Prolog

2.9K 137 8
                                    

Seorang wanita 29 tahun yang memakai bodycon dress berlengan pendek warna hitam dengan panjang di atas lutut serta bermodel v neck terlihat menatap ke salah satu ruangan yang ada pada bangunan 15 lantai di depannya dari sebuah restoran di seberang jalan. Rambut coklat panjang dan bergelombang nya ia biarkan tergerai sambil sesekali menyesap minumannya.

"Wah, mereka berani sekali melakukan transaksi di tempat yang ramai seperti ini," ucap seorang pria berusia 23 tahun itu memandang ke arah camilan di hadapannya dengan takjub.

"Kau pikir kenapa mereka begitu? Tentu saja karena mereka sudah sangat berpengalaman," jawab pria 25 tahun yang duduk di samping pria tadi ikut memakan camilan.

"Kapan kita akan kesana?" pria 23 tahun itu bertanya lagi. Dia adalah Oh Gil Han.

"Tentu saja setelah ini," jawab pria 25 tahun, Jang Se Joon.

"Nuna, apa kau tidak kedinginan dengan baju seperti itu?" tanya pria 23 tahun yang duduk di depannya. Si wanita hanya bisa menghela napas dan mulai mengalihkan pandangannya ke arah pria di depannya yang menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Wae? Kau mau membelikan pakaian untukku Gil Han-ah?" tanyanya sambil menopang dagu.

"Oh, tentu saja tidak. Aku hanya bertanya pada nuna. Aku masih menyayangi uang-uangku," jawab pria itu dengan senyum bangga dan menepuk-nepuk saku jaket hitam di dada kirinya.

"Bersiaplah di posisi masing-masing, waktu kita hanya 35 menit untuk mendapatkan senjata rakitannya,"

Suara dari earphone walkie talkie ditelinga kanan ketiga orang yang duduk di meja restoran langsung bersiap. Wanita itu mengambil beberapa lembar uang dan meletakkannya di bawah gelas.

Jglekk

Listrik di seluruh kota tiba-tiba padam membuat beberapa pengunjung terkejut karena pemadaman listrik yang tiba-tiba. Ketiga orang itu melangkah keluar tanpa takut terantuk meja dan kursi seolah mata ketiganya mampu melihat secara normal di dalam kegelapan.

Seseorang terlihat membukakan pintu untuk ketiga orang itu begitu mereka sampai di salah satu sisi bangunan 15 lantai tersebut. Tentu saja orang itu adalah bagian dari kelompoknya. Sudah ada beberapa orang yang berada di dalam gedung untuk membantu dan mempermudah aksi ketiga orang itu.

Ketiganya mengikuti seorang pria yang menunjukkan jalan untuk sampai ke tempat dimana mereka harus mulai beraksi. Jalan yang mereka lewati seperti lorong rahasia yang ada di gedung ini karena tidak ada orang selain mereka di sana.

"Setelah pintu ini," ucap lirih si pria yang mengantar begitu mereka sampai di sebuah pintu.

"Ada berapa orang kita yang ada di masing-masing jalan keluar?" tanya si wanita.

"Lima orang," jawabnya lagi.

"Kau bisa pergi," ucap si wanita lalu segera membuka pintu begitu si penunjuk jalan sudah menjauh.

Cklek

"Siapa itu!"

Dengan cepat, Gil Han langsung melumpuhkan orang yang memergoki ketiganya. Wanita itu mulai berhitung berapa jumlah orang yang berlari ke arah mereka.

"Lima di kanan, enam di kiri," ucap si wanita membuat Gil Han dan Se Joon langsung bertindak. "Delapan dari depan," ucap si wanita dengan seringainya dan mulai bergerak maju sebisa mungkin untuk menghindar agar waktunya tidak habis di tempat ini saja.

Wanita itu terus menghindar agar ia sampai di pintu berikutnya. Berbekal insting dan pendengarannya yang tajam, si wanita berhasil melewati enam orang tanpa tersentuh sekalipun karena keadaan yang gelap gulita. Si wanita langsung melangkah mundur begitu dua orang yang tersisa berhasil menyentuh tangannya.

Kissing In The MoonlightWhere stories live. Discover now