[ DHS•28 ] DIBALIK CAHAYA PURNAMA

25K 4.3K 263
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️

••••

TRAILER STORY DIAMOND HIGH SCHOOL

••••

Setelah mencari di kamar Travis dan tidak menemukan apapun mengenai kode dari Utara yang dia pecahkan, sekarang Atharel harus kembali memutar otak. Apakah benar kode KAMAR UTARA yang di maksud tersebut adalah kamar asrama Utara Dino Sebastian? Atau... melainkan tertuju pada tempat yang lain?

"Thur," panggil Atharel yang sedang berbaring di kasur sedangkan Fathur belajar di meja belajarnya.

"Apa?" sahut Fathur tanpa menoleh. Dia terlihat sibuk belajar karena ujian yang sedang mereka hadapi.

"Lo pernah bilang kalau setiap murid di DHS bisa mendapatkan ruang pribadi mereka di sekolah, iya kan?" Atharel terpikirkan sebuah tempat.

"Hm?" Fathur menoleh pada Atharel kemudian mengangguk. "Iya, bener. Lo juga pernah masuk ke ruangan pribadi gue di sekolah waktu gue nunjukin foto-foto jasad senior Utara."

Atharel kemudian duduk dari baringannya. "Kalau begitu... apa Bang Uta juga punya ruangan pribadi?"

Fathur kini memutar kursi belajarnya hingga sepenuhnya menghadap Atharel. "Senior Utara adalah siswa berprestasi di DHS dan juga anak seorang konglomerat kaya raya. Kemungkinan senior Utara juga punya ruangan pribadinya di sekolah. Pada dasarnya sih, ruang pribadi itu merupakan salah satu hak istimewa dari sekolah untuk murid-murid yang berprestasi atau mempunyai kekuasaan dan koneksi besar di sekolah ini."

'Berarti kalau tidak ada di kamar Travis yang dulu menjadi kamar Bang Uta, kemungkinan ruang pribadi itu tempat yang di maksud,' batin Atharel. Tidak salah lagi, pasti di sana.

"Lo mau minta ruangan pribadi juga?" tanya Fathur.

"Enggak. Gue cuma nanya aja. Lagian... waktu kita di sini nggak akan lama lagi, kan? Jadi nggak usah. Kebanyakan yang pakai ruangan kayak gitu untuk hobi masing-masing. Kayak lo contohnya yang suka fotografi, lo bisa lebih leluasa menggunakan ruangan pribadi itu untuk kinerja lo lebih stabil dan bagus. Sedangkan gue, hobi gue basket dan itu cuma butuh ruangan outdoor."

"Bener juga sih," gumam Fathur mengangguk setuju.

Atharel kemudian bangkit dari duduknya dan mengambil jaket serta memakai sepatu.

"Lo mau kemana? Nggak belajar? Besok kita masih ada ujian," kata Fathur.

"Gue mau nyari angin dulu. Refreshingin otak. Lama-lama sakit kepala juga belajar terus." Atharel kemudian keluar dari kamar.

DIAMOND HIGH SCHOOL [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now