8. GALEN'S PRIVATE ROOM

146K 8.3K 4.1K
                                    

Galen berdiri di belakang Aris dengan senyum di bibir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Galen berdiri di belakang Aris dengan senyum di bibir. Kerah jaket kulit Aris yang tingginya hanya setinggi dada Galen itu ditarik kuat oleh Galen hingga kakinya terangkat dari lantai.

"Waah, waah. Look at that jacket. Ternyata Aris yang ganggu gue di kelas ini anak Allegra, ya," kata Galen sambil terkekeh. Suaranya pelan dan rendah, tapi lebih menakutkan dari iblis.

Sepertinya nyawa Aris juga ikut terangkat dari tubuhnya, karena tubuhnya langsung mati rasa begitu mendengar suara Galen.

Masalahnya Galen adalah musuh bebuyutan gengnya, Allegra. Mereka dendam karena Galen selalu menang balapan dan akibatnya Aris ikut-ikutan menjelekan Galen dari belakang.

Namun, Aris tidak pernah berani melawan Galen terang-terangan. Ia takut. Kabarnya orang yang pernah berurusan dengan Galen pernah sampai masuk rumah sakit jiwa.

"Ganggu apa? G—Gue gak pernah ganggu lo!" balas Aris.

Emosi Galen tersulut hanya mendengar suara Aris yang seperti pecundang. Ia langsung membalikan tubuh Aris menghadapnya dan memojokannya ke tembok.

"Lo berisik, Aris. Selalu aja godain anak cewek dan teriak-teriak di kelas. Lo ganggu gue belajar." Bibir Galen tertarik ke dua sudut, membentuk senyuman lebar namun matanya mengisyaratkan dendam. "Dan sekarang ... Lo juga ganggu hidup gue, Ris."

"G—Gue ganggu g—gimana?" Aris gemetaran melihat ekspresi wajah Galen yang aneh. Ia betulan tidak tahu.

"Lo ganggu Cleo, artinya lo ganggu hidup gue." Galen berbisik di telinga Aris, menyebabkan lelaki gemuk itu merinding sekujur badan. "Lo udah kelewat batas, Aris. Dan siapapun yang kelewat batas harus dihukum."

"Gal, g—gue bener-bener gak tau lo deket sama Cleo. Gue gak tau apa-apa—"

"Lo mau dihukum kasar atau halus?" sergah Galen tak ada hentinya membuat lelaki bertubuh besar itu menggeleng kuat-kuat.

"Kalau gak mau jawab, artinya gue yang tentuin sendiri," kata Galen sembari melepas blazer hitamnya sampai menyisakan kemeja putih saja.

Lidah Aris kelu sampai tidak bisa jawab. Tapi sepertinya Aris tidak perlu menjawab lagi karena sekarang Galen menggulung blazernya dan melilitkannya di mulut Aris agar tidak bisa bicara lagi.

Aris kebingungan, curiga dengan apa yang akan dilakukan Galen padanya setelah ini.

"Jangan nangis, Ris..." Galen menatap Aris dengan iba seolah melihat kelinci yang malang. Tubuh Aris malah bertambah lemas.

"Gue enggak akan nyakitin lo," bisik cowok itu di telinga Aris. Mengembalikan semua kata-kata yang dikatakan Aris pada Cleo layaknya uno reverse card. "Cuma dikit aja kok."

Bugh!

Kedua mata Aris melotot saat perutnya ditonjok oleh Galen sekuat tenaga. Ia dibungkam. Tidak bisa teriak apalagi minta tolong.

LOVEHOLICWhere stories live. Discover now