KITM ~ 10

770 85 6
                                    

Kyuhyun melangkah memasuki sebuah gedung kosong dengan cahaya lampu yang tidak terlalu terang. Letak bangunan yang sangat jauh dari perkotaan di dalam hutan sana membuat banyak sekali orang yang tidak mengetahui bahwa di sana akan ada sebuah bangunan di tempat seperti ini. Beberapa orang yang memang ditempatkan untuk menjaga di sana langsung menundukkan kepalanya begitu Kyuhyun melewati mereka.

Di sebuah ruangan yang lebih besar dari ruangan lain di bangunan itu, Kang Ji Wook yang merupakan salah satu bawahannya sudah menunggu. Ia menundukkan kepalanya memberi hormat pada Kyuhyun yang kini melangkah menghampirinya.

"Berikan padaku," ucap Kyuhyun pada Jae Sung yang berada di belakangnya sambil menengadahkan tangan kirinya. Tak butuh waktu lama, Jae Sung memberikan sepasang hand glove pada atasannya itu yang langsung dipakai.

"Bagaimana?" tanya Kyuhyun pada Ji Wook sambil mengamati beberapa senjata api yang berada di dalam peti di hadapannya.

"Semuanya baik-baik saja hoejangnim. Tuan Song Sung Min sudah menyetujui persyaratan untuk membeli senjata kita,"

"Sudah kau perhatikan dengan teliti semua hal tentang dirinya?"

"Ne,"

Kyuhyun hanya menganggukkan kepalanya masih meneliti dua senjata api yang salah satunya kini berada di tangannya.

"Bagaimana dengan pembayarannya?" tanya Kyuhyun lagi.

"Tuan Song setuju dengan tawaran pertama yang kita berikan untuknya,"

"Dia menyetujui lokasi yang sudah kita tentukan?"

"Sudah hoejangnim, besok dini hari transaksi ini akan dilakukan. Dan seperti biasa pula, sudah ada beberapa orang yang akan mengawasi transaksi kita besok,"

"Jangan sampai ada kesalahan untuk transaksi besok, kau harus ingat itu," ucap Kyuhyun meletakkan kembali senjata api yang ia pegang tadi.

"Algeseumnida hoejangnim,"

***

Na Rae yang mengenakan bodycon dress warna merah hati terlihat sibuk mencari barang di maksud oleh atasannya. Di dalam salah satu kamar yang ada di dalam club, Na Rae sudah berhasil leluasa bergerak untuk mencapai tujuannya datang ke tempat ini setelah berhasil membuat seorang pria, bukan, lebih tepatnya pria paruh baya yang ia tahu bernama Lee Do Jae tak bergerak di atas ranjang karena ulah Na Rae.

Na Rae mencoba membuka satu persatu map yang ia temukan di setiap ia membuka laci yang ada di sana. Na Rae juga menyisir tembok barangkali ada sebuah pintu rahasia atau apapun yang memungkinkan Lee Do Jae menyembunyikan file yang dimaksud.

"Aishh, dimana sebenarnya kau meletakkannya!" kesal Na Rae berkacak pinggang sambil menatap kesal ke arah Lee Do Jae yang sudah jelas tidak akan mampu melihat apa yang dilakukan Na Rae.

Na Rae mulai menyentuh barang-barang yang terpajang di dinding dengan teliti lagi. Ia melangkah perlahan dengan tangan kirinya yang meraba setiap pajangan dinding sampai akhirnya sebuah lukisan pulau jeju yang ia sentuh berhasil membuka suatu brankas kecil yang berada di bawah lukisan tersebut.

Seulas senyum senang tercetak jelas di wajah Na Rae. Ketika tangannya hendak terulur untuk menyentuh pintu brankas tersebut, niatnya harus tertunda karena kedua telinganya menangkap sebuah langkah yang menuju ke ruangannya. Na Rae menoleh ke arah pintu dan terlihat menunggu siapa pun itu yang mendekati ruangan di mana ia berada. Tepat ketika gagang pintu mulai berputar, sebuah suara pekik tertahan dan pukulan mulai menyambangi telinganya.

Na Rae langsung mengabaikan hal itu dan menoleh kembali pada brankas kecil yang pintunya amat sangat samar dengan dinding. Na Rae mulai mengambil beberapa map yang ada di dalam brankas tersebut dan menelitinya satu persatu untuk menemukan file yang di maksud.

Kissing In The MoonlightWhere stories live. Discover now