PART 19

63.4K 5.8K 621
                                    


19

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

19

Beberapa hari ini, Dean banyak memikirkan kesalahan yang telah dia perbuat. Dia menghancurkan hidup Lucy dalam waktu singkat. Dia memasuki hidup Lucy dengan cara paksa, membuatnya menjadi miliknya secara paksa, sengaja menjauhkannya dari keluarganya sendiri.

Dia memandang Lucy dari kejauhan, melihatnya untuk terakhir kali sebelum pergi dari Indonesia. Dean pergi diam-diam bersama sopirnya tanpa sepengetahuan Daren.

Lucy sepertinya baik-baik saja. Meski ada Dewa di sana yang membuat Dean marah hanya karena cemburu tak beralasan. Lucy tertawa bersama sahabat-sahabatnya, membuat Dean sadar bahwa memang kehadirannya selama ini hanya menjadi bencana untuk hidup Lucy sendiri. Dia banyak membuat Lucy menangis. Kehadirannya membuat hidup Lucy menderita.

Dean pikir ini memang keputusan terbaik. Pergi dari Indonesia dan meninggalkan Lucy.

Namun, Dean tidak berjanji untuk melupakan Lucy sepenuhnya.

Dean terus memandang dengan tatapan rindu sampai kemudian pandangan Lucy mengarah kepadanya secara tak sengaja. Di depan sekolah Lucy itu, Lucy terdiam kaku. Wajahnya sedih. Bibirnya bergerak dan mata yang berkaca-kaca.

Dean hanya bisa memandang dari jauh tanpa bisa keluar dari mobil.

Padahal dia sangat ingin menghampiri Lucy dan memeluknya sebagai pelukan perpisahan.

"Dean!" teriak Lucy sambil berlari kecil menghampirinya. Senyum campur tangis terpatri di wajahnya yang juga memandang Dean penuh rindu.

"Jalan, Pak." Mobil itu kemudian bergerak menjauh dan Dean tak ingin menambah sesak di dadanya karena cukup dengan mendengar teriakan pilu itu, ternyata bisa membuatnya merasakan kesedihan.

***

"Dean...."

Lucy membuka matanya dan memandang langit-langit kamar. Dia menahan kesedihannya lagi teringat dengan kejadian siang tadi sepulang sekolah. Dean muncul disaat Lucy sudah mencoba melupakan cowok itu dan mencoba hidup seperti biasa disaat Dean belum muncul di hidupnya, tetapi saat dia melihat Dean lagi, Lucy tak bisa menahan semua emosi di dadanya yang bercampur aduk.

Lucy menangisi Dean di jalan yang meninggalkannya lagi tanpa mengatakan apa-apa.

Dipandanginya jendela kamar yang tertutup rapat. Hujan deras malam ini di luar sana terlihat jelas oleh kaca yang tembus pandang.

Lucy turun dari tempat tidurnya karena terkejut melihat seseorang yang lewat di jalanan. Orang yang wajahnya tak terlihat karena tudung jaket juga karena derasnya hujan itu memasuki mobil yang tak asing bagi Lucy.

"Dean?" gumam Lucy melihat orang itu samar-samar yang segera masuk ke mobil. Lucy buru-buru keluar dari kamarnya, berharap Dean tidak langsung pergi.

Jantung Lucy berdegup kencang karena terlalu senang, tetapi selanjutnya dia terkejut dan bingung. Langkahnya terhenti melihat jejak sepatu berwarna merah di lantai rumahnya. Jejak itu berasal dari kamar kedua orangtuanya sampai ke keluar rumah. Jejaknya menghilang oleh air hujan di luar.

Lucy takut.

Semuanya baik-baik saja, kan?

"Ma...? Pa...?" panggil Lucy dengan suara yang bergetar. Ditambah tubuhnya lemas melihat ada aliran darah yang berasal dari kamar kedua orangtuanya. "Mama...."

Lucy semakin gemetar dan tak kuat melangkah, tetapi dia ingin memastikan semuanya. Dia memaksakan diri, berhenti di depan kamar orangtuanya dengan air mata yang turun deras ke pipi.

Saat melihat semuanya, dunianya hancur. Dia ingin lari, tetapi mama papanya ada di sana. Terbujur kaku di lantai dengan darah yang banyak di sekelilingnya.

Lucy mendekat melawan rasa takut karena darah. Dia jatuh dengan lutut yang pertama menghantam lantai saat melihat sebuah nama yang tertulis menggunakan darah di lantai itu.

Love, Dean.

"ARGGGH!" Lucy berteriak sejadi-jadinya dan menangis terisak.

Rasa cintanya kepada Dean berubah menjadi kebencian yang tak akan pernah hilang.

Dean mengambil semuanya. Mengambil seluruh kebahagiaan hidupnya.

Mama, papa, dan calon adik yang sejak kecil dia nanti-nanti.

Lucy membenci Dean mulai detik ini. Sampai kapan pun itu.

***


thanks for reading!

love,

sirhayani

Deal with A Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now