PART 1

275K 14.1K 811
                                    


DEAL WITH A POSSESSIVE BOYFRIEND

1

"Pergi dulu, Ma!" Lucy keluar dari halaman rumahnya, menaiki sepeda hitam favoritnya lalu mulai mengayuh roda menuju sekolah yang memang dekat dari rumah.

Lucy, siswi SMU kelas 2. Berwajah dingin, keluarganya mampu, memiliki dua sahabat setia bernama Clarissa dan Zeline. Hanya saja, seperti kata Zeline berkali-kali kepadanya, satu yang kurang darinya yaitu pacar.

Lucy sendiri tak peduli dengan itu. Dia tidak peduli harus seperti yang lain, punya hubungan dengan seseorang yang baru kenal beberapa bulan? Atau beberapa hari? Itu tak mungkin baginya. Dia juga masih SMU dan sejujurnya tidak ingin ada orang lain yang masuk ke dalam hidupnya seperti Zeline yang sekarang sedang berbunga-bunga karena kehadiran Dewa, cowok dari sekolah lain.

Cewek itu berhenti mengayuh sepeda dan roda sepedanya perlahan memelan hingga kemudian berhenti tak jauh dari dua orang yang sedang bicara di sisi mobil. Lucy tidak mungkin akan menghentikan sepedanya jika tidak terkejut dengan sesuatu yang dilihatnya saat ini. Padahal sekolahnya sudah lumayan dekat. Lucy juga pergi terlalu pagi sehingga tak banyak siswa yang lewat di sana.

Cowok berseragam yang sama dengan Lucy sedang menarik kerah kemeja seorang pria paruh baya. Sementara hal yang membuat Lucy sulit meneguk salivanya adalah ketika sebuah ujung pistol yang dipegang siswa itu didekatkan ke perut pria yang hanya bisa menunduk.

Cowok itu siapa? Lucy tak pernah melihatnya di sekolah. Meski Lucy juga memang tidak pernah memperhatikan semua siswa di sekolahnya, tetapi Lucy sangat yakin sosok cowok berambut pirang itu sangat mudah menjadi pusat perhatian.

"Tapi, Bos bakalan marah kalau Tuan muda absen di hari pertama." Pria itu menunduk dalam ketika ujung pistol terus terdorong ke perutnya. "Ma—maksud saya, ini hari pertama Tuan untuk memperkenalkan diri di sekolah. Setelah itu bebas."

Cowok itu menurunkan pistolnya dan melonggarkan cengkeramannya di kerah pria tadi. Masih tanpa bicara, dia menoleh kepada Lucy. Lucy yang bertatapan langsung dengan cowok itu langsung terkejut. Dia terlalu ikut campur sampai melihat dua orang itu terang-terangan di jarak yang tak jauh.

Lucy pura-pura tidak melihat cowok itu dan mulai mengayuh sepedanya melewati mobil hitam yang parkir di tepi jalan dengan jantung yang berdegup kencang.

***

"Lihat!" Cewek berambut sebahu, kedua lengan kemeja yang digulung, gelang-gelang hitam yang melingkar di tangannya, sedang memperlihatkan sebuah surat cinta tepat di depan Lucy yang sangat asyik dengan coretan di bukunya.

Namanya Zeline, sahabat Lucy yang satu-satunya punya pacar. Zeline terlalu cuek dengan pelajaran. Sangat berbeda dengan sahabat Lucy yang lain, si cewek kacamata bernama Clarissa yang bercita-cita jadi guru. Zeline juga yang paling banyak bicara di antara mereka dan selalu menjadi perusuh. Zeline terkenal suka menantang cowok-cowok yang selalu mendekatinya, tetapi tidak dia sukai. Namun, sejak bertemu dengan Dewa

Zeline memeluk surat dari Dewa sambil tersipu. "Gue nggak bisa ngasih lihat isinya. Malu."

"Kita berdua juga nggak tertarik lihat. Ngapain baca surat cinta orang lain?" Clarissa menatap Zeline heran.

"Apa yang bikin ramai?" Zeline beranjak dari bangkunya menuju pintu kelas yang sedang dipenuhi oleh para siswi. Semua yang di kelasnya memang cewek. Cowok berada di kelas sebelah. Orang-orang di sana bertambah. Tak hanya sisi ambang pintu, tetapi para siswi terlihat berkumpul di koridor kelas. Mereka sampai menghalangi pintu sehingga Lucy tak bisa melihat apa yang ada di luar sana.

"Ada anak baru di kelas cowok!"

"Wah? Ganteng nggak?"

"Bentar lagi lewat sini pasti."

"Katanya bule!"

"Bule? Orang luar negeri? Gila."

"Itu dia! Itu dia! Bareng Pak Ferdi!"

"Ya ampun...."

"Aaa ganteng!"

"Lihat! Lihat! Dia mau lewat sini. Matanya cokelat jernih banget."

Mendengar ocehan-ocehan itu, Lucy meneguk ludah. Setiap kalimat yang didengarnya mengingatkannya pada cowok yang dia lihat tadi.

"Lucy! Sini nggak mau lihat? Mana tahu jodoh lo," kata Zeline, diakhiri tawa. "Selama ini kan lo nggak tertarik sama cowok-cowok di sekolah. Jangan-jangan lo suka yang ini?"

Lucy tertawa kaku. "Haha. Aslinya gue lebih suka yang lokal. Maaf. Cuma belum ada yang menarik," bohongnya.

"Eh, eh. Dia datang!" teriak Zeline.

Lucy menegang di tempatnya. Untungnya kelas cowok dan cewek berbeda. Lucy tetap duduk di bangkunya sambil memanjatkan doa, berharap anak baru itu bukan cowok yang dilihatnya tadi pagi.

Perlahan Lucy melirik pintu kelas, lalu mendumel sendiri. Sejak kapan kerumunan siswi di sana agak berkurang? Tadinya tempat itu penuh oleh para siswi..

Doa Lucy tidak terkabul. Sama sekali.

Cowok itu, Dean Caldwell Daren, melewati kelas Lucy sambil menatap Lucy dengan tatapan dinginnya.

***


thanks for reading!

love,

sirhayani





Kesan pertama untuk Dean di Part ini?

Kesan pertama untuk Lucy?


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Deal with A Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now