MAKHLUK PEMAKAN SEGALA

11 0 0
                                    

Genre : Plot Twist Ringan

Orang tuaku sering bercerita padaku, tentang makhluk-makhluk yang gemar berburu. Makhluk itu tinggal di alam yang berbeda dengan alam tempatku tinggal saat ini. Biasanya mereka menggunakan perangkap besar untuk menjebak korbannya. Hal inilah yang paling dikhawatirkan keluarga kami, sebab sudah banyak teman-teman dan tetangga kami yang tidak pernah kembali karenanya.


Saat ini adalah musimnya mereka untuk berburu. Orang tuaku melarangku untuk pergi terlalu jauh dari rumah, begitu juga para orang tua lainnya yang juga ikut 'mengurung' anaknya didalam rumah. Aku pun menurut dan langsung menghabiskan waktu dirumah dengan melakukan hal-hal yang menurutku membosankan.


Sahabat baikku bernama Monroe, dia datang ke rumahku dan memintaku untuk menemainya keluar sebentar. Sudah kuceritakan larangan orang tuaku padanya seputar makhluk pemburu itu. Namun rayuan maut Monroe mampu mengalahkan peringatan akan larangan orang tuaku. Alhasil, kami pun pergi jalan-jalan keluar. Sungguh menyenangkan bermain-main diluar sini walaupun tidak banyak orang-orang yang kami temui. Tidak kusangka banyak dari mereka yang memilih berlindung dirumah masing-masing karena benar-benar takut akan serangan makhluk itu.


Kusadari kalau aku dan Monroe pergi terlalu jauh dari rumah, bahkan dari kota tempat kami tinggal. Kulihat diujung sana, ada banyak orang yang berlari menghindari sesuatu. Aku mendekati salah satu dari mereka, bertanya soal apa yang terjadi disana. Namun yang kulihat disana membuatku tertegun dan gemetaran. Makhluk itu mulai melepaskan senjata perangkap mereka, puluhan orang disana terjebak tanpa bisa meloloskan diri ketika senjata perangkap itu ditarik oleh makhluk itu. Bersama dengan orang-orang yang terjebak itu didalamnya.


Sempat terpisah oleh kerumunan orang yang mencoba menyelamatkan diri, kulihat Monroe ikut terjebak didalam perangkap milik makhluk itu. Aku berusaha mati-matian menngejar Monroe sebisaku dengan berusaha mendekati alat penjebak itu. Bersamaan dengan itu, satu alat penjebak lainnya mulai dilepas, membuatku terjebak didalamnya bersama dengan puluhan orang yang melolong dengan paniknya karena menyadari bahwa ajal mereka akan segera tiba.


***

Aku tidak ingat berapa lama aku pingsan, namun yang pasti saat ini aku terjebak disebuah tempat yang kering dan panas. Tidak jauh dari tempatku terkapar, kulihat ada banyak orang-orang yang tadi ikut terjebak bersamaku. Nasib mereka berakhir na'as. Tubuh mereka terpotong-potong dan pastinya sudah tak bernyawa lagi.


Kulihat disana makhluk itu mengambil Monroe. Wujudnya sangat besar, saking besarnya bahkan dia bisa menggenggam seluruh tubuh Monroe hanya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya menggenggam sebilah benda tajam.


Makhluk biadab itu mulai menyiksa Monroe. Permukaan tubuhnya disayat-sayat, Bagian-bagian tubuhnya mulai dipotong, isi perutnya dikeluarkan secara paksa. Aku sempat menahan mual ketika jantung, usus, dan organ dalam Monroe yang lain terburai disana. Aku masih ingat kata terakhir yang diucapkan Monroe saat tubuhnya masih menggelepar sebelum akhirnya meregang nyawa.


"Cepat pergi dari sini selagi sempat !"

Dengan berurai air mata, aku berusaha merayap sebisaku karena tubuhku sulit sekali digerakkan. Aku mencoba kabur dari sini ketika makhluk itu mulai menggenggam tubuhku. Perlakuan keji yang diterima Monroe mulai dilakukan lagi oleh makhluk itu padaku. Perih sekali ketika organ dalamku dicabut paksa, darahku mulai menggenang ketika makin banyak organ tubuhku yang dipotongnya. Lari sudah bukan pilihan yang bagus karena kini bagian tubuhku untuk bergerak sudah terpisah dari tubuhku.


Aku dan jasad Monroe kini diletakkan diatas bara api. Tidak bisa bergerak lagi dan tinggal dua menit sebelum aku benar-benar mati. Jeritan pilu-ku yang berusaha meminta pertolongan sama sekali tidak berguna karena suaraku tidak bisa didengar oleh siapapun. Tubuhku mulai mengejang-ngejang karena panas bara api itu mulai menghanguskan tubuhku. Perlahan tetapi pasti, nyawaku tercabut diatas tumpukan bara api yang menyala-nyala.


***

Setidaknya itulah kisah tragisku sebagai ikan yang tertangkap nelayan. Pernahkah kalian memikirkan hal itu setiap kali kalian memasak dan memakan kami?


Ditulis pada tanggal: 3 Januari 2016

CLEMENTINE'S ONE SHORT STORYWhere stories live. Discover now