KANAYA 21

54K 3K 45
                                    

"Permisi, ini sarapan nya non"

Kana menutup kotak itu lagi lalu menyimpannya.

Mereka memakan sandwich nya masing masing dengan tenang.

Setelah selesai Kana berlalu ke ruang santai di samping rumahnya, lebih tepatnya kolam ikan dengan gazebo.

Kana membuka ponselnya dan menekan nomor seseorang.

"Halo?"

Suara berat Akra terdengar di sembarang sana, sepertinya pria itu baru bangun tidur.

"Bergadang ya?"


"Hm, kenapa?"

"Kalung nya cantik, makasih"


Akra terdiam beberapa saat sebelum menjawab Kana.

"Bilang makasih nya nanti ke papa aja, bukan dari gue"

"Yaudaa"


"Udah sarapan?" Setelah terdiam beberapa saat akhirnya Akra bersuara.

"Udah"


"Tadinya mau ngajak sarapan keluar"

"Gue udah makan, lo masih ngumpulin

nyawa nih pasti"


Terdengar tawa kecil Akra dari sebrang sana, Kana tau Akra masih mengumpulkan nyawa karena suaranya yang terdengar masih sangat mengantuk.

"Hm, masih ngantuk banget"

"Yauda tidur lagi gih, gue juga mau mandi"


"Yauda, bye"

Akra mematikan telpon nya.

Kana akan tetap bersikap baik pada Akra, bagaimanapun dia adalah sahabat kecil Kana yang berarti, terlebih ternyata Kana menyimpan rasa pada Akra.

Sedang asik melamun Kana dikejutkan dengan suara pecahan dari arah dalam.

Kana segera bangkit untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, dan menghela nafas saat melihat omanya memecahkan vas bunga.

Ah benar juga siapa yang berani memecahkan barang dirumah ini selain wanita tua itu?
semua barang yang ada di rumah ini mahal.

"Makin ngelunjak ya kamu?!"

"Kemana kamu kemarin ga pulang? ngejalang?!"

Kana memperhatikan Vania yang menunduk dengan lengan yang mengepal kuat.

Oh jadi seperti ini antagonis junior bertemu dengan antagonis senior?

Laura pasti memiliki cerita dimana ia menjadi antagonis di dalamnya, benar benar sangat cocok.

"Oma, kayanya udah cukup buat sekarang" Kana menghampiri mereka.

"Maksud kamu?" Laura menyahut dengan suara yang kentara tidak suka.

"Ada temen aku kalo oma lupa" Kana yang mengerti omanya kebingungan kembali membuka suara.

"Ga lupa kan keluarga nya Fana siapa? ini bakal jadi berita bagus kalo kesebar"

Keluarga besar Fana memang memiliki perusahaan media terbesar di negaranya ini, yah jadi cukup bahaya.

"Sana" Vani mengangguk lalu berlalu dari sana, setelah mendengar ucapan Kana.

"Oma bisa handle kalo masalah keluarganya fana"

"Ya tapi aku malu"

Laura menghela nafas lalu mengangguk.

KANAYA (REVISI)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin