16

17.1K 2.3K 188
                                    

Menembus dalam dalam
Membingungkan

"Ok Jung, kau jatuh cinta."

"Pfft.. hahaha!" Suara tawa Jaehyun mengisi seluruh penjuru ruangan, Johnny yang mendengar nya hanya bisa menjatuhkan rahang. "Hey apa yang lucu?"

Jaehyun berusaha mengendalikan tawanya, ia kemudian mengambil nafas, "Ucapanmu, bodoh." Ia memukul pipinya sendiri, sejenak ia berhenti dari tawanya yang terdengar mengejek.

"Memangnya apa-"

"Tidak mungkin, iblis tak berhati seperti diriku merasakan hal semacam itu, aku bukan jatuh cinta padanya. Ini adalah obsesi Kakek yang membuatku ikut merasakan hal yang sama dengannya."

Johnny menghampiri Jaehyun, ia duduk di sebelah pria Jung itu. "Apa yang membuatmu ingin mencari tau tentang kehidupanmu di masa lalu?"

Well, mari kita lihat..

Ardeus bilang Taeyong adalah anak dari seseorang yang telah membunuh ibu Jaehyun, dan Ayahnya-Kris, berkhianat pada Ardeus karena tidak mau membuat Taeyong membayar semua ini, dengan cara mengikatnya menjadi sosok keji seperti mereka. Jadi Jaehyun lah yang ditugaskan untuk melakukan misi knotting itu.

Namun, kemarin Ardeus malah mengatakan fakta dibalik manipulasi pikiran yang selama ini Jaehyun percayai.

Ditambah lagi rentetan kejadian yang sebagian besar memperlihatkan interaksi manisnya dengan sosok kecil Taeyong dalam otaknya saat ia bertatap muka dengan lelaki itu, berarti sosok manis itu mungkin adalah salah satu sosok penting dalam kehidupannya dulu?

"Kakek berbohong padaku." Satu kalimat itu membuat Johnny semakin terdiam, "Dia bilang Taeyong anak dari seseorang yang membunuh Ibuku, tapi kemarin ia mengatakan kalau aku adalah anak dari seseorang yang terlahir dalam lingkaran kutukan." Jaehyun memejamkan mata, "Aku menjadi seperti ini karena harus menanggung kutukan dari leluhurku."

"Kris, Ayah dari Mark, ternyata adalah Ayahku juga. Namun, kami berdua memiliki ibu yang berbeda, mungkin Ayah menikah lagi? Aku tidak tau." Johnny memang seorang Hyghrox, tapi otaknya yang lebih lamban menganalisis sesuatu dibandingkan Jaehyun membuatnya sedikit tidak mengerti dengan semua itu.

"Kau tau? Pengkhianatan Ayah yang selama ini Kakek bicarakan ternyata bukan tentang mengikat Taeyong."

"Lalu?" Johnny mengerutkan kening, ini semua sungguh rumit. "Aku juga belum tau pasti, maka dari itu aku ingin mencari tau tentang semua ini."

Johnny mengangguk, "Baiklah, aku akan membantumu. Mencari tau tentang kehidupanmu berarti harus terus berdekatan dengan seseorang yang pernah menjadi bagian masa lalu mu kan?"

Jaehyun tersenyum mengejek, "Jarang sekali kau berpikir sejauh itu." Membuat Johnny dengan senang hati memukul belakang kepalanya, "Yak! Aku juga pintar, hanya butuh waktu sedikit lebih lama." Tegasnya dengan wajah datar, "Aku punya ide untuk membuatmu selalu berada di sisi Taeyong, tanpa harus membuatnya ketakutan."

Jaehyun mengangkat alis, "Apa?"

Senyuman Johnny semakin melebar, "Menyamar menjadi mahasiswa di kampus yang sama dengan Taeyong."

Tatapan Jaehyun berubah menjadi datar, "Dan kau pikir Taeyong tidak akan mengenaliku walaupun aku menyamar dihadapannya?"

"Tidak usah menyamar, jadilah dirimu sendiri. Jadilah Yoonoh." Ucapan Johnny membuat Jaehyun sedikit kaget, "Darimana-"

"Aku Hyghrox, bodoh."

•••

Terhitung sudah satu Minggu setelah kejadian dimana tangan Mark terluka karena ulah Jaehyun.

Dan sekarang Si tunggal Lee itu sudah bisa masuk sekolah, bahkan perban pada tangannya sudah lepas.

Teman-teman sekelasnya beramai-ramai menghampiri Mark yang duduk di pojok kelas. Mereka sibuk bertanya tentang apa yang terjadi pada si pangeran kelas itu.

