Bab 16 | Tahun Baru

553 105 8
                                    

Tahun baru di kabupaten Hua zhong tidak kalah meriah banyak orang datang dan pergi mengunjungi kerabat dengan hadiah dan senyuman di wajah. Pada hari kesepuluh semuanya kembali ke rutinitas awal, begitu juga dengan Gu Ming yang membawa beberapa hewan buruan ke toko hewan ataupun langsung menawarinya ke Restoran. Meskipun harganya tidak begitu bagus, namun itu masih membawa tiga hingga empat tael dalam sekali perjalanan.

Mak comblang Ruan sudah menunggu kedatangan Gu Ming sesuai kesepakatan, kereta yang dibawa Gu Ming adalah sebuah kereta kuda yang bagus. Meskipun hanya menyewa untuk sementara Gu Ming ingin memberi wajah untuk Mak Comblang Ruan. Kedatangan kelompok Gu Ming ke arah gubuk Chen Yi menarik perhatian seluruh desa, itu adalah seorang pemuda menunggangi kuda yang hebat, sebuah gerbong kereta kuda lain dan sebuah gerobak keledai yang penuh.

"Sial, apa ini adalah iringan pembawa hadiah pernikahan?"
"Rasanya bukan, Ah Gu itu tidak menggunakan pakaian pernikahan. Ini mungkin hadiah pelamaran?"
"Begitu kaya dan ramai. Lihat bahkan mereka memberi permen."

Chen Yi yang mendengar keributan di luar sedikit gelisah, ia tidak pernah benar-benar mengalami rangkaian ini saat keluarga kerajaan membawanya masuk, jemputan formal, penberian hadiah, pertunangan—kalau ia berpikir lagi ia hanya diperlukan seperti pelacur yang dikirim untuk melayani raja. Padahal sejak kecil orang-orang membisikkan bahwa ia akan menjadi pendamping kaisar hebat selanjutnya, jadi ia belajar banyak hal selama ini; memasak, menjahit, meramu obat, merawat tanaman obat, mengetahui tindakan intim yang disukai Kaisar, menjaga tubuhnya bahkan menari sesekali.

Bagi Chen Yi itu semua adalah upaya untuk membuat Kaisar senang, namun sebenarnya itu hanyalah cara Chen Yi bertahan di setiap gempuran kekecewaan yang ia rasakan seiring bertambahnya usia.

Kepala desa Li datang dan bertindak sebagai penantua untuk Chen Yi dan berbicara dengan Mak Comblang Ruan mengenai tanggal lahir dan juga tanggal yang cocok untuk melangsungkan pernikahan. Rumah yang dibangun sudah mulai dilanjutkan pengerjaannya sejak seminggu setelah tahun baru imlek, dinding dan saluran air telah dibuat.

"Saat musim semi rasanya bukan masalah, dalam waktu dua bulan lagi baik untuk mengadakan pernikahan."

Meskipun itu awal musim semi, padi dan biji-bijian lagi belum akan langsung ditanam. Jadi kepala desa mengangguk setuju. Mak comblang Ruan memberikan hadiah dan minum teh, sementara Chen Yi dan Gu Ming saling bertukar hadiah. Chen Yi memberikan Gu Ming sebuah pedang yang memiliki sarung pedang berwarna hijau dan batu giok di gagangnya.

Senyuman lembut hadir di wajah Chen Yi, ia tahu bahwa Gu Ming lebih menyukai jenis pedang seperti ini. Saat ia pergi ke pengasingan ada beberapa pusaka yang ia bawa bersama, pedang ini adalah pemberian kakeknya dulu. Ia mengatakan kepada Chen Yi bahwa suaminya dapat memilikinya sebagai mahar dan menggunakannya untuk melindunginya.

Dulu Chen Yi berpikir Kaisar akan menjadi pemiliknya, namun karena sikap dan tindakan Kaisar itu membuat  Chen Yi meragu. Siapa sangka pemiliknya benar-benar telah berbeda sekarang.

"Ini milik Kakek, dia mengatakan bahwa pedang ini akan menjadi hadiah untuk suamiku."

Chen Yi lalu memberikan pedang itu kepada Gu Ming dengan tangannya sendiri, "tolong jaga aku di masa depan."

"Tentu."

Setelah acara lamaran yang meriah, Gu Ming dan Chen Yi menjalani hari-hari mereka dengan teratur juga tenang. Meski udara masih dingin, namun itu tidak lagi sampai ke titik seseorang akan membeku. Beberapa kali Gu Ming naik ke gunung untuk berburu, juga ia mulai mengelola tanah dengan mencabuti rumput liar dan ilalang yang tumbuh.

