26. Hilang Wibawa

97.3K 6.7K 302
                                    

Mari untuk melestarikan vote dan komen di setiap bab cerita ini sebagai bentuk apresiasi kalian pada penulis.

Matanya mungkin terpejam, bibirnya sibuk berdzikir, namun percayalah hati dan pikirannya sibuk berkelana sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matanya mungkin terpejam, bibirnya sibuk berdzikir, namun percayalah hati dan pikirannya sibuk berkelana sekarang. Ia memikirkan kasus di SMA Tunas Bangsa dan kasus lain yang belum selesai ia tangani.

Mengingat perkara hari ini di sekolah, membuat Alif ingat kembali bagaimana ia hampir ketahuan masuk ke ruang kepala sekolah untuk mengambil hasil tespek dan usg itu. Untung saja ia cepat bersembunyi di bawah kolong meja  sesaat sebelum kepsek SMA Tunas Bangsa masuk kembali untuk mengambil stempel sekolah yang diminta oleh salah satu guru.

Setelah berhasil mengambil hasil tespek dan usg di laci meja kepsek. Alif segera kembali ke polres untuk menyerahkannya pada Ghani, meski jam sekolah belum selesai.

Kata Ghani, sidik jari Lahya memang ada pada tespek, tapi tidak ada pada hasil usg. Sedangkan sidik jadi yang mendominasi di kedua benda itu milik Sarah dan Dinda. Sangkaan Ghani terhadap Lahya bahwa gadis itu sebelumnya sudah menyentuh tespek dengan tidak sengaja, namun tidak menyadarinya. Hal itu membuat Alif lega saat mendengarkannya

Alif tersenyum merasakan kelegaan disela rasa kantuknya. Sudah hampir satu jam Alif menunggu abah kembali ke mesjid, tapi sampai sekarang ia belum merasakan bahwa abahnya akan kembali ke mesjid secepat yang abahnya janjikan. Alif sudah siap untuk merojaah dua juz malam ini, ia sudah menyiapkan hafalannya sejak siang tadi.

Alif bahkan berulang-ulang kali memastikan panjang-pendek hafalannya, beserta tajwid hafalannya yang insyaAllah akan benar semua dan tidak berantakan saat murojaah nanti. Satu hal yang Alif tidak bisa tahan sekarang, ia tidak tahan akan rasa kantuk yang menyerang. Padahal ia sudah bolak-balik membasuh wajahnya.

"Hidup ini isinya kalau gak capek, ya ngantukan kayak Gus sekarang ini," ujar seseorang berhasil membuat Alif membuka matanya.

"Astagfirullah, Thur!" kejut Alif melihat wajah Fathur yang begitu dekat dengannya.

Fathur tertawa berhasil membuat sahabatnya terkejut akan kedatangannya. Ia sengaja berjalan mengendap-endap mendekati Alif dan meminta para santri yang masih ada di mesjid pondok untuk tidak bersuara saat melihatnya.

"Ya Allah, Gus. Gitu aja kagetnya kayak liat setan."

"Kamu setannya. Tumben main ke pondok, bukannya sibuk skripsian?" tanya Alif memperbaiki posisinya bersandar pada tiang dalam mesjid.

Fathur membaringkan tubuhnya di samping Alif. "Skripsian terus juga capek Gus. Fisik sih gak capek-capek amat, tapi otak ana kalau diibaratkan mesin mungkin udah ngepul asap hitam."

Alif hanya balas mengangguk.

"Bro, bagi tips dong biar cepet lulus."

"Telat!" jawab Alif singkat, namun berhasil membuat Fathur memegang dadanya dramastis.

ALIFWhere stories live. Discover now