16. Kubu mana?

109K 7.7K 38
                                    

Sepuluh hari sebelumnya

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Sepuluh hari sebelumnya. Tepat di polres, pukul 11.20 siang. Dimana Lahya diizinkan untuk mengunjungi Nadine yang berstatus pelaku sementara atas tindak percobaan pembunuhan sahabat mereka, Liya.

"Aku ngarepnya yang datang mama sama papa, kenapa jadi kamu?"

"Kamu sendiri yakin kalau mereka sepeduli itu?" tanya Lahya berhasil membuat Nadine menelan ludah sendiri.

"Gimana perlombaannya? Seneng kamu bisa gantiin aku?"

"Nadine, sekarang bukan waktunya untuk bahas perlombaan."

"Bukannya maju di seni ganda putri sama Anggi itu cita-cita kamu?Paling-paling tanding sama aku, kalah kamu," ujar Nadine dengan angkuhnya menatap remeh sepupunya sendiri.

Lahya mendengus kesal. "Apa susahnya ngaku ke polisi kalau kamu bukan pelakunya?" tanya Lahya sedikit kesal mengalihkan pembicaraan.

"Tadinya pengen ngaku. Tapi kalau ngaku duluan, polisi gak ada kerjaan."

Tak!

Lahya memukulkan pulpen di tangannya ke kepala Nadine, hingga gadis itu memejamkan matanya sejenak.

"Awas kamu Lahya!" lirih Nadine menatap nyalang Lahya.

"Apa? Berani kamu?" tantang Lahya.

"Duduk!" kata Lahya tegas melihat Nadine hendak melawannya sungguhan.

Lahya tidak ingin membuat keributan di sini, ruang kunjungan cukup padat melihat orang keluar masuk bergantian. Belum lagi ada beberapa polisi yang berjaga di sini mengawasi setiap interaksi antara pengunjung dan tahanan.

"Ingat Lahya, waktu kunjungan terbatas. Gunakan dengan baik untuk membuktikan ucapan kamu jika Nadine tidak bersalah."

Lahya mendengar intruksi dari aerphone milik Gus polisi.

"Kamu tau yang terjadi di sekolah setelah kamu ditangkap polisi atas kasus pembunuhan Liya? Tidak ada yang tidak membicarakan keburukan kamu, Nadine."

"Bagus, dong. Bukannya kalo menurutmu aku malah panen pahala?" tanya Nadine dengan candaan. Gadis seumuran dengan Lahya itu sibuk mengurai rambutnya yang hitam legam yang panjangnya sepinggang.

"Saat kamu berdiam diri dalam sel penjara dan mengulur-ulur waktu untuk bersaksi dengan jujur, semakin yakin pula seisi sekolah bahwa kamu pelakunya."

"Bukan aku pelakunya!" ungkap Nadine tanpa ekspresi.

"Kamu tau Nadine, setelah mendengar banyak jeritan dari dalam lingkungan sekolah, aku yang lihat Sarah keluar gerbang dengan terburu-buru."

"Itu artinya dia gercep kaburnya."

"Aku serius Nadine!"

"Kamu pikir aku harus jawab apa?"

"Lahya! Lahya tanyakan pada Nadine mengapa ia tidak menjauh dari TKP? Mengapa ia memilih berdiam diri di TKP dan tidak takut akan menjadi pelaku atas kasus ini?"

ALIFМесто, где живут истории. Откройте их для себя