MIMPI BURUK SESAAT

32 1 15
                                    


Genre : Horror, Mistis, Hantu


Minggu siang pukul 14.30

Aku masih termangu didepan laptop. Berusaha mengalihkan pikiranku yang terbebani oleh tugas skripsi yang harus kuajukan besok dengan berselancar ria di internet. Tidak seperti anak laki-laki pada umumnya yang mungkin akan menghabiskan moment santai seperti ini dengan main game, aku disini hanya membuka cerita-cerita horror yang diposting di sebuah grup facebook. Tidak hanya di facebook sih, tapi juga di website-website sharing karya tulis lainnya.


Aku jadi teringat postingan lawas salah satu Legend (sebutan untuk si penulis yang sudah master). Cerbung tentang sebuah keluarga yang memutuskan pindah rumah, dan kemudian diteror oleh hantu gadis kecil, penunggu ruang bawah tanah rumah tersebut. Ceritanya cukup bagus dan respon pembacanya cukup banyak. Sempat kulihat gambar ilustrasi pada postingan tersebut. Bentuk rumahnya persis seperti rumah yang kusewa ini. Kebetulankah?


Sudah lima belas menit aku membaca cerbung itu secara 'maraton'. Karena terasa membosankan ditambah lagi hujan turun dengan lebatnya diluar, kuputuskan untuk ke dapur dan memasak mie. Agak sepi disini, yang lain sedang pergi dan hanya ada aku bersama temanku Rizky yang tengah tertidur pulas di sofa ruang tamu. Baru selesai memasak, kudengar suara polos nan lirih seperti ada gadis kecil yang memanggilku dari dalam gudang disebelah kanan dapur.


"Ka-kaak~ kak-saaan."


Rizky masih tertidur, jadi diam-diam aku mencongkel lubang kunci dan membuka pintu gudang. Aku tidak lagi peduli dengan himbauan bapak pemilik rumah yang melarang kami untuk masuk kedalam gudang itu. Dia bilang, gudang itu berisi barang-barang berharganya. Masa bodo, lagipula niatku bukan mencuri, cuma memeriksa siapa yang memanggilku dari dalam sana.


Aku sudah didalam gudang dan suara itu semakin jelas. Namun tidak kulihat ada gadis kecil disini, hanya ada pintu kecil di pojok gudang. Dan begitu kubuka, ada sebuah tangga menuju ruang bawah tanah. Suara itu muncul lagi diujung tergelap dibawah sana.


"Ka-kaak~ kak-saaan."


Dengan gemetaran, aku menuruni tangga. Tanpa senter apalagi petromax. Saat sudah mencapai bagian bawah, kulihat sebuah ruangan gelap yang cukup luas dan ditengah-tengah sana ada gadis kecil yang sedang menangis. Suara lirihnya yang polos membuatku iba.


"Ka-kaak~ kak-saaan."

"Dek, adek kenapa? ngapain nangis sendirian didalem sini?"


Aku terlonjak saking kagetnya begitu gadis kecil itu menatapku. Mata kirinya tertancap gunting hingga tembus ke belakang kepalanya, mata kanannya merah, sekujur tubuhnya penuh jahitan, beberapa paku besar menembus dadanya, Darah segar keluar dengan derasnya dari tiap-tiap bekas jahitan itu.


"K-ka-kak~, A-dek ta-kuut sen-dirian di-sini."

"Yaudah, kita keluar dari sini ya."

"Ng-gak ma-u, Mau-nya ka-kak te-menin a-dek disi-ni~"

"Ta tapi, kamu itu ..." tiba-tiba gadis kecil itu mencabut gunting di matanya dan menyayat betisku. Ekspresi wajahnya berubah drastis menjadi marah menyeramkan.


"KAKAK NGGAK BOLEH KELUAR DARI SINI !!!" bentaknya.


Kali ini dia memeluk kedua kakiku sambil terus menyayat-nyayat betisku hingga aku tersungkur. Kemudian dengan kuatnya, dia menyeretku mencoba membawaku masuk ke sebuah lubang di pojok ruangan.


"RIZKY BANGUUUN .... !!! TOLONG GUA WOE !!!"


Saat aku dan bocah setan ini sudah hampir mendekati lubang, Rizky datang dengan membawa sebuah kapak. Tanpa pikir panjang, ditebasnya kepala gadis kecil itu hingga terpenggal seketika.


"Ngapain lu masuk kedalem sini, San?"

"Banyak tanya lu...! Bawa gua keluar dari sini buruan...!!!"


Rizky langsung melingkarkan tanganku di bahunya dan membawaku keluar dari ruang bawah tanah ini. Saat kami sudah mencapai anak tangga teratas, gadis kecil itu merengkuh kedua kakiku. Ternyata dia masih bisa bergerak walau kepalanya sudah terpenggal. Kini Rizky dan gadis kecil itu saling tarik-tarikan mencoba memperebutkan tubuhku.


"Jangan lepasin gua Ki ... !"

"Diem, njing ...! Gua juga lagi usaha nih ...!"

"Gua masih mau idup ki, utang gua ke bapak kos belum gua lunasin !" pelasku dengan sedikit candaan.

"Bacot ...! Salah lu sendiri, udah diingetin jangan kesini, masih aja ngeyel !"


Rizky semakin putus asa, dan tarikan si gadis kecil semakin kuat. Tiba-tiba genggaman tangan Rizky terlepas, membuat gadis kecil itu tidak membuang-buang kesempatannya lagi untuk menyeretku kebawah dengan cepat.


"RIZKY ... !!!"


***


"Haah !?"


Suara petir diluar cukup mengejutkanku. Ternyata tadi aku tertidur didepan laptop karena kelelahan setelah seharian browsing cerita-cerita horror. Karena lapar, kuputuskan untuk ke dapur dan memasak mie. Agak sepi disini, yang lain sedang pergi dan hanya ada aku bersama ...


"San, nge-PES lagi yok !!!" Rizky dari dalam kamarnya berteriak memanggilku.

"Iye bentar, gua kesitu !" balasku sambil buru-buru memasukkan mie kedalam piring.

Tiba tiba aku penasaran, lantas mengintip bagian dalam gudang melalui lubang kunci. Pintu kecil dipojok gudang didalam sana terbuka. Kulihat samar-samar seperti ada bayangan gadis kecil yang mencoba naik dan keluar dari pintu itu, oh tidak, suara itu muncul dari sana ...


"Ka-kaak~ kak-saaan."


Ditulis pada tanggal : 10 Januari 2016

CLEMENTINE'S ONE SHORT STORYWhere stories live. Discover now