Ketika Kuchisake Onna Jatuh Cinta [ Part E ]

4 0 0
                                    

Satu lagi minggu berat yang mendatanginya. Cobaan dalam hidup Chisa masih belum berhenti. Stress berat terlihat dari matanya yang berkantung karena menangis semalaman. Di tempat kerja pun begitu, ekspresinya terlihat ketus di hadapan para pelanggan. Ia bahkan tak saling bicara pada Miku dan Kyoko. Tiap kali mereka berdua menanyainya, ia selalu mendengus.

Si bos pun mengetahui masalah itu dari cerita yang disampaikan Miku dan Kyoko. Dia mulai khawatir pada salah satu pegawai terbaiknya itu.

"Kami sudah berusaha menanyainya, Satoshi-sama. Tapi ia tidak mau menjawab," tutur Kyoko.

"Sepertinya ia masih kesal dengan kejadian yang waktu itu menimpanya." Miku menimpali.

"Tapi entah kenapa saya merasa mungkin ada hal lain yang dialaminya. Sesuatu yang lebih berat dari kejadian yang kalian ceritakan itu," ujar si bos.

"Mungkin sebaiknya kita biarkan dulu ia sendirian untuk menenangkan pikirannya, tapi jangan lupa untuk membantunya jika ia kelihatan dalam kesulitan saat bekerja," lanjutnya lagi.

"Baiklah Satoshi-sama, kami permisi dulu," ujar Miku dan Kyoko bersamaan sebelum kembali melanjutkan tugasnya.

Chisa sendiri masih bekerja di meja kasirnya. Melayani setiap pembeli dengan ekspresi datar. Hingga tiba-tiba ia melihat buku yang disodorkan kearahnya dari salah satu pembeli. Tiga buah seri buku berjudul 'when the demons become an angels', ia sedikit melongo melihat seseorang membeli buku yang menjadi salah satu favoritnya. Dan matanya terbelalak melihat orang yang membeli buku itu.

"Jadi berapa harganya?" tanya pria berjaket putih, orang yang membeli buku itu.

"2000 yen," jawab Chisa sembari menghela napas. Si pria berjaket putih pun mengeluarkan uang di dompetnya selagi Chisa mengemas tiga buku itu ke dalam kantong.

"Oh jadi di sini tempat kerjamu, nona cantik?"

"Tidak, aku belum lama kerja disini."

"Memangnya apa yang terjadi dengan tempat kerjamu yang dulu?"

"Apa kau akan terus menanyaiku disini? karena kau membuat antriannya terhambat," jawab Chisa sedikit membentak. Pria itu pun terkejut melihat tiga orang di belakangnya tengah melipat tangannya di dada dengan ekspesi dongkol. Dengan cepat, ia menyerahkan uangnya pada Chisa dan mengambil bukunya.

"Terima kasih, nona cantik. Sampai jumpa," ujarnya sebelum berlalu. Sekali lagi, Chisa menghela napasnya.

***

Selama seminggu ia melayani para pelanggan, dan sebanyak empat kali pula ia harus melayani si pria berjaket putih itu. Entah karena memang dia ingin mengkoleksi setiap seri dari buku yang dibelinya disini, atau karena ada maunya. Namun kali ini, si bos mendatangi mereka berdua saat dilihatnya ada sesuatu yang tidak beres.

"Permisi tuan, apa semuanya baik-baik saja?" tanya si bos pada pria berjaket putih sembari mendekati Chisa.

"Ah iya, kami baik-baik saja di sini tuan," jawab pria itu sebelum pamit pada mereka berdua. Chisa sendiri sedikit gelagapan, bagaimana kalau tuan Satoshi mengetahui kalau ia memberikan pelayanan buruk, bukan cuma pada pria itu tapi juga pada semua pelanggan?

***

Sore hari sebelum toko ditutup, si bos bertemu kembali dengan pria berjaket putih. Saat itu, si jaket putih mencoba menemui Chisa, bermaksud mencoba mengajaknya pulang bersama.

"Tuan, anda melihat gadis-gadis yang kerja di sini?"

"Mereka sudah pulang dari tadi." Terlihat raut wajah kelelahan bercampur kecewa dari wajahnya mendengar jawaban si bos.

"Kau ada masalah apa dengan salah satu dari mereka?" mendengar pertanyaan itu, si pria menjelaskan semuanya pada si bos. Mulai dari awal kisahnya bertemu Chisa yang disapanya nona cantik itu sampai kejadian dimana Chisa menjadi semurung ini. Si bos pun sepakat untuk membantu mempertemukannya dengan Chisa, asalkan dia mau menjelaskan semuanya padanya. Pria itu pun mengangguk tanda setuju.

Keesokan harinya ketika Chisa sedang bekerja tepatnya dua jam sebelum toko tutup, Miku mendekatinya.

"Chisa-chan, Satoshi-sama memanggilmu di belakang toko."
Deg, jantung Chisa berdegup lagi. Pasti si bos akan memarahinya lagi karena kerjanya yang tidak becus akhir-akhir ini.

"Sebaiknya kau segera menemuinya saat ini, biar aku yang menggantikanmu disini," lanjut Miku lagi.

"Oh emmm baiklah," ujar Chisa dengan perasaan tidak enak.

Dugaannya benar, si pria berjaket putih ada disana bersama bosnya. Jangan-jangan si bos ingin memarahinya karena pria itu mengajukan komplain. Dengan gugup, Chisa pun mendekati mereka.


BERSAMBUNG KE PART F (AKHIR)

CLEMENTINE'S ONE SHORT STORYWhere stories live. Discover now