KITM ~ 30

593 77 6
                                    

Sepasang heels merah, blouse merah serta bawahan rok hitam sepanjang lutut, tidak lupa sebuah mantel hitam yang bertengger manis di pundaknya. Lalu sebuah tas bermerk warna merah serta sebuah kacamata hitam yang membingkai kedua matanya dengan kokoh. Ye Seul, dengan kepercayaan diri yang diatas rata-rata terlihat memasuki sebuah perusahaan tanpa merasa canggung sama sekali. Dengan satu tujuan, ia melangkah mantap menuju ke arah meja resepsionis tanpa menurunkan kacamatanya.

"Aku ingin bertemu dengan Ahn sajangnim," ucap Ye Seul membuat resepsionis wanita itu terlihat menunjukkan senyumannya dengan sedikit enggan karena melihat bagaimana sikap Ye Seul.

"Apa sebelumnya anda sudah membuat janji dengan Ahn sajangnim?"

"Belum," jawab Ye Seul tak ambil pusing dengan pertanyaan sang resepsionis. "Katakan saja Park Ye Seul ingin bertemu membawa sebuah berita penting, dia pasti akan mengerti,"

"Mianhamnida, kebijakan di perusahaan kami tidak memperkenankan siapapun yang belum membuat janji dengan Ahn sajangnim meminta untuk bertemu dengan sembarangan. Alangkah lebih baiknya anda membuat janji terlebih dahulu dengan-"

Brakk

"Apa sulitnya menelponnya dan memberi tahu kalau aku datang! Dia juga sudah pasti akan membiarkanku untuk masuk tanpa harus membuat janji!" marah Ye Seul setelah menggebrak meja resepsionis hingga membuat banyak pasang mata menatap ke arahnya karena sempat terkejut dengan apa yang dilakukan Ye Seul tak terkecuali sang resepsionis yang sempat berjingkat kaget karena Ye Seul memukul meja tetap di hadapannya.

"Tapi, saya hanya bisa mengikuti peraturan-"

"Telpon saja dia!" Ye Seul masih marah karena tidak suka dengan sikap si resepsionis yang tidak mendengarkan kata-katanya.

"Ada apa ini?" suara bariton seorang pria dari balik punggung Ye Seul membuat sang resepsionis yang melihat ke arah siapa yang baru saja berbicara itu otomatis menundukkan kepalanya memberi hormat pada orang yang jabatannya cukup penting di perusahaan tempatnya bekerja itu. Ye Seul menoleh ke belakangnya ketika ia mengenal suara barusan, dan benar saja, Ye Seul menunjukkan senyuman puasnya karena melihat siapa yang berdiri tidak jauh darinya ini.

"Do biseo, nona ini memaksa untuk bertemu dengan Ahn sajangnim, tapi nona ini belum membuat janji," sang resepsionis menjelaskan keributan yang terjadi. Do Bum In, sekertaris Ahn Bok Nam menatap Ye Seul dari ujung kepala hingga kaki.

"Ada hal penting yang harus aku katakan padanya, kau pasti tau apa hal yang ingin aku katakan padanya bukan?" ucap Ye Seul dengan percaya diri seolah-olah ia ingin memamerkan sebuah berlian mahal yang ia dapatkan. Do Bum In mengalihkan pandangannya ke arah sang resepsionis.

"Lanjutkan saja pekerjaanmu," ucap Bum In lalu beralih menatap ke arah Ye Seul. "Ikuti denganku," lanjutnya sambil berbalik dan berlalu menuju ke arah lift. Ye Seul tersenyum puas, tanpa menoleh lagi ke arah resepsionis, Ye Seul segera melangkahkan kedua kakinya mengikuti Bum In tanpa mengucapkan apapun lagi. ketika mereka berdua sampai di dalam lift, Bum In segera menekan angka 16.

"Hanya kali ini saja. Jangan pernah lagi membuat keributan ketika datang ke perusahaan ini jika kau ingin bertemu dengan Ahn sajangnim," ucap Bum In akhirnya membuat Ye Seul melirik ke lain arah dengan malas. "Tempat ini bukan lingkungan yang bisa kau teriaki macam-macam seperti dimana kau tinggal selama ini. Kau harus paham itu," perkataan yang diucapkan Bum In membuat Ye Seul menahan amarahnya.

Jika saja ia tidak ingat dengan uang-uangnya, ia sudah akan memukul habis pria di depannya ini. Padahal jika dibandingkan dengan perusahaan Cho Kyuhyun, perusahaan ini bukanlah tandingan yang sebanding dengan milik Cho Kyuhyun. Tapi setidaknya, ia harus segera menyelesaikan urusannya dengan Ahn Bok Nam dan membawa pergi uang yang sudah dijanjikannya sebelum Cho Kyuhyun meluruh ratakan tempat ini karena berani mengusik kehidupannya.

Kissing In The MoonlightWhere stories live. Discover now