Bab 2 | Pelayan Raja Yang Patuh 🔞

1.7K 126 5
                                    

Teh yang diminum Chen Yi memiliki aroma bunga mawar yang samar di udara, ia meneguknya dengan santai, gerakkan yang anggun telah terukir di tulangnya. Gu Ming juga menikmati tehnya, hari ini ia sengaja izin untuk kembali ke rumah dan mampir di rumah keluarga Chen. Gu Ming lebih tua empat tahun dari Chen Yi yang baru berusia delapan belas tahun.

Orangtua Gu sebenarnya telah mendesak Gu Ming untuk menikah, namun ia masih enggan dan beralasan bahwa pekerjaan di istana membuatnya sibuk. Gu Jili adalah orang yang mengetahui sedikit mengenai obsesi kakak keduanya kepada ger di depan mereka, Chen Yi adalah permata giok ibukota—sebelum masuk ke istana ia mempelajari beberapa keterampilan berpedang, membaca dan menulis juga menyulam.

Banyak orang yang merasa wajar apabila Chen Yi dipanggil ke istana sebagai calon ratu. Ia juga lembut dan bijak, gambaran indah itu telah membuat banyak orang mengatakan bahwa Chen Yi adalah standar pengantin yang baik. Hanya orang-orang di istana yang tahu bagaimana gilanya pangeran kepada Chen Yi.

Chen Yi pernah dihukum bertelanjang di taman saat musim dingin karena dia pergi mencari pangeran, ia juga pernah dimasukkan ke dalam kandang anjing karena pernah menentang pangeran. Meskipun begitu, setiap kali pangeran mahkota bermalam di istananya, para dayang akan mengantarkan banyak hadiah untuknya.

"Tuan Chen mungkin akan pergi ke utara dalam waktu dekat mengikuti dekrit Kekaisaran."

"Apa orang-orang barbar itu bergerak lagi?" tanya Chen Yi lembut.

Saat ini Kekaisaran memang mengalami beberapa gangguan dari orang-orang barbar, mengirim salah satu dari tiga Jendral besar untuk menanganinya adalah hal yang wajar. Tetapi Chen Yi tetap tidak merasa tenang melihat Ayahnya masih harus pergi berurusan dengan hal-hal ini. Kaisar saat ini telah terbaring sakit, banyak rumor yang mengatakan waktunya tidak akan lama lagi; hanya ada satu putra di sana yang dapat menduduki posisi Kaisar dan itu adalah Pangeran Wang Jiang, Chen Yi adalah tunangan dan setelah delapan tahun tidak ada kabar pernikahan ataupun kelahiran anak.

Kaisar telah mempertimbangkan untuk mencarikan Wang Jiang selir baru, namun ia juga telah mencintai Chen Yi yang malang dengan hatinya sehingga rencana itu diserahkan kepada Wang Jiang untuk mengambil keputusan. Wang Jiang jelas tidak puas dengan Chen Yi, meskipun ger adalah pasangan nikah yang diperbolehkan namun ger cenderung lebih kuat dibanding wanita dan tubuh mereka tidak selembut wanita. Apalagi Wang Jiang memiliki kebanggaan sebagai darah Kekaisaran yang membuatnya semakin tidak puas.

Chen Yi memiliki wajah yang indah, alisnya panjang, memiliki bentuk mata seperti kelopak bunga plum dengan bulu mata tebal dan bibir merah tipis yang bagaikan sapuan kuas. Dengan penampilan inilah Wang Jiang dapat menanggung beberapa ketidakpuasannya pada jenis kelamin Chen Yi dan sering pergi ke istananya.

"Tuan Muda Chen!" suara pelayan datang dari arah belakang Chen Yi dan Gu Ming.

Ia datang dengan sedikit terburu-buru, lalu membungkuk hormat sebelum berbicara.

"Tuan, Yang Mulia Pangeran memberi pesan bahwa dia akan datang ke istana dalam waktu satu dupa. Dia meminta anda untuk bersiap untuk melakukan pengobatan."

Mendengar hal itu Chen Yi mengangguk paham dan memandang kedua tamunya dengan senyum permintaan maaf.

"Saya meminta maaf karena tidak dapat menemani Tuan Gu sekalian, saya harus segera bersiap."

Gu Ming menyembunyikan perasaannya dan mengangguk. "Saya akan bertugas kembali dalam waktu tiga hari, jaga diri tuan."

Gu Jili melihat itu juga berpamitan dengan riang dan mengikuti kakaknya. Chen Yi tidak membuang waktu dam masuk ke istana, ia lalu membersihkan diri dan membiarkan pelayan memberikannya minyak mawar di tubuhnya. Ia juga meminum ramuan yang selalu ia minum setiap kali Wang Jiang akan datang untuk menginap.

Ia duduk dengan tenang di kursi sambil membaca sebuah buku berisi puisi-puisi romantis yang dibawa oleh Gu Ming dan Gu Jili. Senyuman di wajah Chen Yi adalah pemandangan pertama yang ditangkap oleh Wang Jiang saat ia masuk, saat Chen Yi tersenyum matanya akan melembut dan sebuah lesung pipit muncul di pipi sebelah kanannya.

