KITM ~ 4

921 96 0
                                    

Na Rae mengunci pintu tokonya ketika dirinya selesai bersiap untuk pergi berbelanja kebutuhan sehari-harinya yang sudah mulai menipis. Seperti kebiasaannya ketika berada di sekitar lingkungannya, kali ini Na Rae hanya menggunakan atasan kaos putih lengan pendek kebesaran dan rok denim yang panjangnya hanya sampai di atas lutut dengan sepatu kets berwarna putih. Rambutnya ia ikat dengan model ponytail, Na Rae mulai melangkah menjauh dari tempat tinggalnya sambil bersenandung setelah memasang earphone dari ponselnya.

Dengan langkah santai, sesekali Na Rae menoleh ke kanan dan ke kiri seolah ia tengah melihat-lihat toko-toko dan rumah-rumah yang berada di sepanjang langkahnya. Na Rae masih mendapati orang-orang sama yang mengawasinya berada di tempat mereka masing-masing, entahlah, Na Rae tidak tau sampai kapan mereka ditugaskan untuk me mata-matai nya. Pertemuannya dengan seorang pria yang mengaku bernama Cho Kyuhyun tempo hari membuat Na Rae memutuskan bahwa orang-orang yang ada di luar tempat tinggalnya adalah orang-orang suruhan dari Cho Kyuhyun.

Na Rae 100% yakin dengan apa yang ada di dalam kepalanya karena sepertinya pria itu bukanlah orang biasa. Langkah Na Rae kini membawanya untuk berbelok di pertigaan jalan, tiba-tiba seulas senyuman mengejek terbit di wajahnya.

"Aigoo, sebegitu penasarannya dia padaku. Hhh, mau bagaimana lagi. Pesonaku ini benar-benar terlalu kuat sejak dulu. Bahkan sepertinya sekarang lebih kuat lagi," ucap Na Rae pada dirinya sendiri sambil tertawa kecil.

Di sepanjang perjalanan ke swalayan, Na Rae tak henti-henti memuji dan mengagumi diri sendiri. Sampai di swalayan pun, kedua tangan Na Rae yang mendorong troli belanja masih memuji dirinya sendiri.

"Tunggu sebentar," ucap Na Rae pada diri sendiri ketika ia menyentuh sebotol sampo membuat orang-orang yang saat itu berada di dekatnya dengan otomatis menoleh heran ke arah Na Rae yang sebenarnya sejak tadi mulutnya tak pernah diam mengoceh.

"Kenapa dia mencariku? Apa benar hanya karena dia ingin aku bekerja dengannya? Tapi kenapa? Tiba-tiba begitu?" tanya Na Rae pada dirinya sendiri. Na Rae mencebik kesal dan memasukkan sebotol sampo yang dipegangnya tadi ke dalam troli belanja dengan perasaan kesal.

"Tidak akan, aku sama sekali tidak berminat untuk bekerja dengannya," ucap Na Rae berlalu sambil mendorong troli belanja ke bagian lain.

Na Rae kembali berkeliling untuk mengambil beberapa keperluan lain. Ketika ia sampai di rak yang berisi aneka mie instan, Na Rae menghentikan langkahnya dan terlihat meringis.

"Dia seorang chaebol bukan? Baru pertama kali seumur hidupku aku melihat wujud nyata black card dan memegangnya secara langsung dengan kedua tanganku,"

Na Rae mengangkat kedua tangannya dan memperhatikan telapak tangannya dengan seksama bercampur dengan tatapan shock karena kedua tangannya itu sudah memegang kartu yang baginya sangat luar biasa.

"Hhh, betapa beruntungnya kalian," ucap Na Rae memelas pada kedua telapak tangannya. Na Rae mengipasi dirinya dengan kedua tangan saking terharunya ia dengan pengalaman pertamanya memegang black card.

"Astaga, kenapa rasanya panas sekali," gumam Na Rae dengan tatapan terharu. Ketika tanpa sengaja ia menoleh, Na Rae menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan bertanya karena ternyata ada beberapa orang yang memperhatikannya dengan tatapan miris.

"Mwo!" ucap Na Rae dengan menaikkan dagunya membuat orang-orang yang menatapnya tadi memilih untuk kembali menyibukkan diri dengan kegiatan mereka. Na Rae mencebik kesal lalu memasukkan beberapa mie instan ke dalam troli belanjanya dan memilih untuk segera membayar semua belanjaannya yang sudah hampir memenuhi troli.

***

Kompleks perkantoran megah milik K.H Grup yang terdiri dari bangunan 25, 40, dan 32 lantai berlokasi di Cheongyang, Seoul itu terlihat ramai dengan banyaknya para pegawai yang mulai membubarkan diri karena jam kerja mereka yang telah selesai. Ada pula beberapa pegawai yang memilih untuk tetap tinggal karena ingin menyelesaikan pekerjaan mereka segera agar mereka tidak memiliki tanggungan pekerjaan yang menumpuk di hari berikutnya.

Kissing In The MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang