KITM ~ 25

612 87 16
                                    

"Timjang-nim,"

"Ga Young-ah, dimana biji wijen nya?"

"Timjang-nim,"

"Yak, Oh Gil Han. Aku hanya memintamu untuk mengupas jeruk nya, bukan memakannya!"

"Timjang-nim,"

"Ga Young-ah, aku butuh daun bawang, tolong ambilkan,"

"Park Jun Mo timjang!" kini suara Na Rae mulai terdengar kesal karena panggilannya sama sekali tak digubris oleh Park Jun Mo. Park Jun Mo masih memilih untuk sibuk dengan kegiatannya.

Ketika Ga Young datang membawa dua buah daun bawang berukuran besar dan meletakkannya di depan meja sang paman, maka saat itu juga Na Rae bergerak cepat merampas daun bawang sebelum tangan Park Jun Mo sampai. Park Jun Mo akhirnya hanya bisa menghela napas lelah ketika mendapati delikan kesal dari raut wajah Na Rae.

"Wae? Mwo? Kau mau apa?" tanya Park Jun Mo membuat Na Rae tidak membuang-buang waktu.

"Biarkan aku bergabung lagi dengan Gil Han dan Se Joon. Timjang-nim, aku benar-benar sangat bosan karena hanya mengurus toko bunga tanpa melakukan apapun,"

"Tidak tidak tidak. Tidak bisa. Aku tidak bisa melanggar perintah Cho hoejangnim asal kau tau, lagi pula orang-orangku sekarang sudah banyak dan semuanya bekerja dengan baik dan rapi. Aku tidak mau menambah personel lagi,"

Gil Han dan Ga Young yang menjadi penonton hanya diam menyimak kedua kubu itu saling berdebat.

"Timjang-nim, aku, Gil Han dan Se Joon benar-benar sudah seperti satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Aku yakin mereka pasti juga ingin aku kembali, bukan begitu Oh Gil Han?" Na Rae mencari pembelaan pada Gil Han yang langsung memutuskan tatapannya dari Na Rae dan Park Jun Mo lalu memilih fokus pada pekerjaannya mengupas jeruk. Na Rae berdecak sinis pada tingkah Gil Han.

"Kenapa kau bersikeras sekali padahal kau tidak perlu lagi bersusah payah untuk berbelanja, kekasihmu seorang chaebol Song Na Rae, jangan lupakan fakta itu,"

Na Rae mencebik kesal. Biarpun kekasihnya adalah orang yang kaya raya, Na Rae tidak mungkin semudah itu menerima apa yang diberi. Buktinya, Na Rae bahkan sama sekali belum pernah menggunakan black card Kyuhyun.

Mau bagaimana lagi, ia benar-benar dilanda bosan. Ia butuh hiburan. Na Rae melirik Park Jun Mo lagi dan membanting daun bawang yang ia rampas tadi ke meja di depan Park Jun Mo agak kasar.

"Kenapa sekarang kau jadi rajin membantu Ga Young mengurus kedai," omel Na Rae menjauh mendekati Gil Han dan Ga Young sambil mengambil sebuah jeruk yang sudah dikupas bersih oleh Gil Han.

"Yak, kau pikir kalau aku berdiam diri di depan komputer terus menerus, orang-orang yang datang kemari tidak akan curiga," balas Park Jun Mo tak kalah ikut mengomel.

***

Senyuman bahagia tak pernah lepas dari wajah Bok Nam ketika ia melihat beberapa foto yang ada di tangannya. Ia merasa dunia benar-benar sedang memihak kepadanya. Ia tidak akan lupa untuk memberikan bonus pada anak buahnya setelah ini. Mereka benar-benar bekerja dengan cepat kali ini. Sepertinya benar, selama ini mungkin dirinya terlalu gegabah tanpa memikirkan resiko dari segala rencana maupun tindakannya karena hanya berfokus pada Kyuhyun saja. Tapi kali ini, ia akan mengubah strateginya untuk meluncurkan sebuah serangan baru.

Tok tok tok

"Masuk," jawab Bok Nam tanpa mengalihkan padangannya dari foto-foto yang ia pegang.

Dua orang anak buah Ahn Bok Nam terlihat membawa masuk Park Ye Seul yang langsung menatap sinis ke arah Bok Nam begitu ia dipertemukan lagi dengan orang yang menculiknya.

Kissing In The MoonlightWhere stories live. Discover now