan mata rata itu, aku tau kau sedang berduka. Terlihat dari raut wajahmu." Ucapnya

Dia bukan anak biasa.

"Dan dari tangisanmu tadi."

Dia berniat mengejekku.

Only You [Gaara x Reader] (Discontinue) Where stories live. Discover now