Tentu mereka kaget saat mendapat kabar bahwa salah satu lelaki paling rajin di kelasnya mengalami patah tulang. Banyak yang heran kenapa itu bisa terjadi. Kenapa?

Pertama, Mark itu anak baik, jadi tidak mungkin tangan nya patah karena perkelahian atau semacamnya.

Kedua, Mark itu pemalas. Bukan malas menjalani kewajiban sebagai siswa yang seharusnya, ia malas-malas berinteraksi dengan keramaian dan keributan. Jadi, tangan patah itu tidak mungkin ia dapatkan akibat beraktivitas dengan hal yang tidak penting, balap motor misalnya?

Ketiga, oh ayolah-kalian semua tau Mark Lee itu anak dari Kris, salah satu donatur sekolah. Dan tidak mungkin ada orang yang berani berbuat macam-macam pada siswa tampan itu.

"Aku jatuh dari tangga lantai dua rumahku."

Nah, kalau ini-mungkin masuk akal?

Dibalik semua kesempurnaan yang ia miliki, Mark hanyalah seorang remaja penuh kecerobohan. Jadi, jatuh dari tangga adalah hal wajar kan? Mungkin.

"Aigoo, syukurlah hanya patah tangan, bagaimana kalau kau mati karena jatuh dari lantai dua? Untung saja Tuhan masih menyayangi anak baik sepertimu." Ucapan salah satu siswa membuat yang lain hanya bisa menghela nafas, "Kau berlebihan, Chenle."

Siswa tampan di sebelah Jisung hanya memutar bola mata jengah, "Tidak mungkin jatuh dari tangga bisa membuatmu mati, kemungkinan paling buruk hanya patah tulang."

"Aku tidak bisa melawanmu, Tuan Realistis." Chenle membalas dengan nada ejekan, "Sudahlah, lagipula Jisung benar, mana mungkin Mark mati hanya karena jatuh dari tangga, dia kan-"

"Dino!" Mark memperingati, Dino hanya tertawa canggung. "Mark kan kuat, iya kan? Hehehe.." Ia tersenyum pada Mark yang menatapnya tajam.

"Lalu? Sekarang tanganmu sudah tidak apa-apa?" Siswa ber name tag Jeno bertanya, Mark mengangguk lalu mengulurkan tangan nya yang tempo hari patah. "Perban nya saja sudah lepas."

"Aku curiga, kau sembuh begitu cepat." Yang lain menatap Chenle yang baru saja berucap, remaja itu kemudian membolakan mata dan mulutnya. "Oh!"

Mark meneguk ludah, "Apa?"

"Jangan-jangan kau adalah peri?"

Dan menit selanjutnya diisi oleh Chenle yang dicibir habis-habisan karena omongannya yang tidak masuk akal.

•••

"Aku melihat pria tampan tadi!" Jungwoo memekik pelan saat mengingat wajah seseorang yang baru saja ia temui di lobby kampus pagi tadi. "Sepertinya ia mahasiswa baru, oh Tuhan-semoga aku bisa satu kelas dengannya."

"Akan ku adukan kepada Lucas nanti." Ten mencibir Jungwoo yang masih berada di awang-awang karena sosok tampan yang ia temui, "Taeyong, kenapa diam?"

Taeyong mengerjapkan matanya berkali-kali saat pandangan nya menangkap sosok tampan yang lewat beberapa meter di depan sana.

Apa aku berhalusinasi?

"Tidak, ada apa?" Taeyong mengalihkan pandangannya pada kedua sahabatnya, "Ey.. Jungwoo jadi nakal rupanya." Taeyong malah menggoda Jungwoo yang mencebik, "Bukan begitu, hanya saja ia sangat tampan."

Ten menatapnya jengah, "Sejak kapan kau menjadi pria manis pemerhati penampilan sekarang?"

"Sejak Lucas juga bertambah tampan? Entahlah, aku tidak tau." Jungwoo mengendikan bahu, "Oh! Itu dia!" Jungwoo memekik saat seorang pria lewat di hadapan mereka, membuat Ten dan Taeyong ikut menoleh ke arah yang Jungwoo tunjuk.

Saat itu juga Taeyong menjatuhkan rahang, "Yoonoh?"

"Johnny?!" Ten ikut memekik saat satu orang pria ikut berjalan di belakang pria satunya, "Hey! Kenapa kau tidak bilang kalau pria tampan itu Johnny?!"

Jungwoo berkedip, "Aku kan tidak kenal mereka."

Oh, benar juga.
















































TBC

Obsession ✔Where stories live. Discover now