"Yang Mulia Pangeran, hamba menyambut anda."

Chen Yi menyapa dengan lembut dan patuh, Wang Jiang membuka mantelnya dan menaruhnya di kursi. Ia duduk dan melihat tunangan di depannya, Wang Jiang merenung kembali ia dan Chen Yi telah bersama selama delapan tahun, Chen Yi yang dulu masih kekanakkan pada usia sebelas tahun dibawa ke istana untuk menjadi obatnya kini telah berusia sembilan belas tahun.

"Kesehatan Kaisar semakin menurun, para menteri telah meminta saya untuk mengambil alih seluruh pekerjaan Kaisar. Kemungkinan Kaisar menutup usia di ranjang sakitnya semakin tidak terelakkan."

Chen Yi mendengar semua itu dengan tenang, namun saat ia melihat Wang Jiang membuka sabuk celananya, ia memahaminya. Chen Yi duduk di atas lantai berjongkok di antara kaki Wang Jiang dan memegangi penis Wang Jiang dan menstimulasinya. Wang Jiang juga tidak terganggu, ia terus berbicara dan menatap ger di depannya dengan santai.

"Jendral Shun bertanya tentang anda, saya yakin itu adalah perintah dari keluargamu. Kita telah bersama selama delapan tahun, lima tahun telah berlalu sejak pertama kali kita berbagi malam menyenangkan seperti ini, namun saya seseorang yang akan menjadi Kaisar selanjutnya bahkan tidak bisa membuat anda seorang jalang hamil dan melahirkan anak untuk saya."

Wang Jiang menahan kepala dan penisnya yang sudah setengah keras dimasukkan ke dalam mulut kecil Chen Yi, ia hampir tersedak namun segera menyesuaikan kondisinya. Chen Yi membohongi dirinya sendiri berpikir ini adalah hubungan intim dari dua orang yang saling mencintai dan memuja satu sama lain. Ia mempertahankan posisi itu untuk tidak membiarkan Wang Jiang terluka saat ia memberikannya pelayanan dengan mulutnya, Wang Jiang pernah memukulnya saat gigi Chen Yi tidak sengaja menggesek penis Wang Jiang dan itu menjadi pembelajaran untuk Chen Yi.

"Saya mungkin diracuni, namun saya tahu masalah tidak memiliki anak ini adalah kesalahanmu. Bagaimana mungkin ada tiga wanita yang mengaku hamil benihku bisa terjadi sementara kau sendiri tidak bisa memberikannya setelah semua ini."

Airmata Chen Yi mengalir setiap kali Wang Jiang menghentakkan pinggangnya menusuk tenggorokan Chen Yi. Ekspresi wajah Wang Jiang menjadi menyenangkan dan ia menarik keluar penisnya sambil menarik Chen Yi ke ranjang. Kasur empuk itu menahan benturan dari sikap kasar Wang Jiang, ia membiarkan Chen Yi melepas seluruh jubah mandinya dan duduk bertelanjang di atas ranjang.

"Persiapkan dirimu di depanku!" Titah Wang Jiang.

Chen Yi mengangguk dan membuka kedua tungkai kakinya dan mengangkat sedikit bokongnya memperlihatkan lubang berwarna kemerahan ke arah Wang Jiang. Chen Yi melumuri jemarinya dengan liurnya sambil menusuk lubang itu dengan lembut, ia memasukkan jari lain sambil menggerakkannya maju mundur. Wajah Chen Yi memerah dan dahinya memiliki butiran keringat, lubang miliknya menjadi lebih lembab setelah pemanasan dan Wang Jiang telah mengarahkan penis yang tegang itu ke pintu masuk.

"Hn...."

Suara tertahan Chen Yi membuat Wang Jiang tersenyum ia meraih tubuh Chen Yi yang ringan dan itu membuat Chen Yi ketakutan, meskipun Wang Jiang kuat—ia tidak akan ragu melempar Chen Yi jika ia lelah saat menggendongnya. Wang Jiang berjalan menuju ke kaca yang besar dan mewah di rumah—Lalu Chen dapat melihat bahwa abaimana-nya dipenuhi oleh Wang Jiang. Hentakan keras itu membuat beberapa suara tak tertahankan lolos dari bibir Chen Yi dan setelah setengah jam Chen Yi menerima pelepasan Wang Jiang dan jatuh ke ranjang.

Wang Jiang merasa segar dan sedikit lelah, ia mengambil jubahnya dan pergi dari kamar Chen Yi tanpa mengatakan sepatah katapun. Chen Yi tidak mengomentari karena ia sangat lelah, namun ia tidak menyadari bahwa saat memejamkan mata tetes airmata jatuh—Penyatuan tubuh dan jiwa mereka tidak pernah benar-benar dianggap sempurna, terkadang Chen Yi bertanya-tanya apa bedanys ia dengan para selir di istana, namun ia sadar ia bahkan jauh lebih buruk di banding mereka.

Chen Yi merasakan ada desakan yang mendorong tubuhnya, ia bangun dan terbatuk. Seteguk darah mengotori selimut dan tangannya, sepertinya ia telah kehabisan waktunya.

[BL] Ger Umpan Meriam Diceraikan 🔞Where stories live. Discover now