25. Pengen Pulang

93.9K 6.2K 228
                                    

Cuaca siang ini cukup terik, sampai-sampai panasnya terasa di koridor depan ruang kepsek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cuaca siang ini cukup terik, sampai-sampai panasnya terasa di koridor depan ruang kepsek. Lahya hanya bisa memejamkan matanya seraya terus berdzikir "Hasbunallah wa ni'mal wakil". Ia duduk di kursi panjang yang tersedia di sekitar sana menunggu Nadine yang masih belum juga menemukan Sarah.

Rama dan Gus polisi juga belum kembali. Tadi Lahya berpas-pasan dengan Gus polisi di mushola, lalu Rama kemana perginya? Bisa-bisanya senior Lahya itu menghilang disaat-saat seperti ini.

Lahya menghela nafas berat. Entah ini musibah atau ujian, yang pasti Lahya sudah mendapat hikmah dibaliknya. Ia percaya dengan firman Allah dalam surah Al-Baqarah: 286 yang berbunyi لا يكلف الله نفساً إلا وسعها , bahwa Allah tidak membebani seseorang diluar kemampuannya. Lahya pasti mampu melewati semua ini dengan pertolongan-Nya.

Lahya juga meminta pertolongan Allah agar fitnah ini tidak sampai ke telinga anak osis. Sebab, anak osis penyebar gosip paling ulung melalui portal sekolah. Mereka pandai mempublikasikan gosip yang tidak tahu apakah itu benar atau tidaknya demi ketenaran osis sendiri.

Mata Lahya terbuka, tersentak kaget saat sesuatu yang dingin menyentuh kulit pipinya. Saat itu juga ia melihat Rama sengaja menempelkan es krim ke pipinya. Namun anehnya, kenapa Lahya malah makin panas di cuaca yang panas ini melihat Rama tiba-tiba saja duduk di sampingnya.

"Nih, es krim. Ngadem dulu, sebelum masuk lagi."

"Pipi Lahya jadi basah tau Kak," dengus Lahya mengusap pipinya.

"Iya, maaf Dek."

Lahya sedikit menggeser tubuhnya menjauh dari Rama. Seniornya ini duduk terlalu dekat dengannya dan ia takut timbul fitnah lagi dari siswa yang berseliweran di jam istirahat sekarang.

"Itu ada helm, kak Rama habis kemana?" tanya Lahya tidak sengaja melihat helm di samping Rama.

"Beliin es krim buat kamu, ini!" Rama kembali memberikan es krim coklat yang belum Lahya sentuh dari tangannya.

"Keluar naik motor cuma buat beli es krim? Gunanya kantin sekolah apa?"

"Bercanda, Dek."

Lahya menggeleng kehabisan kata-kata melihat Rama tertawa.

Rama menaruh es krim yang akan diberikan pada Lahya ke atas tempat duduk mereka. Ia bergerak mengeluarkan sesuatu dari saku almamater kampusnya, lalu memamerkan pada Lahya.

"Apa itu Kak?"

"Ini hasil medical check up kemarin. Aku sengaja ambil untuk buktiin tuduhan Dinda ke kamu itu salah," ujar Rama menggoyangkan surat berkop RS tempat Lahya dan teman-temannya check up kemarin.

Mata Lahya berbinar terharu pada Rama. "Kak Rama jauh-jauh ke RS untuk ambil hasil medical check up buat Lahya?"

"Nggak. Orang aku keluar buat beliin kamu es krim," jawab Rama dibarengi kekehan.

ALIFWhere stories live. Discover now