KITM ~ 7

829 85 6
                                    

Para lansia yang hampir memenuhi jalan terlihat serius mengikuti gerakan dua orang wanita yang melakukan gerakan senam dibantu oleh dua orang pria yang sesekali terlihat membenarkan gerakan para lansia yang kurang tepat. Senam pagi seperti ini rutin dilakukan di beberapa tempat setiap minggunya, termasuk di dekat rumahnya dan beberapa meter lagi di hadapannya saat ini.

Na Rae yang menggunakan jumpsuit pendek berwarna merah maroon melangkahkan kedua kakinya memasuki sebuah kedai kecil yang berada di sebuah gang kecil tidak jauh dari pusat kota setelah ia berhasil melewati para lansia yang memperlihatkan wajah berseri-seri mereka.

"Oh, eonni," pekik senang seorang gadis berusia 23 tahun berambut pendek begitu melihat Na Rae masuk ke dalam kedai.

"Ga Young-ah, timjang-nim ada di dalam?" tanya Na Rae begitu gadis yang dipanggil Ga Young itu menghampirinya.

"O, Se Joon oppa juga ada di dalam,"

"Arasseo, aku masuk dulu,"

"Ne,"

Gadis itu tersenyum sumringah mengantar Na Rae yang melangkah masuk ke bagian dapur yang ada di dalam kedai milik pamannya yang sekaligus merangkap sebagai tempat pamannya dan yang lain bekerja.

Na Rae yang sudah masuk ke area dapur langsung berbelok ke arah tembok dengan lukisan seorang koki tergantung di sana. Na Rae menyentuh lukisan itu dan memutarnya tiga puluh derajat sampai tembok itu bergerak mundur lalu menjadi sebuah akses menuju ke sebuah ruangan yang berisi beberapa perangkat komputer lengkap di dalamnya.

"Oo, nuna? Kau datang kemari pagi sekali,"

Ucap Se Joon begitu dirinya menyadari kedatangan Na Rae. Seperti tak mendengar ucapannya, Na Rae yang terlihat buru-buru itu hanya melangkah sedikit cepat melewatinya begitu saja dengan kedua mata yang memperlihatkan kekesalan yang teramat besar. Park Jun Mo yang sedang berkutat dengan komputernya masih terlihat fokus karena tidak menyadari kedatangan Na Rae.

Brakk

"Ya Tuhan jantungku,"

Park Jun Mo melonjak kaget memegang dadanya begitupun Se Joon karena Na Rae yang tiba-tiba menggebrak meja Park Jun Mo dengan keras. Ketika Park Jun Mo menoleh, ia mendapati Na Rae yang menatapnya dengan mata menyipit penuh selidik.

"Mwo?" ucap Park Jun Mo sambil menggerakkan dagunya naik.

"Timjang-nim,"

"Mwo!"

"Kenapa kau masih berurusan dengan Cho Kyuhyun?" 

"Mwo? Aku tidak mengerti kau bicara apa," ucap Park Jun Mo terlihat jelas menghindari pertanyaan Na Rae dan memilih kembali berkutat dengan komputernya.

"Katakan saja," desak Na Rae sambil memutar kursi Park Jun Mo agar menghadap ke arah nya.

"Katakan apa?"

"Jangan berpura-pura tidak tau,"

"Aku memang tidak tau apa yang kau bicarakan, yak, Song Na Rae, kenapa sejak dulu kau ini pemaksa sekali? Apa kepalamu sebegitu kerasnya sampai kau tidak mau mendengarkan aku?" Park Jun Mo membela diri membuat Na Rae hanya memutar kedua bola matanya merasa jengah, Na Rae sudah sangat hapal bahwa atasannya ini akan selalu menggunakan kalimat yang sama seperti ini jika ia sudah terpojok di dalam sebuah situasi yang melibatkan mereka berdua.

"Pekerjaan bagus Park timjang-nim, tetap tahan lampu dan nyalakan lima menit lagi terhitung mulai sekarang,"

Na Rae tiba-tiba mengikuti apa yang dikatakan Kyuhyun malam itu membuat Park Jun Mo mengatupkan mulutnya tak bisa menyangkal lagi inti dari kemana arah pembicaraan Na Rae. Sementara Se Joon yang benar-benar tidak tau duduk masalah antara Na Rae dan atasannya saat ini langsung memilih opsi untuk keluar dan bergabung dengan kekasihnya Park Hwa Young dari pada harus mendengar perdebatan keduanya.

Kissing In The MoonlightWhere stories live. Discover now