---12---

370 77 5
                                    

Gita berjalan menyusuri koridor sekolahnya, Verdana High School, dengan senyum di wajahnya. Di tangannya, ia menggenggam sebuah kotak berwarna biru langit. Tak terasa, gadis bernama lengkap Agita Adeeva itu sudah sampai di depan kelasnya. Ia membuka pintu kelas, kemudian mencari seseorang. Senyumnya mengembang saat melihat orang itu. Dengan langkah lebar, Gita mendekatinya. Kemudian menjulurkan kado yang dibawanya.

"Happy birthday, Vir," ujar Gita. Ia berusaha menampilkan satu senyuman di bibirnya.

Sementara Vira menoleh ke arahnya, menatap gadis itu dengan tatapan sinisnya. Kemudian, ia menatap kado yang Gita bawa. "Mau apa lo?" tanya Vira sinis. "Ngapain lo ngehampirin gue lagi? Mau sombong karena pada akhirnya lo yang ngedapetin Farrel?"

Refleks, Gita menggeleng cepat. "Eng-enggak, kok. Gue... gue cuma mau ngasihin kado ini buat lo," balas Gita gugup. Ia berusaha mengenyahkan tatapan Vira yang menatapnya tidak suka. "Lo... lo 'kan hari ini ulang tahun."

Vira memutar bola matanya. Ia berdecih pelan sambil bersidekap, "Nggak usah sok perhatian, deh lo," ujarnya. Ia mengibaskan tangannya, seolah mengusir Gita.

"Paling enggak, please lo terima kado dari gue. Gue udah nunggu lama buat ngasihin kado ini," pinta Gita. Ia kembali menyodorkan kado itu.

Vira berdecak pelan. "Gue nggak mau nerima apapun itu," balas Vira. Ia mengambil kado itu, kemudian melemparkannya ke belakang kelas.

Mata Gita melebar. Ia tidak menyangka Vira sangat membencinya. Gita menundukkan kepalanya. Selaput bening terlihat meliputi bola matanya. Ia berjalan ke belakang kelas, kemudian mengambil kado itu.

Tiba-tiba, seseorang membalik tubuhnya secara paksa. Gita mengerjapkan matanya beberapa kali saat orang itu menyeka air mata dari sudut matanya.

"Ck. Gue bilang jangan nangis di depan anak sekelas," ujar cowok yang ternyata adalah Nathan. Ia merebut kado yang ada di tangan Gita. Kemudian memperhatikannya dengan saksama.

"Buat Vira, ya?" tanyanya. Ia menatap Gita sejenak, kemudian menatap Vira yang sedang mengobrol dengan beberapa temannya.

Gita hanya bisa mengangguk pelan. Ia menundukkan kepalanya, sambil berusaha menahan air mata yang hampir menetes.

"Sini gue yang kasih," ucap Nathan sambil berjalan menghampiri Vira. Sementara Gita menahan lengannya sambil menggeleng pelan. Tapi Nathan langsung melepaskan tangan Gita dengan lembut sambil tersenyum menenangkan.

"Vir," panggil Nathan, berusaha tenang.

Vira menengok, menatap mata berwarna hitam milik Nathan, "Kenapa, Nath?" balasnya. Ia menurunkan pandangannya dan mendapati kado dari Gita ada di genggaman Nathan. Tatapannya sontak menajam.

"Gue tau. Lo mau maksa gue buat nerima kado itu, kan?" tembak Vira. Ia berdecih pelan. "Ngapain gue nerima barang dari seorang pengkhianat?"

Nathan terhenyak saat mendengar kata-kata Vira. "Apa kata lo barusan?! Pengkhianat?!" Nathan menaikkan nada suaranya. "Lo ngebut sahabat lo sendiri sebagai pengkhianat?!"

Vira memutar bola matanya. Ia bangkit, berdiri di hadapan Nathan dengan sorot mata tajam yang menatap tepat ke mata Nathan. Ia tertawa renyah sejenak sebelum akhirnya berkata, "nggak elo, nggak Farrel, semuanya ngebela cewek sialan itu."

Tangan Nathan terangkat, hendak menampar Vira. Tapi, seseorang menahan lengannya. Nathan menengok dengan heran dan mendapati Gita berdiri di sebelahnya. Tangannya menggenggam lengan Nathan dengan erat.

"J-jangan," ucap Gita lirih. Ia memejamkan matanya dan setetes air mata mengalir dari sudut matanya. "J-jangan, Nath."

Nathan memutar bola matanya. Ia berdecak. "Lo terlalu baik buat orang sejahat dia!" balas Nathan. Ia melempar kado dari Gita, tepat ke arah Vira. Kemudian menarik tangan Gita dan membawanya bangkunya.

The RegretWhere stories live. Discover now