[ DHS•33 ] SKENARIO KEJADIAN YANG SEBENARNYA

30.6K 5K 1.8K
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️

••••

TRAILER STORY DIAMOND HIGH SCHOOL

••••

"To the point, yang membunuh Utara Dino Sebastian satu tahun yang lalu adalah adiknya sendiri... Atharel Argeswara."

"Lo jangan asal, Rav! Nggak mungkin Atharel membunuh kakak kandungnya sendiri!"

Dengan santai Aarav mengedikkan bahunya. "Terserah lo percaya atau enggak. Apa yang gue bilang ini adalah kebenaran yang nyata. Sebuah fakta."

"Fakta dari mulut psikopat nggak bisa dipercaya."

Aarav sontak tertawa, merasa lucu mendengarnya. Kemudian tawanya berhenti dengan tatapan dingin dan menusuk pada Antariksa. "Jangan lupa, lo juga sama dengan gue, An. Sekarang, kita berdua sama-sama psikopat. Bedanya, lo bekerja untuk kelompok lo, sedangkan gue bekerja untuk diri gue sendiri."

"Gue nggak berharap lo harus percaya omongan dari psikopat kayak gue. Satu yang perlu lo tahu... di saat kematian Utara Dino Sebastian, gue ada di sana. Menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana dia di siksa oleh adiknya sendiri sebelum mengembuskan napas terakhir di dunia ini."

Antariksa terdiam menatap Aarav. Mencari kebohongan dari setiap kata yang keluar dari mulutnya. Namun sayang, Antariksa tidak menemukan sedikitpun kebohongan.

Aarav berjalan ke meja dan mengambil sebuah pisau. "Gue ingin membuat perhitungan sama lo."

Antariksa paham dengan kata 'perhitungan' itu. Matanya sempat melihat pisau yang dipegang oleh Aarav.

"Sebelum itu gue mau nanya lagi," lirih Antariksa dengan tatapan hampa dan menyerah. Antariksa kalah. Dia benar-benar sudah kalah sekarang. "Menurut lo... kebersamaan kita dulu itu apa? Apa lo senang? Apa lo bahagia ketika kita bertiga bersama dalam susah dan senang?"

Aarav terdiam beberapa saat kemudian menjawab, "Iya. Gue senang, gue bahagia dengan kebersamaan kita bertiga."

"Setelah semua yang terjadi, setelah Kay pergi, lo benci sama gue karena gara-gara gue, Kay meninggal?"

Pegangan Aarav pada gagang pisaunya mengerat. "Iya. Gara-gara lo, Kay meninggal. Dan sekarang gue benci banget sama lo, An."

"Lo mau balas dendam sama gue?"

"Iya. Nyawa harus di bayar dengan nyawa. Setelah kematian lo, tinggal Guana yang harus gue habisi."

Senyum Antariksa terukir tipis. Kepalanya mengangguk paham. "Kalau gitu lakukan, Rav. Balaskan dendam lo ke gue. Balaskan semua rasa sakit hati lo ke gue. Salahkan semua yang sudah terjadi di masa lalu ke gue. Hukum gue sesuka hati lo. Kalau dengan membunuh gue bisa membuat lo terbebas dari dendam itu, bunuh gue sekarang, Rav."

DIAMOND HIGH SCHOOL [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now