49. Janji Liya

101K 8.3K 2.1K
                                    

Mari melestarikan vote dan komen di setiap bab cerita ini sebagai bentuk apresiasi kalian pada penulis.


Jadilah pembaca bijak yang tahu cara menghargai karya orang lain setelah menikmatinya.

Jadilah pembaca bijak yang tahu cara menghargai karya orang lain setelah menikmatinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dua minggu kemudian

"Coba dulu!"

"Rasa rumput, udah ketebak," balas Lahya menolak suapan es krim milik Nadine.

Nadine mendecak kesal. "Matcha enak tau. Coba sekali aja," ucap Nadine kembali menyodorkan es krimnya ke Lahya.

Siang ini mereka berencana untuk menjenguk Liya di RS. Mereka baru saja pulang sekolah, seragam putih abu-abunya pun belum mereka ganti. Keadaan Liya sudah membaik dan katanya banyak kemajuan dari kondisi Liya.

Kalian tahu apa yang membuat siswa kelas 12 itu merasa senang di siang bolong? Mereka baru saja selesai ujian sekolah. Beban yang memberatkan otak mereka akhirnya terhempas juga.

Tidak ada lagi belajar sampai tengah malam, menghafal materi sampai sakit kepala, mengingat rumus-rumus yang memusingkan, atau bahkan mendekam di perpustakaan sekolah sampai sore.

"Jahat banget sumpah," kata Nadine menarik es krimnya kembali.

Lahya mengalah. "Iya-iya. Sini tak cobain."

Lahya mencoba es krim matcha milik Nadine. Alis Lahya berkerut menandakan tidak suka dengan rasa es krim Nadine.

"Ditelen!"

Hwek

Mata Lahya berair karena hampir saja memuntahkan es krim Nadine. Lahya menggeleng, tidak bisa menelan es krim Nadine. Ekspresi Lahya tidak bisa bohong. Ia memegang tangan Nadine berusaha untuk menelan sisa matcha dalam mulutnya.

"Ngidam Bu sampai mual-mual gitu?" ejek Nadine.

"Iya, kan, ngidam anak kucingmu," jawab Lahya asal.

Nadine tertawa. Ia jadi penasaran akan satu hal. "Lahya?!"

"Hm?" sahut Lahya sibuk memperhatikan beberapa penjenguk keluar masuk RS. Mereka belum masuk ke RS, mereka memilih untuk menghabiskan es krim mereka lebih dulu.

"Kamu belum itu, kan, sama Gus Alif?"

Mata Lahya melotot. Sontak kaki Lahya menendang kaki Nadine dengan keras yang duduk di sampingnya.

"Aww...iisshh orang cuma nanya doang," kesal Nadine.

"Pertanyaanmu itu, loh."

"Tinggal jawab sudah atau belum, apa susahnya? Nih, ya, yang aku tau kalau ingin pengajuan nikah sama abneg itu syaratnya harus ada surat keterangan tidak hamil dari rumah sakit, jadi aku tanya kamu. Jangan sampe pas pengajuan nanti kamu kehalang sama masalah itu."

ALIFWhere stories live. Discover now