15

28.3K 2.6K 277
                                    

Chapter 15

"Habis ini acara apa, Dru?"

"Kayaknya sih langsung pulang, Om."

"Udah betah sama Jakarta?"

"Ya, mau gimana lagi, Om. Harus dibetah-betahin karena sebagai generasi penerus, saya bertanggung jawab dalam mempertahankan keberlangsungan 10000 karyawan MSC Group," balas Dru dengan nada sarkastik yang agak dramatis, biar terkesan santai. "That's what my father said."

Laki-laki berusia 50 tahunan akhir yang mengenakan setelan jas rapi itu tertawa mendengar kesinisan Dru. Om Ronald namanya, CEO MSC TV yang berarti merupakan atasan Dru. Dua hari terakhir, Dru menemani Om Ronald meeting di Singapore dalam tender pembelian hak siar acara Sea Games tahun depan, dia juga yang disuruh presentasi mendadak.

"Cepat atau lambat, kamu akan diangkat jadi Direktur Utama. Jadi kamu harus dikenal rekan-rekan dari bidang ini and learn how to deal with them." Begitu kata Om Ronald ketika memaksanya ikut ke Singapore padahal Dru sudah kasih tahu kalau dia punya kerjaan yang belum selesai. "Meskipun Om yakin sekarang pun kamu sudah capable." Yang dibalas Dru dengan membawa unek-unek Papa mengenai kesiapan dirinya dalam bertanggung jawab.

Dia belum siap.

"Kan memang begitu kenyataannya. Walau kamu harus dengerin sampe bosan." Om Ronald tersenyum, membuat semburat keriput di bawah matanya begitu kentara. Pria yang sedang Dru temani minum kopi ini termasuk yang paling mengenal Papa, juga mengenal dirinya. Kalau tidak salah ingat, Dru mengenal Om Ronald sejak ulang tahunnya yang ke-tiga. Dia bahkan menjadikan Om Ronald sebagai salah satu paman favoritnya karena beberapa alasan.

Pertama, Om Ronald itu unik. Disaat orang-orang tahu Dru kecil menyukai mobil, dia mendapatkan banyak sekali kado berisikan HotWeels dan Matchbox. Om Ronald memberikannya buku Little Car dari Joy Cowley dan membacakan untuknya dengan riang. Om Ronald bahkan membuatkannya mobil-mobilan dari kayu. Dia cerdas dan kreatif, tak heran papa menempatkannya sebagai CEO di MSC TV dan namanya diikutsertakan ke dalam tokoh kunci MSC TV.

Kedua, mengobrol dengan Om Ronald itu menyenangkan. Dia kelihatan culun, pendiam dan canggung, tapi dia bersedia mendengarkan mumbling tidak ada habisnya Dru bocah yang sangat cerewet.

Ketiga, Om Ronald itu family man, tipikal laki-laki lurus, setia dan baik-baik. Dia menikah waktu Dru berumur 7 tahun dengan pacar pertama sekaligus terakhirnya. Om Ronald mengutamakan keluarganya dalam tiap pilihan. Dia juga menganut healthy lifestyle, tidak merokok apalagi minum alkohol. Dru kecil berpikir untuk menjadi laki-laki sepertinya apabila tumbuh dewasa. Tidak neko-neko dan memiliki keluarga harmonis. Walau semua itu sirna mengingat kehidupan Dru yang neko-neko bahkan sebelum dia menikah.

"Waktu kamu masih di NYC, Papa kamu sempat pusing karena sekalinya kamu pulang, malah bersembunyi di Bali. Katanya, nyari kamu di Bali lebih susah daripada di New York. Kamu lebih sayang sama bussiness kamu daripada beliau."

Dru tersenyum menanggapi. "Papa mah kebanyakan drama, Om."

"Namanya juga mulai tua, Dru. Kangenan terus sama anak," Om Ronald bersikap pengertian. "Omong-omong, kemarin Om sempat mampir ke Tumi, diajakin Aska. Makin bagus aja sekarang, Om sampai takjub sama konsepnya. Pantes gak pernah sepi. Makanannya juga cocok di lidah semua."

Dru tersenyum simpul. "Manajemen yang sekarang emang oke-oke sih, Om. Saya paling ngawasin sesekali atau mobile."

Dia teringat awal mula dia membangun Tumi lima tahun lalu, sebuah beachclub di Uluwatu yang awalnya tidak didukung siapa-siapa (sebenarnya banyak sih yang mendukungnya, tapi biar dramatis, anggap dia tidak didukung siapa-siapa). Papa, Pakde Rudy, Eyang, atau orang-orang yang dia harapkan bersedia menjadi malaikatnya malah menolak mentah-mentah proposal yang dianggap terlalu mimpi. Dru mau menggunakan konsep seperti di Mykonos, Ibiza dan Dubai. Thing that better than Potato Head or La Brisia yang merupakan beach club paling digembor-gemborkan pada masa itu. He wanted to make it the best ever. Modal yang dibutuhkan benar-benar fantastis, sementara Papa tidak mau memberikan uangnya karena bisnis Dru yang sebelum-sebelumnya keseringan bangkrut.

Love For Rent (Antagonist Love Story)Where stories live. Discover now