KANAYA 41 (End)

62.2K 2.4K 577
                                    

Kana terbangun di tempat yang serba putih, matanya mengerjap pelan.

"Apa kabar Kanaya"

Kana menoleh pada arah suara itu, disana terlihat tubuhnya sewaktu menjadi Kana.

"Kana?" Akhirnya Kana bersuara setelah sekian lama mencerna keadaan.

"Sebenernya apa yang terjadi"

Kana menghampiri nya.

"Terimakasih Naya, kamu menjalani hidupku dengan baik"

"Kamu membuatku bisa merasakan banyak hal yang tidak pernah bisa ku rasakan"

"Lo ga broken home ya anjir, lo nya yang cuek"

Kana tertawa kecil, ia mengangguk.

"Gue gabisa nunjukin perasaan gue, jadi gua bersyukur karna lo bisa"

"Emang lo bisa ngerasain, selama ini lo dimana?"

Kana mendekat, lalu ia menunjuk dadanya.

"Disini, selama ini gue disini gue ga kemana mana"

"Terus sekarang gimana, gue mati?"

Kana tersenyum, ia menoleh kearah belakang Naya.

"Naya, ayo pulang" Disana, Revin tersenyum sambil mengulurkan tangan padanya.

Naya menatap Kana, gadis itu mengangguk.

Naya berlari kecil menghampiri Revin.

Revin mengusak rambut Naya gemas.

Naya hendak melambaikan tangan pada Kana namun yang dilihatnya bukan Kana, melainkan laki laki yang kemarin bersamanya, perlahan tangan yang luruh, senyum nya luntur.

Naya mematung menatap pria yang kini tersenyum kecil sambil melambai lambai padanya.

"Ge.." suara lirih Kana akhirnya terdengar.

Naya hendak berjalan menghampiri geo, namun lengan nya di tahan Revin pria itu menggeleng pelan.

Begitupun pria di hadapannya, pria itu juga menggeleng sambil tersenyum.

Revin menggenggam lembut tangan Naya lalu menariknya pelan, berjalan kearah cahaya terang di depan sana.

Naya memejamkan matanya menembus cahaya itu.

Perlahan tapi pasti mata yang setia terpejam itu akhirnya terbuka.

Mengerjap pelan, gadis itu menyesuaikan cahaya yang masuk ke indra penglihatannya.

"Nghh" Gadis itu melenguh pelan, saat mencoba duduk.

Prangg

Bunyi pecahan mengalihkan atensi Naya yang kini mengalihkan tatapannya ke arah pintu, disana pria itu menatapnya terkejut, tangan nya bergetar, makanan yang di bawanya jatuh.

Perlahan pria itu menghampiri nya, menangkup wajahnya, lalu meneliti wajah itu dengan seksama.

"Naya?" Suara pria itu terdengar bergetar.

"Hm"

"Ini berapa" Pria itu menunjukan dua jarinya.

"Sepuluh" Sahut Naya ngasal.

Raut pria itu berubah panik, ia segera berlari keluar dan berteriak memanggil dokter.

Naya mendengus, apa apaan pria itu.

"Itu dok tadi saya tanya ini berapa, jawabnya sepuluh, kira kira kenapa ya? apa dia amnesia?" Pria itu sibuk menunjukan jari nya di depan wajah dokter itu, yang di balas senyum canggung.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KANAYA (REVISI)Where stories live. Discover now