09. Datang

114K 8.4K 43
                                    

"Belum selesai Ay?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Belum selesai Ay?"

"Ngetik CV gak bisa cepet Mas," gerutu Ayasya tengah mengetik CV kakak laki-lakinya itu di laptop miliknya.

"Masih lama lagi?" tanya Alif.

Ayasya mendongak, bibirnya siap mengeluarkan unek-unek untuk kakaknya. Namun, ia mengurungkan niatnya saat melihat sang kakak menggerakkan tangan seolah meminta maaf.

"Mas Alif kalau mau lamar Ning Farah, ya tinggal lamar aja. Kenapa harus buat CV?"

Alif memajukan sedikit tubuhnya mengambil teh di atas meja, ia menyeruput teh buatan santriwati yang menjadi abdi ndalem di ponpes Abahnya.

"Mas batal melamar Farah," jawab Alif dengan santai.

Tubuh Ayasya mematung menatap kakaknya. "Loh, bukannya kalian saling suka?" tanya Ayasya dengan wajah polos berhasil membuat Alif tersendak teh hangat.

"Jangan ingatkan Mas, Ayasya," ucap Alif mengembalikan cangkir tehnya di atas meja. "Farah dan Azam sedang menyiapkan pernikahan mereka," lanjut Alif tak lepas menatap adiknya.

"Mas Azam? Ning Farah gak cerita apapun ke Ay. Kenapa tiba-tiba mereka akan menikah?"

"Ay!"

"Ning Farah sering cerita ke Ay soal kekaguman dia ke Mas Alif. Kenapa malah terima lamaran mas Azam?' protes Ayasya tidak terima baru mengetahui berita sepenting ini.

"Mas Alif yang telat melamar Farah dan memang sudah takdir mereka untuk berjodoh."

"Bukan begitu, Mas. Ini orang ndalem gak ada yang kasih tau Ay. Ternyata gini rasanya kuliah di luar kota. Gak tau dan gak ada yang kasih tau berita sepenting ini," protes Ayasya lagi.

"Kenapa jadi kamu yang cemberut, Ay?" tanya Alif  keheranan. Alif saja sudah ikhlas Farah dan Azam akan menikah.

"Ay kesel liat mas Alif dengan cepatnya mau buat CV untuk ta'aruf lagi. Dasar semua cowok sama aja!"

Alif mengerutkan dahi, kaget. "Maksud kamu Ay?"

"Rencana lamaran mas Alif baru saja batal, kenapa secepat ini mau ta'aruf dengan perempuan lain? Mas Alif gak sedih Ning Farah mau nikah sama mas Azam."

"Terus Masmu ini harus apa? Mas juga sedih setelah tau Farah sudah menerima lamaran sahabat Mas sendiri. Mas gak bisa apa-apa."

"Iya, seenggaknya move on dulu."

Alif tersenyum. "Mas sudah ikhlas Lillahi Ta'ala, Ay."

"Yakin?"

"Yakin, Ayasya Kanisya." Dengan gemas Alif mencubit pipi adik keduanya ini.

Mata Ayasya berkaca-kaca. "Kok, Aya jadi sedih dengernya."

"Hop! Jangan nangis, malu diliat sama abdi ndalem nanti."

ALIFWhere stories live. Discover now