40. Saksi SAH

115K 9.7K 2.5K
                                    

Mari melestarikan vote dan komen di setiap bab cerita ini sebagai bentuk apresiasi kalian pada penulis.

Bab ini banyak mengundang kesedihan dan kebaperan jadi diharapkan untuk membaca dikala sendirian.

Bab ini banyak mengundang kesedihan dan kebaperan jadi diharapkan untuk membaca dikala sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Melly Goeslaw - Promise 🎧)

"Sudah siap Le?" tanya abah Ali pada putranya.

"Bismillah Bah," jawabnya mantap.

Selesai menunaikan shalat isya, mereka berkumpul di masjid dekat RS. Emas kawin benar-benar seadaanya. Sepasang cincin yang Alif siapkan untuk melamar Lahya, kalung yang Ayasya kostum persis seperti kalung milik Lahya dan uang tunai sebesar 2,5 juta. Tanpa adanya seperangkat alat sholat dan al-Quran.

Ayasya sudah siap dengan kamera ponselnya. Giandra duduk di sebelah Alif, ia memegang ponsel dan di arahkan pada Alif. Panggilan video berlangsung dengan Lahya dan Nadine yang berada di ruang rawat.

Pak Yasin mengulurkan tangannya dan langsung dijabat oleh Alif. "Setelah ini, Lahya bukan hanya sekedar istri yang wajib kamu didik, bukan sekedar istri yang wajib kamu nafkahi, bukan sekedar istri yang wajib kamu ayomi. Tapi lebih dari itu, justru Lahya adalah istri yang wajib kamu jaga dari dosa.

Ingat Le, rejekimu, keberuntunganmu, ridho Tuhanmu, tergantung dari bagaimana kamu memuliakannya. Terima baik dan buruknya. Tutup aibnya, sembunyikan aibnya sekali pun dari orang terdekatmu. Jangan tinggalkan dia disaat susah, dan bawa dia kemana pun kamu pergi.

Apabila dia membangkang, jangan sekali pun kamu sakiti dia. Dan apabila sudah habis batas kesabaranmu dalam menghadapinya, pulangkan dia baik-baik pada Bapak, sebagaimana kamu meminta dia baik-baik pada Bapak. Paham Le?"

Tidak ada yang tidak tersentuh hatinya karena penuturan pak Yasin sebelum mengijabkan anaknya. Lahya pun sudah meneteskan air mata dari panggilan video sana. Sama halnya dengan Ayasya, ia menangis karena merasakan besar cinta seorang ayah pada anaknya.

Alif mengangguk mantap. "Saya paham, Pak."

"Jika bukan kamu, Bapak tidak akan melepas putri Bapak secepat ini. Amanah nggih, Le?"

"InsyaAllah Pak."

"Istigfar dan syahadat dulu sebelum ijab qobulnya."

Alif mengangguk. Pak Yasin dan Alif sama-sama beristigfar dan dilanjut dengan bersyahadat.

"Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Haafiz Alif Faezan bin Kiyai Ali Zaidy dengan anak saya Lahya Deemah dengan mas kawin berupa cincin dan kalung emas seberat 22 gram dan uang sebesar 2,5 juta. Tunai karena Allah," ijab pak Yasin diakhiri dengan menyentakkan ringan tangannya yang dijabat oleh Alif.

"Saya terima nikah dan kawinnya Lahya Deemah binti Yasin dengan mas kawin tersebut. Tunai karena Allah," qobul Alif dengan satu tarikan nafas dibarengi air matanya yang turun membasahi pipi.

ALIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang