7

33.1K 4.2K 489
                                    


"Mil, lo gila ya?" Begitulah tanggapan Rani ketika Mila terpaksa menceritakan semuanya dari awal. Persahabatan mereka diuji dengan adanya pengakuan gegabah dari laki-laki bernama Andaru, yang jelas langsung bikin lantai 9 HG Tower yang merupakan kantor redaksi hiburan Medikom gempar, di saat Rani tidak tahu apa-apa. Selagi Mila menyelesaikan pembicaraan empat matanya dengan Andaru, Rani ditagih klarifikasi yang bikin dia ingin dia kabur dari bumi sekalian. "Lo ketemu Davin dan Kanisha, terus mengakui cowok yang baru lo kenal sebagai pacar baru lo di depan mereka?!"

Mila mengangguk membenarkan, dia sepenuhnya pasrah. Tatapannya kosong layaknya kehilangan jiwa. Waktu itu, Mila juga terpaksa. Banyaknya kabar sialan yang mengatakan dia berusaha merebut Davin dari Kanisha bikin pikirannya kalut, mengingat memang itu kenyataannya.

Belum lagi mereka memandanginya dengan tatapan kasihan. Maka dari itu, Mila berpikir pendek dan mengaku-ngaku Andaru yang menarik perhatian orang-orang itu sebagai kekasihnya.

Setidaknya itu berhasil bikin Kanisha terdiam, berikut tatapan takjub dari manajer mereka. Siapa juga yang menyangka kalau pria yang menamai kucingnya dengan nama Kim Jong Un itu ternyata salah satu direktur di perusahaan yang akan penting dalam karir dan kehidupan Mila?

"Terus dia mau-mau aja?"

Mila menggeleng. "Dia nyaris ngaku kalau gue asal bunyi, tapi Ujang lebih dulu melepaskan diri dari pelukan dia. Yaudah, dia malah lebih dulu ngurusin si Ujang dan gak jadi ngomong apa-apa. Kita keluar berbarengan terus gue langsung naik mobil. Seharusnya itu pertemuan terakhir kami..."

Rani diam. Dia hanya memandangi Mila lamat-lamat. Tatapannya horor yang bikin Mila menahan napas, ikut serta merasakan kehororannya.

"Ran! Gue harus gimana?" tanya Mila khawatir. "Dia kayaknya mau balas dendam sama gue makanya ngomong begitu di depan wartawan! Seharusnya waktu itu gak lupa minta maaf..."

"Kenapa gak lo deketin aja, terus pacarin beneran?" Rani memberikan ide. Wajahnya berubah sumringah layaknya dia mendapatkan sebuah ide luar biasa. "Davin dan Nisha pasti langsung kalah telak. He is Andaru Harsjad loh, anaknya Armand Harsjad, keponakannya Rudy Harsjad! Gila sih, jackpot banget tuh kalau lo jadi ceweknya dia! Mana dia karismarik banget lagi, Davin aja kalah!"

"Yakali dia mau beneran sama gue?"

"Kenapa nggak? You are gorgeous! Gue tau komentar netijen yang bilang muka lo b aja dan banyak kopiannya di sarkem bikin kepercayaan diri lo menurun. Gak usah didengerin, mending lo dengerin pujian PR-nya Dior kalau muka lo itu classy. Komentar dia lebih credible!"

"Heh, gue tau gue cakep. Tapi, lo pikir bisa jadi sama orang kayak dia cuma modal tampang?" tanya Mila jutek. "Lagipula, gue gak mau berurusan sama orang kayak gitu. Ribet. Dia udah gue tandain sebagai red flag."

"Kenapa?"

"Titisan siluman buaya."

"Tapi dia penting loh. Tuh lihat, gak ada berita macem-macem tentang kalian padahal dia tolol banget bercanda di depan wartawan. Seenggaknya lo harus jaga hubungan baik dengan orang kayak dia!" Rani menjelaskan sambil memegang handphonenya. Dia gencar mengecek Twitter, Instagram, atau situs-situs media bagian hiburan yang untungnya belum ada berita aneh tambahan tentang Mila, atau kabar-kabar mengenai pacar barunya. "Nyet, dia direktur di MSC. Bukan Tinder Swindler apalagi Cat Swindler! Dia gak ngaku-ngaku karena gue denger sendiri dari orang-orang yang kerja di sana."

"Kalau sekadar hubungan baik doang, gue mau kok," balas Mila seadanya. "Yaudah lah, gue yakin habis ini gak bakal berurusan lagi dengan dia."

"Kalau kalian berurusan lagi gimana? Misal nih ya, lo ketemu lagi sama Nisha dan Davin atau manajer-manajer mereka terus ada si Pak Andaru di tempat yang sama, lo mau ngomong apa?"

Love For Rent (Antagonist Love Story)Where stories live. Discover now