22. Tingkahnya atau Anaknya?

107K 6.3K 122
                                    

Suasana kelas begitu riuh menusuk sampai keubun-ubun Lahya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kelas begitu riuh menusuk sampai keubun-ubun Lahya. Susah payah Lahya menutup kedua telinganya dengan tangan, tapi kondisi kelas benar-benar kacau karena Tono berulah mengganggu teman kelas perempuannya.

"TONO STOP! SAKIT!" teriak teman Lahya yang kena slepet dari Tono.

"Lahya! Tolong bukain botol air minumku dulu, dong." Titin mengguncang tubuh Lahya yang duduk dalam posisi kepala ditidurkan ke atas meja.

"Tono bener-bener gak ada hari gak jail," jerah Lahya menerima botol tupperware punya Titin. Hanya dengan satu kali percobaan Lahya berhasil membuka botol air munim Titin yang katanya susah dibuka.

"Ini tutup botolku pasti dikencengin sama dia juga," geram Titin duduk di kursi depan Lahya. Ia mulai meneguk air minumnya.

Titin menaruh kembali botol minumnya. "Lahya!" 

"Opo o?"

"Temen bangkumu gak datang lagi? Dia gak kapok apa kemarin udah dikasi surat peringatan sama pak Mahmud?"

"Aku gak tau, Tin." jawab Lahya menoleh melihat kursi tempat duduk Liya yang sekarang ditempati Gus polisi, kosong. Raut wajah Lahya tergambar dengan jelas sedih, mana kemarin main tinggalin Lahya di UKS sendirian tanpa pamit.

"Kayaknya emang tuh anak gak ada niatan mau lulus. Sering banget bolosnya. Ganteng sih, tapi badung. Makanya anak-anak suka, tapi pada males deketinnya," crocos Titin melihat tidak suka ke kursi samping Lahya.

Lahya bisa memastikan jika polisi muda itu tidak masuk karena ada tugas di kantor polisi. Pasti ada kasus lain yang ditangani oleh Gus polisi. Namun, selama Gus polisi menyamar menjadi siswa, yang membuat Lahya bertanya-tanya lewat mana polisi itu keluar dari SMA ini saat jam pelajaran berlangsung? Tidak mungkin belakang sekolah, kan?

Titin berdecak sebal Lahya mengabaikannya. "Hati-hati kamu sama dia, Ya. "

Lahya mengangguk dengan cepat. "Iya."

"Jangan iya-iya aja kamu. Aku liat kalian deket, sebelumnya sudah kenal, tah?"

"Enggak Titin!" jawab Lahya dengan helaan nafas sedang malas. 

Orang yang mereka sebut badung itu adalah anak kiyai dari pemilik pesantren ternama di Semarang. Itu juga mas gantengnya Lahya, jelas gantenglah. Bagaimana jika suatu hari teman-temannya ini tahu identitas asli Gus polisi, yakin mereka tetap tidak akan menyukainya? Paling-paling juga langsung pada ngebatin, "mau pake adat apa Mas?"

"TONO KURANG AJAR KOWE YOOOO!!!!!" teriak teman Lahya sampai Lahya dan Titin sama-sama menutup telinganya.

Teriakan itu menyadarkan Lahya dari lamunannya. Sedangkan Tono yang diteriaki hanya tertawa dan terus berlari karena dikejar-kejar beberapa teman perempuannya. Keringat laki-laki itu sudah membanjiri pelipis dahinya. Kakinya pun sudah nyeker seolah sengaja agar bisa berlari cepat saat dikejar teman-teman perempuannya.

ALIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang