20

14.7K 2K 169
                                    

Dan nama di tanah yang tak dimiliki siapapun
Memanggil untuk menari malam ini
Katakanlah apa yang kamu suka

"Sudah tau tentang kehidupanmu di masa lalu?" Suara Ardeus membuat Jaehyun menghentikan langkahnya. "Tak ada yang dapat merubah takdir, kau tetap pihak yang terkutuk, Jung."

Tangan Jaehyun mengepal dengan urat kehijauan yang keluar dari masing-masing miliknya.

"Hidupmu tetap bergantung pada takdir." Ardeus berjalan menghampiri Jaehyun yang berdiri diam di depan pintu ruangan miliknya, "Dan suka atau tidak, hanya aku yang bisa mengendalikan dirimu."

Jaehyun menatap tajam sosok di hadapannya, "Apa yang akan kau lakukan?" Ucapnya dingin.

Ardeus tersenyum miring, "Apa yang akan ku lakukan?" Ia mencengkram bahu cucu nya itu. "Harusnya aku yang bertanya, apa yang akan kau lakukan setelah melihat pahitnya kenyataan."

Ucapan Ardeus bak tamparan kuat yang Jaehyun terima. Dirinya teringat akan kejadian beberapa saat yang lalu.

"Masih ingin mementingkan perasaan?"

Rahang Jaehyun mengeras, "Bukan urusanmu." Ia tau betul kemana arah pembicaraan ini.

Yang lebih tua mendengus remeh, "Taeyong tidak mencintaimu. Ia hanya mencintai kekasihnya." Senyum Ardeus tampak picik saat Jaehyun terlihat memendam amarahnya. "Sekalipun ia mencintai orang lain, ia hanya mencintai Yoonoh. Bukan dirimu yang sekarang."

Jaehyun melempar tatapan semerah darahnya kepada Sang Kakek, taringnya mulai mencuat dari balik bibir tebalnya.

"Perubahan adalah hal yang mustahil jika kau berharap itu terjadi pada hidupmu yang sekarang." Netra violet Ardeus berkilat, ia balas menatap Jaehyun. "Kau yang berlaga merelakan Taeyong bersama orang lain adalah hal paling konyol yang selama ini aku lihat."

"Apa kau rela melihat Taeyong hidup dengan orang lain selain dirimu? Bukankah saat kau kecil dulu, kau berangan-angan akan hidup selamanya dengan Taeyong?" Ardeus terkekeh, "Kau payah, Jung. Tak ada bedanya dengan makhluk lemah, layaknya manusia."

"Jika seperti itu, tak ada bedanya dengan dirimu yang mengikat Taeyong atas perintahku. Kau menolaknya, tidak ada keuntungan yang kau dapat. Taeyong tetap tidak bisa menjadi milikmu."

Jaehyun memejamkan mata, emosi nya sudah berada di ambang batas. Ia menggeram marah, "Aku tak akan membiarkan Taeyong bersama orang lain." Tangannya mengepal kuat, "Jika aku tidak bisa memilikinya, orang lain juga tak boleh memilikinya."

Langkah nya membawa ia pergi dari hadapan Ardeus, membuat senyum miring tercetak jelas di wajah sosok kejam itu.

•••

"Daddy.." Mark mengetuk pintu ruang kerja ayahnya, ini sudah hampir jam 10 malam. Tapi kantuknya belum juga datang, ada hal yang harus ia tanyakan pada Ayahnya itu.

Kris yang sedang duduk dan fokus pada beberapa berkas langsung mengalihkan pandangannya, "Masuk, Mark." Ucapnya lalu kembali fokus pada kertas-kertas di hadapannya.

Mark berjalan memasuki ruangan besar itu, ia duduk di sofa yang tersedia disana. "Bisa Daddy kesini dulu? Aku ingin membicarakan sesuatu." Pinta Mark, Kris yang tidak bisa menolak permintaan anaknya itu akhirnya meninggalkan berkas-berkasnya dan beralih menghampiri Mark.

"Ada apa?" Ucapnya setelah duduk tepat di hadapan Mark.

"Daddy kenal dengan Taeyong Hyung sudah lama 'kan?" Kris mengangguk tanpa ragu, "Apa kau juga mengenal Haechan sebaik mengenal Taeyong Hyung?"

Obsession ✔Where stories live. Discover now