Bab 13 | Membangun Kepercayaan

808 97 3
                                    

"Paman Ming!" Chen Mei menyadari kedatangan Gu Ming dan segera bangkit.

"Apa kalian sedang belajar?"

"Ya Paman."

Semua anak memiliki senyum dan kulit yang lebih baik dari terakhir kali. Gu Ming memberikan cemilan yang dibelinya dan menyuruh mereka makan setelah makan siang atau mereka akan makan lebih sedikit.

"Chen Yi, kemarilah ada sesuatu yang ingin aku beritahukan."

Chen Yi lalu bangkit dan mengikutu Gu Ming ke arah kandang. Keduanya berdiri berdampingan, Chen Yi memandang wajah Gu Ming dan sedikit tersipu daat mengingat pengakuannya tempo hari.

"Aku akan pergi ke gunung untuk berburu, mungkin memakan waktu dua hari untuk kembali."

"Ini musim dingin, hewan di gunung pasti tidak keluar dari sarangnya."

"Setidaknya aku harus mencoba, akan menakjubkan jika bisa menemukan rusa atau babi hutan."

"Itu berbahaya."

Chen Yi jelas sangat khawatir dengan keselamatan Gu Ming namun pemuda di depannya hanya tersenyum memandangnya. Gu Ming meraih tangan Chen Yi dan mengusapnya hingga kehangatan itu menular ke kedua telapak tangan Chen Yi.

"Aku akan baik-baik saja, seberapa berbahayanya gunung dibandingkan medan perang? Semuanya akan baik-baik saja."

Wajah Chen Yi memiliki ekspresi rumit, benar saja medan perang jauh lebih berbahaya. Berburu bisa dibilang adalah hobi para pemuda kaya di ibukota, mereka akan menangkap beberapa hewan buruan untuk dipamerkan dan mengadakan pesta. Di desa hal itu dianggap berbahaya, selain potensi diserang oleh hewan buas, ada juga kemungkinan terluka dan sulit untuk di sembuhkan.

"Berhati-hatilah, jangan pergi dulu belum terlalu siang untuk berangkat. Aku akan mengemas bekal untuk dibawa."

"Baik, aku akan melihat anak-anak kalau begitu."

Chen Yi masuk ke dapur, ia mengeluarkan dendeng sapi dan mengirisnya dengan ukuran yang pas. Ada wadah bambu yang ia gunakan. Chen Yi membuat pancake daun bawang, roti kukus dan dendeng tumis. Tidak lupa ia juga mengemas beberapa tonik penambah tenaga dan juga obat pendarahan. Semuanya dikemas ke dalam tas kain tebal yang ia minta Mu Rui buat beberapa waktu lalu.

Gu Ming mengajarkan Chen Mo dan Chen Gi lagi menulis dan Chen Mo begitu pandai mengatakan bahwa gaya lukis Gu Ming sangat tajam dan tegas. Gu Ming seneng dengan pujian itu dan melanjutkan mencajar mereka untuk menulis nama mereka.

"Semuanya ada di sini, ada kantong air manis juga untuk berjaga-jaga."

"Terima kasih, aku akan pergi dulu. Jaga diri kalian baik-baik."

Chen Yi memandangi Gu Ming yang masuk semakin dalam ke arah gunung. Ia lalu berbalik dan memanggil Chen Mei yang bermain di dekat petak sayur untuk membantunya menggiring anak-anak itik ke dalam kandang.

Siapapun akan menjadi awas saat berada di kawasan yang berbahaya. Tanpa anjing berburu Gu Ming mengandalkan inderanya untuk mendeteksi keberadaan hewan, hutan masih tertutup salju dan beberapa tanaman di musim dingin hanya memiliki cabang-cabang beku yang membentuk kristal es yang menawan.

Setelah berjalan selama tiga jam, Gu Ming berniat untuk makan siang dan mengamati sekitar. Duduk di akar pohon, Gu Ming membuka tas perbekalannya dan mengunyah pancake bawang dan potongan dendeng dengan khidmat. Di utara, hanya ada peperangan di mana-mana, jika mereka terpaksa harus berburu itu memasuki kawasan musuh.

Berada di tempat ini Gu Ming tidak merasa begitu tertekan, bahkan ia berharap bisa mendapatkan mangsa yang cukup untuk dibawa pulang. Jika ia bisa menangkap kelinci hidup-hidup itu akan jauh lebih baik untuk dipelihara dan digemukkan sebelum di makan.

[BL] Ger Umpan Meriam Diceraikan 🔞Where stories live. Discover now