---02---

1.1K 212 41
                                    

"Selamat pagi, Agita," suara itu memasuki liang pendengaranku. Rasanya, walaupun sudah seminggu ini terus mendengar suaranya, bagiku suara itu masih terdengar asing di telingaku. Rasanya, aku masih belum bisa menerima suara itu untuk masuk ke kehidupanku.

Walau sebenarnya, alasanku adalah karena aku belum siap untuk menerima sosok baru di hidupku.

Setidaknya, untuk saat ini.

Aku menolehkan kepalaku, menatap laki-laki yang sedang nyengir di belakangku itu.

Dia Farrel, cowok bermata biru yang merupakan anak baru di sekolahku.

"Kok baru dateng? Biasanya lo dateng lebih dulu daripada gue," ucapnya. Nada suara yang Farrel gunakan terdengar sangat hangat pagi ini. Aku sampai sedikit tersentuh.

Hanya sedikit, dan hanya sesaat.

"Kepo," balasku datar. Aku sama sekali tidak berniat untuk ramah di hadapannya.

Walau sudah aku balas dengan datar dan seolah tanpa semangat, Farrel tetap saja tersenyum. Matanya menyipit saat ini. Aku tidak tahu kenapa, tapi ekspresi itu terlihat lucu saat ini.

"Nggak kepo, kok. Cuma pengen tau aja," kata Farrel seraya menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya yang berbentuk huruf 'V'.

"Hahanjir. Receh," aku mengucapkan kalimat itu tanpa ekspresi sedikit pun.

"Coba sekali-kali senyum, deh, Git. Lo itu lebih cantik kalau senyum. Bukan tanpa ekspresi gini." Farrel mengusap rambutku lembut. Tangannya terasa hangat di puncak kepalaku.

Aku mencoba untuk tersenyum. Tipis. Sangat-sangat tipis. Tapi hal itu malah membuat Farrel tersenyum lebar.

"Tuh 'kan. Apa gue bilang. Lo cantik banget kalau lagi senyum." Farrel menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Sering-sering senyum, deh. Soalnya, senyum lo itu pembawa kebahagiaan buat gue."

Farrel pergi begitu saja.

Dan aku malah berpikir apa maksud dari ucapannya itu.

*****

Sejujurnya, gue males ngetik panjang sekarang. Dan sejujurnya, gue lupa sama cerita ini :v

25 Januari 2017
2

3:15

The RegretHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin