21

13.2K 2K 194
                                    

Aku tahu saat-saat kita bersama
Aku harus mengakhirinya sekarang
Lupakan segalanya

Taeyong bergegas keluar dari mobilnya, ia berlari masuk ke dalam gerbang rumah di hadapannya dengan air mata mengalir membasahi pipinya.

Tangan mungilnya menekan bel dengan tergesa, sebisa mungkin ia tahan isakan yang seakan membuat dirinya sesak.

Beberapa saat berlalu, pintu terbuka menampakkan sosok kekasih tampannya yang terlihat terkejut akan keadaan Taeyong.

"Baby, what's happen?" Mingyu tersentak saat tubuhnya diterjang pelukan tiba-tiba dari sosok manis yang terlihat begitu rapuh itu. Isakan kecil yang sedari tadi Taeyong tahan kini mulai terdengar menyayat hati.

Melihat keadaan kekasih kecilnya yang jauh dari kata baik-baik saja, Mingyu bergegas membawa nya masuk ke dalam rumah.

Ia menuntun Taeyong ke sofa ruang utama tanpa melepas dekapan pada pria manis itu. Beruntung kedua orang tua Mingyu sedang dinas ke luar kota, jadi ia tidak perlu repot menjelaskan semua ini. Dino mungkin akan terbangun karena suara yang Taeyong keluarkan, namun itu bukan masalah.

"Hey, lihat aku.." Mingyu menyentuh pelan dagu Taeyong, membuat pria Lee itu menatap sendu ke arahnya. Jemari Mingyu menghapus jejak air mata yang membasahi pipi kekasihnya, "Katakan, apa yang terjadi?" Ucapnya lembut, matanya menatap Taeyong.

Awalnya hanya isakan yang keluar dari bibir Taeyong, air mata juga tak hentinya mengalir dari netra indah miliknya. Namun beberapa saat berlalu, akhirnya ia menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Dengan suara parau yang membuat Mingyu tak tega.

"Aku takut, Mingyu." Taeyong kembali memeluk kekasihnya, wajahnya ia tenggelamkan di bahu lebar Mingyu.

Mendengar apa yang terjadi dari bibir Taeyong langsung, membuat emosi Mingyu hampir meluap. Namun ia berusaha sebisa mungkin terlihat tenang, agar Taeyong tidak ketakutan. Kekasihnya itu butuh penenang. Jika Mingyu ikut tersulut emosi, siapa yang akan membuat Taeyong berhenti menangis?

"Tenang sayang, ada aku di sisimu." Ia mengusap pelan punggung Taeyong, lalu memberinya kecupan di dahi. "Lagipula sekarang kau aman di rumahku, tidak mungkin-"

BRAK

Keduanya sontak menoleh saat pintu terbuka kencang, Taeyong yang berada di pelukan Mingyu kian menegang karena sosok yang membuatnya ketakutan berada tak jauh darinya sekarang.

"Night, peasant." Jaehyun tersenyum miring, matanya tak lagi berwarna hitam kelam. Tenggelam dalam merahnya kebencian, taring yang bersembunyi di balik bibirnya kian mencuat kala senyuman tercetak di wajah tampannya.

Mingyu melepas pelukannya, ia berdiri menutupi Taeyong yang berada di belakangnya. "Jangan menyentuh Taeyong." Peringatnya.

Jaehyun memiringkan kepalanya sedikit, wajahnya dibuat seolah-olah iba melihat kedua sosok manusia itu. "How sweet, mencoba melindungi kekasihmu, eh?" Ia terkekeh, namun matanya menatap tajam Mingyu.

Kakinya melangkah maju, Mingyu dan Taeyong otomatis berjalan menjauh. "Jangan mendekat!" Mingyu berseru, "Aku tak akan segan membunuhmu disini." Ucapnya lantang, namun tubuhnya tak dapat berbohong. Mingyu bergetar melawan ketakutan yang hampir membuatnya pingsan, Jaehyun benar-benar mengerikan!

Alis Jaehyun terangkat sebelah, wajahnya berubah datar. "Aku memberimu dua pilihan." Tangannya terangkat ke depan, terbuka lebar seakan menyambut seseorang untuk di dekap. "Serahkan Taeyong padaku, atau kau mati tanpa perlawanan apapun."

Obsession ✔Where stories live. Discover now