Part 25. Unusual Erina

342 59 2
                                    

________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

________________

Pletak!

Erina mengaduh dan memutar kepala dengan cepat ke arah datangnya tutup pulpen. Ia mendapati netra Jasmin menyorotnya penuh peringatan. Sepasang indra penglihatan berukuran lebih lebar darinya itu bergerak ke sosok laki-laki yang sedang menulis beberapa penyakit gastrointestinal. Masing-masing sediaannya akan mereka teliti di laboratorium Patologi Anatomi.

“Iya, tahu,” sahutnya tanpa suara, sementara tangan kanannya menelungkupkan ponsel yang baru dinyalakan lagi 15 detik lalu. Entah keberapa kali ini dirinya mencuri kesempatan mengintip benda canggih itu, padahal tahu jika Profesor Su tidak suka ada mahasiswa yang meleng sedetik pun dari penjelasan materi.

Erina kembali memfokuskan pandangan dan indra pendengaran untuk menangkap suara sang dosen. Namun, itu bertahan hanya beberapa menit ke depan karena ponsel di meja kembali bergetar pertanda pesan WhatsApp masuk. Ia memeriksa posisi Profesor Su yang ternyata sedang membuka daftar mahasiswa di kelas. Beliau ingin membagikan kelompok. Merasa ada kesempatan, tangan kirinya mendirikan binder. Di balik binder, ia mengoperasikan ponsel dan melihat sebuah pesan balasan dari Arga. Dirinya bolak-balik memperhatikan penjelasan dan beralih ke ponsel hingga jam pelajaran berakhir.

“Jasmin!” Perempuan yang hari ini memakai floral mini dress selutut merebut ponsel di genggaman Erina saat mereka baru keluar dari ruang kelas beberapa langkah.

“Wah … waaah, parah!” Begitulah komentar Jasmin sembari menggulirkan isi pesan dari Arga.

.
.
.

Maaf, isi bab ini dihapus sebagian demi kepentingan penerbitan.

Untuk versi revisi dan lengkapnya, teman-teman bisa beli dalam versi cetaknya.

Bisa follow akun Fiieureka untuk dapat informasi lebih banyak, ya?

Gamsahamnidaaa,
Fii

Thank You, Erina!Where stories live. Discover now