Chen Yi juga tidak bersantai, pembangunan rumah setelah sebulan telah menyelesaikan bagian lantai satu dan dinding lantai kedua. Karena udara semakin hangat, penggalian sumur juga mulai dikerjakan begitu juga dengan kolam. Chen Yi pergi ke kabupaten kota beberapa kali untuk membeli bibit tanaman juga pohon buah. Anak-anak telah banyak bergaul dengan penduduk desa jadi mereka sering bermain di luar yang tentu saja membuat Chen Yi juga senang.

Tubuh mereka pulih dengan baik dan ada penambahan berat badan juga penambahan tinggi, di tambah lagi mereka memiliki wajah putih dan pakaian yang baik—beberapa ingin mulai mengikat pertunangan, tetapi Chen Yi menolak karena ingin anak-anak tumbuh sesuai dengan umurnya. Apalagi Chen Yi berharap mereka bisa pergi ke sekolah kabupaten untuk pencerahan di usia muda.

Ada banyak keinginan dan mimpi yang bisa diraih, karena itu Chen Yi tidak ingin anak-anak ini memiliki batasan atau kekangan.

"Ayah ingin kalian pergi mengejar mimpi yang kalian mau, entah itu ada di sini, di medan perang, di gunung yang tinggi atau di lautan lepas—Ayah tahu kalau kalian bisa mengejar semua itu. Karena itu Ayah ingin mengajari kalian banyak hal, memberitahu kalian banyak hal sehingga semuanya menjadi mungkin."

Itu adalah kata-kata yang Chen Yi beritahukan kepada keempat anak-anak itu. Chen Yi menyayangi mereka namun juga tidak ingin siapapun merasa berhutang padanya, sebab membawa mereka juga adalah salah satu keegoisan Chen Yi dalam mengatasi rasa kesepian dan bersalahnya.

Setelah dua bulan para petani sibuk dengan sawah mereka, beberapa juga sibuk dengan musim buah di gunung. Aroma buah yang matang dan bunga yang harum membuat siapapun akan melangkah ringan juga penuh semangat. Chen Yi memandangi rumah barunya dengan hangat, anak-anak telah memilih kamar dan mulai membawa masuk barang-barang mereka. Gubuk juga akan dirobohkan dan dibuat menjadi paviliun setelah menggali kolam di bawahnya.

Gu Ming juga memperhatikan kamar-kamar yang disiapkan untuk pelayan, meskipun Chen Yi sering mengatakan dia tidak lelah namun Gu Ming tidak berniat membuat Chen Yi bekerja begitu keras setelah menikah. Kamar pelayan berada di bagian belakang rumah yang terpisah dengan dapur luar dan sumur, terbuat dari ubin membuat penampilannya jauh lebih baik dibanding beberapa rumah miskin di desa.

Saat sedang memperhatikan pembangunan rumah tiba-tiba mandor datang mendekat dan mengatakan bahwa beberapa wanita di desa bergosip tentang Chen Yi, mereka mengatakan hal-hal tidak masuk akal mengenai Chen Yi bahkan menuduh Chen Yi sebagai pelacur di kota lain.

Gu Ming yang mendengar itu jelas marah, "identitas Chen Yi bahkan lebih mulia dibandingkan hakim daerah ataupun siswa yang mengikuti ujian Kekaisaran atau bahkan bangsawan di kota ini. Sebaiknya mereka menjaga mulut mereka."

Mandor terkejut dengan penuturan Gu Ming, ia bertanya-tanya mengapa orang yang mulia itu bisa berakhir di desa kecil ini? Namun ia tidak mau mengatakan apa yang ada dalam pikirannya dan menyuruh orang-orangnya bekerja lebih cepat.

Rumah memiliki tampilan Mansion paling mewah untuk orang-orang desa namun biasa saja jika dibandingkan dengan apa yang ada di ibukota. Beberapa pohon bambu kuning di tanam di dekat tembok halaman, sebuah pohon willow juga memayungi tempat duduk bambu besar di halaman.

Hanya tinggal sedikit lagi sampai Gu Ming dan Chen Yi melaksanakan pernikahan. Gu Ming dengan sengaja memesan empat meja lain selain meja makan bundar di rumah Chen Yi untuk dibuat, sehingga tamu yang akan diundang tidak perlu berdesakan dan tidak perlu meminjam banyak meja dari orang desa.

Chen Yi menanam beberapa bibit jahe, bawang putih dan herbal lain. Ia juga mengerahkan anak-anak untuk mengatur pohon beri di sekitar tembok halaman sebagai hiasan juga nantinya bisa mereka panen.

"Ayah Ayah, nanti Chen Yue ingin menanam pohon daging!"

Mendengar mimpi kekanakan Chen Yue semua orang tertawa bahagia namun tidak ada yang akan mengatakan yang sebenarnya untuk menghancurkan mimpi kecil anak itu. Semuanya begitu membahagiakan sampai-sampai Chen Yi melupakan semua rasa sakit yang ia rasakan sebelum sampai ke desa ini.

[BL] Ger Umpan Meriam Diceraikan 🔞Where stories live. Discover now