1

58.4K 5K 1.4K
                                    

Tolong berhenti sekarang.
Saat malam membuatku buta,
Kau menyelinap masuk lagi.

"Apa kau ada acara malam ini?" Taeyong menoleh pada sosok tampan di hadapannya, tampak berpikir sejenak, pria manis itu akhirnya menggeleng.

"Tidak ada, kenapa Mingyu?" Tanya Taeyong sambil merapikan bukunya ke dalam tas. Jadwalnya berakhir di kelas ini, jadi ia berniat untuk langsung pulang.

"Err.. Mau jalan bersamaku? Ku dengar ada restoran yang baru dibuka di dekat kampus ini." Mingyu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Taeyong lantas tersenyum geli melihatnya.

"Boleh saja. Kenapa sikapmu jadi manis begini Gyu-ya?" Tertawa pelan, Taeyong lantas menatap lawan bicaranya yang ternyata tengah menatapnya juga.

Mingyu memutar bola matanya, "Tidak sadar diri." Gumamnya, namun Taeyong dapat mendengar apa yang pria itu ucapkan. "Aku memang terlahir menjadi sosok manis, jika kau lupa." Sarkasnya sambil tersenyum miring.

Taeyong menggendong tas punggung nya, hendak pergi dari kelas itu, ia menatap Mingyu. "Jemput aku jam 8, lebih dari itu—kau bukan kekasihku." Mengecup pipi Mingyu, pria manis itu lantas berlari kecil meninggalkan kekasihnya.

"Jika aku tepat waktu, kita harus bermain, baby!" Teriak Mingyu, ia menggeleng pelan melihat tingkah kekasih kecilnya.

•••

Awan menghitam, langit menumpahkan tangisnya. Taeyong lantas berlari ke halte terdekat yang ia lihat, sore hari seperti ini memang rawan sekali hujan turun.

Ia menatap sekitar, sepertinya semua orang sibuk menghangatkan diri di rumahnya masing-masing karena ia tak melihat siapapun selain dirinya di sekitar sini.

Taeyong benci sendirian, dan ia takut hujan disertai dengan petir yang menyeramkan.

Melirik jam ditangannya, Taeyong lantas membuang nafas lelah.

05.00 PM

"Kenapa dewi fortuna tidak berpihak padaku hari ini." Gumamnya sambil merapatkan jaket yang ia kenakan.

Tak jauh dari tempat Taeyong berdiri, terlihat sosok tampan sedang menatapnya tajam.

Mata semerah darah, kulit seputih salju, dan rambut kelam yang terlihat kontras dengan wajah sosok tampan itu. Ia terdengar menggeram rendah saat melihat Taeyong dari kejauhan.

Sesaat setelahnya, sepasang taring terlihat muncul dari balik bibirnya. Bersamaan dengan netra merah yang memancarkan kilatan aneh.

"Senang bertemu denganmu lagi, Lee." Bisiknya, detik berikutnya sosok itu melesat pergi secepat kilat. Meninggalkan hembusan kencang yang terasa sampai ke tubuh Taeyong.

"Astaga.. apa itu?" Taeyong mengerjap pelan, ia merasa ada sesuatu yang lewat di dekatnya. Cepat sekali, sampai ia tak bisa melihatnya.

Beberapa saat kemudian, sebuah bus berhenti di halte tempat Taeyong menunggu. Ia berlari masuk ke dalam, menghalau hujan yang turun membasahi tubuhnya.

•••

"Aku pulang." Ucap Taeyong saat memasuki rumah. Tubuhnya sedikit basah karena tadi terkena hujan.

"Selamat datang, hyung. Aku sudah menyiapkan makanan, ayo kita makan." Lee Haechan, sosok manis itu muncul dari arah dapur. Matanya membola saat melihat keadaan sang kakak.

Obsession ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu