48. Harmoni Hujan

110K 8.8K 2.4K
                                    

Mari melestarikan vote dan komen di setiap bab cerita ini sebagai bentuk apresiasi kalian pada penulis.

Jadilah pembaca bijak yang tahu cara menghargai karya orang lain setelah menikmatinya.

Jadilah pembaca bijak yang tahu cara menghargai karya orang lain setelah menikmatinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Acha Septriasa - Sampai Menutup Mata 🎧)

"Sayang? Masih marah, ya? Kamu tau, kan, Mas paling gak bisa didiemin kamu? Mas gak suka sayang," sedih Alif semakin mengeratkan dekapannya.

Lahya menggeleng seperti robot. Ia tidak marah, hanya saja aneh rasanya mendapat perlakuan romantis dari Alif. Lahya terlalu kaku untuk membalasnya. Alhasil Lahya diam seperti patung. Ia takut banyak gerak. Jantungnya berdetak tidak aman sekarang.

"Mas?"

"Sebentar, Mas mau pastiin sesuatu," ujar Alif memindahkan kepalanya ke bahu kiri Lahya.

"Detak jantung kamu sama seperti Mas, sayang."

Siapa yang tidak deg-degan jika mendapat perlakuan romantis seperti sekarang? Lahya menarik tangan Alif lepas dari tubuhnya. Ia berbalik menatap mata Alif, lalu menarik tangan Alif untuk merasakan detak jantungnya.

"Sama, sayang."

Alif melepas tangannya salah tingkah. Senyumnya mengembang, sampai deretan giginya yang tersembunyi pun nampak. Tubuh Alif berpaling dari Lahya. Ia tidak bisa dibuat tidak tantrum oleh anak gadis ini.

"Mulai deh," kata Lahya melihat Alif tidak bisa tenang.

"Gak. Mas gak bisa, kamu terlalu...," Alif tidak bisa melanjutkan ucapannya. Ia malah menyandarkan tubuhnya pada bagian perosotan.

Oke, ini bukan pertama kalinya Lahya melihat sikap Alif yang alay. Ini yang Lahya takutkan saat ia mencoba membalas perlakuan romantis Alif. Suaminya ini bisa tantrum tak tersudahi.

"Coba ulangi yang tadi."

Lahya tahu. "Sayang...," ulang Lahya dengan suara mendayunya. Sengaja ingin membuat Alif lebih salah tingkah lagi.

"Boleh ninju ini, gak, sih?" heboh Alif sudah siap meninju perosotan tempat mereka berteduh.

"Heh, jangan dong. Ini punya umum," tegur Lahya sudah membulatkan matanya pada Alif.

Alif menakup wajah Lahya dengan kedua tangannya. "Kamu, sih, bikin Mas gemes. Kan, jadi, pengen_,"

"Stop!" kata Lahya dengan wajah datar. Ia menutup mulut Alif dengan telapak tangannya. "Gak lucu," kesal Lahya saat Alif ingin menciumnya.

"Oke, siap salah calon ibu bhayangkari," balas Alif cengingisan menahan dirinya yang dibuat gemas oleh Lahya. "Gak, kok. Mas cuma bercanda sayang," lanjut Alif masih sadar.

Kepala Lahya geleng-geleng dengan tingkah suaminya yang melebihi bokem. Bagaimana komandan penyidik kepolisian bisa setantrum ini saat digombal anak SMA? Dimana wibawa dan wajah sangarnya pergi?

ALIFWhere stories live. Discover now